Bagaimana cara mengatasi stres dengan Al-Qur'an?

mengatasi stres

Bagi beberapa orang, termasuk saya, mendengarkan musik dapat meredakan stres. Disamping itu, Al-Qur’an juga menawarkan solusi untuk menghilangkan stres sebagaimana Allah berfirman “Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (QS ar-Ra’du:28).

2 Likes

Ketika stres melanda, sebaiknya membaca Al-Quran, karena Al-Quran merupakan penyembuh atau obat (as-syifa) bagi insan manusia. Berikut penjelasannya :

Ketika Stress Datang, Bacalah Ayat-Ayat Al-Qur’an


Dalam suratal-Fushilat ayat 44 Allah berfirman, yang artinya:

“Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”.

Kemudian didalam surat al-Isra’ ayat 82, Allah berfirman yang artinya:

“Dan Kami turunkan al-Qur’an itu suatu yang menjadi penawar serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

Kedua ayat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah benar-benar menjelaskan kepada hamba-Nya yang beriman bahwa al- Qur’an itu bisa menjadi rujukan dalam menyembuhkan berbagai penyakit, baik penyakit yang berhubungan dengan fisik maupun psikis.

Atas izin dan perkenan serta Kuasa Allah, semua yang terjadi pada diri hamba, dengan sistem penyembuhan menggunakan al-Qur’an untuk semua gangguan fisik ataupun psikis, bila disertai penuh keyakinan, keikhlasan serta mantap, maka apapun jenis gangguan atau penyakit yang menimpa diri akan bisa terusir bahkan musnah berkat kalam Allah Yang Mahasuci.

Sikap seperti ini telah dituntut oleh surat al-Ankabut ayat 52, Allah berfirman, yang artinya:

“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu al-Qur’an, sedangkan dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam al-Qur’an itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman."

Dalam realitas sehari-hari, kita sering kurang meyakini kalau al-Qur’an itu memiliki daya penyembuh yang mujarab. Kita lebih terbiasa pergi ke dokter, tabib, atau psikiater bila menderita gangguan fisik ataupun psikis. Padahal, al-Qur’an sendiri telah menyatakan bahwa sama sekali tidak ada keraguan di dalam ayat-ayat-Nya.

Itulah sebabnya, Ibnu at-Tin dalam kutipan Gamal K, menyatakan bahwa lafal-lafal untuk memohon perlindungan dan lafal-lafal lain dari asma Allah, sesungguhnya merupakan obat/penyembuh ruhani (kejiwaan), jika lafal-lafal itu melewati atau dibaca oleh hamba yang baik, insyaallah kesembuhan akan dapatdiperolehnya.

Di sisi lain, Rasulullah juga menegaskan, sebagaimana riwayat Ibnu Majah, beliau bersabda yang artinya: “sebaik-baik obat adalah al-Qur’an”.

Imam al-Qusyairi telah mengumpulkan ayat-ayat penyembuhan yang ada di dalam al-Qur’an. Beliau menyatakan bahwa ketika anaknya menderita sakit hebat sehingga sudah tidak ada harapan lagi karena sudah dilakukan berbagai upaya, maka ketika ia bermimpi bertemu Rasulullah, beliau bersabda,

“Mengapa kamu tidak memperhatikan ayat- ayat penyembuhan yang diberikan Allah di dalam kitab-Nya?"

Kemudian, al-Qusyairi mendapat ayat-ayat tersebut pada enam tempat didalam al-Qur’an, yakni:

  1. Surat at-Taubah ayat 14:

"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu, dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka serta melagakan hati orang-orang yang beriman”.

  1. Surat Yunus ayat 57:

Hai, manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit (yang berada dalam dada) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.

  1. Surat as-Syu’ara ayat 80 :

Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku”.

  1. Surat Fushilat ayat 44 :

“Katakanlah; al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”.

  1. Surat al-Isra’ ayat 82:

Dan Kami turunkan dari al-Qur’an sebagai suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yangberiman”.

  1. Surat an-Nahl ayat 69:

“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia”.

Hasil research al-Qusyairi tersebut, perlu kita pedomani terutama dalam rangka membentengi diri dan sebagai solusi di saat kita sedang mengalami gangguan kejiwaan, baik tingkat ringan, sedang, maupun berat. Tentunya, hal ini dilapisi dengan keyakinan yang dalam kepada Allah Yang Mahakuasa, yang menguasai diri setiap hamba dan Dia tidak akan pernah lupa pada janji-Nya.