Bagaimana mengobati vitiligo ?

Vitiligo merupakan penyakit yang menyebabkan hilangnya warna kulit. Bagaimana mengobatinnya ?

image

Vitiligo merupakan penyakit yang menyebabkan hilangnya warna kulit. Seberapa luasnya vitiligo dapat menyerang kulit seseorang dan seberapa parah hilangnya warna kulit sangat bervariasi dan tidak dapat diprediksikan. Vitiligo dapat menyerang bagian kulit manapun di tubuh, dan tidak menutup kemungkinan dapat mengenai rambut, bagian dalam mulut, dan bahkan mata.

Pada kondisi normal, warna kulit, rambut, dan mata ditentukan oleh suatu pigmen yang disebut melanin. Pada vitiligo, sel-sel yang membentuk melanin berhenti berfungsi atau mati. Maka dari itu, terbentuklah bercak-bercak putih pada kulit akibat melanin tidak mampu memproduksi warna kulit.

Penanganan vitiligo ditujukan terutama untuk memperbaiki estetika atau penampilan kulit dengan cara mengembalikan warna kulit seperti semula. Sayangnya, dampak terapi seringkali hanya bersifat sementara, dan tidak menjamin penghentian penyebaran penyakit.

Sinar matahari dapat menjadi masalah tersendiri bagi penderita vitiligo. Ketika terpapar sinar matahari, kulit akan menghasilkan melanin untuk melindungi kulit terhadap bahaya sinar ultraviolet. Pada penderita vitiligo, jumlah melanin dalam kulit tidak mencukupi, sehingga kulit pun tidak terlindungi dari sinar matahari. Maka dari itu, pastikan untuk menggunakan tabir surya dengan SPF 30 atau lebih untuk mencegah kerusakan kulit yang lebih lanjut.

Selain itu, Anda juga dapat menggunakan krim ‘kamuflase’ kulit untuk menyetarakan warna kulit. Krim tahan air ini berfungsi menyamarkan bercak-bercak vitiligo. Alternatif lainnya adalah produk kosmetik seperti losion penggelap warna kulit atau yang lebih dikenal dengan tanning lotion.

Vitiligo juga dapat ditangani dengan prosedur medis, namun langkah-langkah tersebut umumnya memiliki efek samping yang dapat memengaruhi kesehatan Anda. Karena itu, dokter cenderung menganjurkan penanganan vitiligo dengan produk perawatan tubuh dan kosmetik secara maksimal sebelum memutuskan langkah penanganan lain.

Sumber : www.alodokter.com