Bagaimana menurut anda terkait penyakit sapi gila?

Halo, peternak sapi! Pernahkah anda mendengar suatu penyakit sapi yang dikenal dengan nama Penyakit Sapi Gila? Pasti pernah.Sejarah Penyakit Sapi Gila ini marak diperbincangkan semenjak tahun 2000 di mana medis kesehatan sapi menyebut penyakit sapi gila dengan Bahasa Latin bovine spongiformence phalopathy (BSE).

Bovine Ephemeral Fever disebabkan oleh virus BEF, yang termasuk dalam single stranded RNA, genus Ephemerovirus, family Rhabdoviridae. Virus ini mempunyai besaran antara 80-140 nm, dan berbentuk seperti peluru, mempunyai amplop, sehingga sensitf terhadap diethylether dan sodium deoxycholate (St. George 1988). Pada suhu 48°C, virus BEF tetap aktif dalam darah. Virus ini juga dapat diinaktifkan pada suhu 56°C selama 10 menit atau 37°C selama 18 jam (Della Porta dan Brown 1979). Virus BEF tidak aktif pada pH 2,5 atau pH 12,0 selama 12 menit. Hasil karakterisasi isolat BEF dari beberapa negara menunjukkan bahwa isolat BEF asal Jepang, Taiwan, Cina, Turki, Israel dan Australia, memiliki kesamaan gen yang conserve. Secara filogenetik, BEF memiliki kesamaan berdasarkan daerah/negara, yang terbagi dalam tiga kelompok klaster yaitu kelompok Asia, Australia dan Timur Tengah (Zheng dan Qiu 2012). Tidak ada perbedaan yang jelas antara strain virus yang satu dengan yang lain, meskipun di Australia, isolat virus BEF yang diperoleh dari nyamuk berbeda dengan yang diperoleh dari ternak sapi yang terinfeksi. Isolat yang diperoleh hanya membedakan antara virus BEF virulen dan avirulen (Kato et al. 2009).
3. Bagaimana menurut anda terkait penyakit sapi gila?
Jawab: Penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD) merupakan gangguan otak parah yang bisa menyebabkan dampak fatal, bahkan sampai berujung pada kematian. Gejala penyakit ini umumnya mirip dengan gejala demensia, penyakit Alzheimer, dan gangguan otak lainnya, namun infeksi ini lebih agresif dan bertambah parah dalam waktu singkat.
Penyakit sapi gila relatif langka dan jarang ditemukan. Menurut penelitian, penyakit ini menyerang satu dari sejuta orang pertahun dan banyak ditemukan pada orang dewasa.
Secara umum ada empat jenis penyakit Creutzfeldt-Jakob (CJD), yaitu:

  • Sporadic CJD. Merupakan jenis penyakit sapi gila yang paling sering ditemukan. Gangguan muncul sebagai perubahan protein otak menjadi protein abnormal, yang disebut dengan prion. Penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Kebanyakan penyakit jenis ini terjadi pada orang dewasa berusia 45-75 tahun. Gejala-gejalanya mulai berkembang pada usia 60-65 tahun.
    ■ Variant CJD (vCJD). Diakibatkan oleh konsumsi daging ternak yang positif terinfeksi penyakit sapi gila dan mengandung prion. Masa inkubasi jenis penyakit sapi gila ini sangat lama, bisa lebih dari 10 tahun.
    ■ Familial CJD. Merupakan jenis penyakit sapi gila yang paling jarang ditemukan. Seseorang menderita kelainan ini karena diturunkan dalam keluarga. Jenis ini menyerang setiap satu dari sembilan juta orang di dunia.
    ■ Iatrogenic CJD. Ditularkan secara tidak sengaja melalui prosedur medis seperti pengobatan dan operasi. Sejumlah peralatan medis yang tidak disterilkan bisa menjadi media penularan penyakit sapi gila.
    =====
    Penyebab Penyakit Sapi Gila
    Sampai saat ini belum diketahui apa penyebab berubahnya protein normal menjadi protein prion, yang dapat terjadi di otak, usus kecil, atau saraf tulang belakang hewan ternak. Penyakit ini bisa menular dari satu hewan ke hewan lain atau bahkan ke manusia.
    Penyakit sapi gila menular ketika hewan yang terinfeksi disembelih, kemudian bagian-bagian tubuh hewan yang terinfeksi itu digunakan untuk pakan ternak atau dikonsumsi manusia. Dengan kata lain, seseorang berisiko tertular penyakit sapi gila jika mereka memakan bagian otak dan tulang belakang dari hewan yang terinfeksi.
    Meski tidak diketahui penyebab pastinya, faktor genetik dan usia diyakini bisa meningkatkan risiko penyakit sapi gila. Seseorang dengan familial CJD dapat menurunkan kondisi ini kepada keturunannya. Dari segi usia, orang dengan usia di atas 60 tahun lebih rentan mengalami sporadic CJD.
    Diagnosis Penyakit Sapi Gila
    Dugaan terhadap penyakit sapi gila ditentukan berdasarkan perkembangan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Satu-satunya jalan untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang mengalami penyakit sapi gila adalah dengan biopsi otak melalui otopsi, yang dilakukan apabila penderita sudah meninggal dunia.
    Namun demikian, terdapat berbagai prosedur diagnosis yang dapat membantu menegakkan diagnosa penyakit ini, antara lain:
    ■ Pemeriksaan neurologis. Pada tahap awal, dokter neurologi (spesialis saraf) akan memeriksa kemungkinan adanya penyakit lain yang memiliki gejala serupa, misalnya penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, atau tumor otak.
    ■ Electroencephalogram (EEG). Untuk merekam aktivitas otak dan membantu mendeteksi aktivitas elektrik yang tidak normal pada penderita sporadic CJD.
    ■ Pemindaian dengan MRI. Menggunakan gelombang radio dan medan magnet untuk mendapatkan gambaran detail tentang kondisi otak pasien.
    ■ Pungsi lumbal. Pengambilan sampel cairan otak dari area tulang belakang pasien untuk diteliti lebih lanjut.
    ■ Pemeriksaan genetik. Tes darah dilakukan untuk mendeteksi potensi terjadinya mutasi dalam gen dan memastikan adanya faktor keturunan.
    ■ Biopsi amandel. Pengambilan sampel jaringan amandel untuk melihat kemungkinan adanya prion di amandel penderita variant CJD.