Bagaimana Menghitung Energi Total Seseorang?

energi total
Laju Metabolisme Basal merupakan kebutuhan energi minimal yang dibutuhkan untuk
bertahan hidup pada saat kondisi tubuh sedang beristirahat. Bagaimana Menghitung Energi Total Seseorang?

1 Like

Pengeluaran Energi

Pengeluaran energi total merupakan penjumlahan dari pengeluaran energi saat istirahat dan pengeluaran energi bersih dari berbagai aktivitias yang kita lakukan selama sehari. Pengeluaran energi yang biasa kita lakukan sehari-hari (habital energy expenditure) biasanya dapat digunakan untuk menduga kebutuhan energi harian kita, hanya saja masalahnya sulit menentukan habital energy expenditure, yang sering kita amati hanyalah actual energy expenditure. Kita tahu bahwa actual energy expenditure seseorang biasa sangat berbeda menurut waktu dan keadaan.

Menurut Sentosa Giriwijoyo (2012:59) bahwa pada kehidupan dengan aktivitas yang terlalu santai maka peredaran darah juga selalu lambat.Benturan –benturan dengan jumlah energi atau antar-sesamanya dengan demikian juga ringan-ringan saja.Hasilnya ialah bahwa energi dapat mencapai umur yang lebih tua (120 hari).Karena eritrosit-eritrosit dapat mencapai umur yang lebih tua, maka siklus pergantianya pun lambat.jadi tidak perlu terlalu aktif, orang dengan pola kehidupan demikian kurang menguntungkan baik bagi dirinya maupun bagi penerima energi. Untuk menduga habital energy expenditure biasanya dapat dilakukan dengan cara merekam kegiatan atau energi yang dikeluarkan selama beberapa hari sampai mingguan, sehingga nilai rata-ratanya dapat dipakai untuk menduga kebutuhan senergi harian orang tersebut. Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam menghitung kebutuhan energi total seseorang, yaitu :

Hukum konservasi tenaga yang berbunyi : ”Produksi energi total dalam tubuh dan energi dalam makanan yang dikonsumsi dikurangi energi dalam ekskreta dan energi untuk pertumbuhanproduksi energi total di dalam tubuh berfungsi untuk melakukan kerja internal (melangsungkan proses kerja tubuh yang minimal Basal Metabolisme). Pada umumnya perhitungan kebutuhan energi orang dewasa mengikuti hal pokok kedua. Dengan demikian dihitung dahulu Metabolisme Basal dengan cara-cara seperti yang diuraikan di muka atau memakai cara menghitung yang praktis meskipun kasar, yaitu: LMB= 1Kalori/kg berat badan/jam.

Setelah ditemukan, hasil lalu dihitung jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja eksternal (kegiatan fisik). Untuk menghitung energi ini dipakai angka-angka yang telah disusun dalam suatu daftar yang menyatakan banyaknya energi untuk berbagai kegiatan persatuan berat badan dan persatuan waktu seperti kegiatan fisik yang dilakukan sehari-hari dapat dicatat dan kemudian dapat dihitung dengan menggunakan daftar.

Satu hal lagi yang perlu diperhitungkan adalah adanya pengaruh makanan yang terkenal dengan istilah SDA. Tidak setiap zat makanan dioksidasi dalam tubuh memberikan efek yang sama terhadap Metabolisme energi. Pengaruh makanan terhadap Metabolisme dapat dianalogkan dengan pajak. Tubuh tidak mendapatkan seluruh energi dalam makanan karena sebahagian dipakai untuk membayar pajak Metabolisme. Jumlah inilah yang dikurangkan dari Metabolisme energi bukan karena digunakan untuk mencerna makanan tetapi untuk memberikan rangsangan api Metabolisme. Dalam hal lemak, meningkatnya Metabolisme energi meskipun hanya kecil disebabkan karena lebih banyaknya bahan bakar yang dapat disampaikan kepada jaringan. Untuk karbohidrat naiknya metabolisme energi (± 6%) karena panas yang dihasilkan dalam proses kimia untuk melakukan metabolisme. Pengaruh protein cukup besar yaitu 30-40% disebabkan oleh bagian dari hasil pencernaan atau metabolisme berfungsi sebagai perangsang langsung terhadap proses metabolisme.

Otot merupakan salah satu jaringan tubuh yang membutuhkan energi ATP. Energi tersebut digunakan otot untuk kontraksi sehingga menimbulkan gerakan-gerakan sebagai aktivitas fisik. Menurut Fox dan Bowers (1988) ATP paling banyak ditimbun dalam sel otot dibandingkan dengan jaringan tubuh lainya, akan tetapi ATP yang tertimbun di dalam sel otot jumlahnya sangat terbatas, yaitu sekitar 4 - 6 m M/kg otot. ATP yang tersedia ini hanya cukup untuk aktivitas cepat dan berat selama 3 -8 detik (Katch dan Mc Ardle, 1986). Oleh karena itu, untuk aktivitas yang relatif lama, perlu segera dibentuk ATP kembali.