Afasia adalah gangguan fungsi bicara yang disebabkan oleh adanya kelainan pada otak. Umumnya penderita kondisi ini sering keliru dalam memilih, merangkai, dan mengartikan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang benar. Bagaimana mengobati ini ?
Afasia adalah gangguan fungsi bicara yang disebabkan oleh adanya kelainan pada otak. Umumnya penderita kondisi ini sering keliru dalam memilih, merangkai, dan mengartikan kata-kata menjadi sebuah kalimat yang benar. Selain itu, afasia juga dapat memengaruhi kemampuan menulis.
Penanganan afasia bergantung pada faktor-faktor seperti jenis afasia, usia, penyebab, serta ukuran dan posisi kelainan di otak. Penderita afasia yang terserang stroke dianjurkan mengikuti sesi terapi wicara dari ahli terkait. Sesi terapi yang akan berlangsung secara rutin ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berbicara penderita afasia. Dalam sesi terapi, penderita juga akan diajarkan cara berkomunikasi yang tidak harus melibatkan percakapan. Jika Anda memiliki kerabat atau teman yang menderita afasia, berikut ini adalah sejumlah tips yang bisa Anda lakukan dalam berkomunikasi dengan mereka:
- Dapatkan perhatian penderita afasia sebelum Anda mulai berkomunikasi.
- Berbicara tidak terlalu keras, sederhana, dan perlahan-lahan.
- Gunakan alat peraga dalam penyampaian pesan.
- Tulis atau gambar pesan-pesan yang ingin disampaikan di secarik kertas.Jaga kontak mata dan perhatikan bahasa tubuh serta penggunaan gestur penderita afasia.
- Gunakan pertanyaan sederhana dengan jawaban “ya” atau “tidak”, ketimbang pertanyaan panjang yang bertele-tele.
- Berikan waktu bicara yang cukup bagi penderita afasia.
- Berikan semangat dan hindari overproteksi terhadap penderita afasia.
- Berikan pujian ketika penderita afasia telah berusaha bicara.
- Lakukan hal-hal di atas dalam kegiatan sehari-hari, kapan dan di mana saja.
Selain dengan terapi, dokter juga biasanya akan meresepkan obat-obatan sebagai kombinasi dalam penanganan afasia. Contohnya adalah bifemelane, bromocripitine, idebenone, piracetam, atau piribedil.
Sumber : www.alodokter.com