Bagaimana mengobati Ventricular Tachycardia ?

Ventricular tachycardia atau takikardia ventrikel adalah suatu kondisi ketika bilik jantung (ventrikel) berdetak sangat cepat, yaitu lebih dari 100 kali per menit, dengan minimal 3 detak abnormal berturut-turut. Bagaimana mengobatinnya ?

image

Ventricular tachycardia atau takikardia ventrikel adalah suatu kondisi ketika bilik jantung (ventrikel) berdetak sangat cepat, yaitu lebih dari 100 kali per menit, dengan minimal 3 detak abnormal berturut-turut. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada kelistrikan jantung, biasanya terjadi pada kelainan jantung, seperti kardiomiopati dan penyakit jantung koroner.

Denyutan yang sangat cepat ini mengganggu pengisian ventrikel jantung oleh darah yang akan dipompa ke seluruh tubuh, karena waktu pengisian menjadi sangat pendek. Meski umumnya hanya berlangsung dalam waktu singkat dan tidak menimbulkan gejala, takikardia ventrikel juga bisa berlangsung lebih panjang dan disertai gejala seperti kepala yang terasa ringan (pening), pusing, hingga pingsan.

Pada kasus gawat darurat, penanganan takikardia ventrikel dilakukan dengan resusitasi jantung paru (CPR), defibrilasi listrik (memberikan sengatan listrik yang berasal dari defribilator), dan obat antiaritmia.
Penanganan takikardia ventrikel jangka panjang, selain bertujuan untuk mengembalikan detak jantung normal, juga untuk mencegah serangan terjadi lagi, serta mencegah komplikasi. Tindakan yang dapat diakukan adalah:

  • Pemasangan alat yang bernama implantable cardioverter-defibrillator (ICD) di dalam dada atau area perut untuk membantu mengembalikan irama jantung ke kondisi normal.
  • Prosedur ablasi dengan menggunakan frekuensi radio (radiofrequency ablation). Prosedur ini menggunakan arus listrik yang berasal dari gelombang radio untuk menghancurkan titik area pada jaringan jantung yang menyebabkan gangguan irama.
  • Terapi sinkronisasi ulang jantung (cardiac-resynchronization therapy) melalui pemasangan sebuah alat yang akan mengatur denyut jantung.

Pemberian obat antiaritmia. Untuk mencegah agar jangan sampai gangguan serupa terjadi lagi.

Sumber : www.alodokter.com