Similar to emotional intelligence, once you can understand your emotions, you can learn to control them. The ability to stay calm, assess your self, then make adjustments comes down to simple self-control.If you can control your emotions and reactions to the world, you can better control the outcomes.
Life is 10 percent what happens to me and 90 percent of how I react to it. – Charles Swindoll
Apa yang dimaksud dengan emotional control ?
Emosi adalah perasaan intens yang ditunjukan kepada seseorang atau kepada sesuatu terhadap seseorang atau suatu kejadian. Emosi dapat ditunjukan ketika manusia merasa senang akan sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Ada baiknya tiap orang belajar mengendalikan diri dalam arti mengendalikan emosi negatif. Secara cepat harus memahami hakekat dari masalah yang dihadapi. Secara cepat harus berhitung apa untung ruginya. Boleh saja marah, tetapi tak perlu mengucapkan kata-kata kotor apalagi tindakan fisik.
Secara umum, manusia memiliki 3 jenis kecerdasan yaitu, kecerdasan intelektual ( Intelligence Quotient; IQ), kecerdasan emosional (Emotional Quotient; EQ), dan kecerdasan spritual ( Spiritual Quotient; SQ).
Ketiga kecerdasan ini saling mendukung dalam pribadi seseorang dalam kehidupan. Bagi seorang pemimpin keceradasan emosional sangat penting dalam memimpin sebuahperusahaan. Seorang pemimpin harus selalu dalam kondisi tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.
Hal – hal apa saja yang perlu dipersiapkan dan dilakukan dalam emotional control antara lain :
-
Mempunyai visi yang jelas : Visi merupakan suatu kekuatan seseorang untuk melakukan perubahan. Seorang pemimpin harus mempunyai visi untuk melakukan suatu perubahan dan mengarahkan perusahan akan menuju.
-
Responsif : Seorang pemimpin harus selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian terhadap mereka yang dipimpinnya. Selain itu, selalu aktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi organisasinya.
-
Menjadi seorang pelatih bagi pekerjanya : Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memberikan motivasi, memberikan inspirasi,dan mendukung para pekerjanya dalam menyusun suatu perencanaan kegiatan/target yang akan dicapai.
Mengapa emotional control itu penting ?
Bagi seorang pemimpin yang mengutamakan kecerdasan emosional akan lebih menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan seorang pemimpin yang lebih mengutamakan kecerdasan intelektualnya, karena dengan mengutamakan kecerdasan emosional seorang pemimpin akan memiliki pola pikir dengan menganggap karyawan sebagai aset dan bagian yang paling penting dalam sebuah perusahaan.
Apabila karyawan selalu diperhatikan oleh pemimpin, mendapat inspirasi dan motivasi, dan tidak memiliki masalah maka dengan sendirinya karyawan akan bekerja dengan maksimal untuk perusahan. Seorang pemimpin harus mampu mengelola emosi karyawannya.
Sesekali seorang pemimpin harus memuji hasil pekerjaan/prestasi karyawannya, jangan hanya saat karyawan melakukan kesalahan dimarahi habis-habisan tetapi ketika berhasil membuat prestasi justru tidak disapa sedikitpun.
Seorang pemimpin juga harus bisa menempatkan diri dalam beberapa situasi. Kadang bersikap sebagai seorang manajer, kadang bersikap sebagai seorang bapak kepada anaknya, kadang bersikap sebagai teman atau sahabat, kadang bersikap sebagai konsultan, kadang pula bisa bersikap sebagai juru therapis yang mengobati pasiennya.