Bagaimana Mengatasi Demam Panggung?

demam panggung

Saat ditunjuk untuk presentasi atau berbicara di depan kelas, saya seringkali mengalami demam panggung, terkadang lupa apa yang ingin saya sampaikan dan akhirnya berbicara sering tidak lancar.

Jika di depan kelas saja saya sudah demam panggung, entah bagaimana jika nanti berpidato di atas panggung atau podium.

Bagaimana caranya agar bisa mengatasi masalah ini?

1 Like

Adam Grant, seorang penulis buku Give and Take: Why Helping Others Drives Our Success yang merupakan bestselling The New York Times ternyata pernah mengalami demam panggung disaat ia masih berada di bangku kuliah.

Adam menerima tawaran untuk menjadi pembicara di sebuah pidato publik. Perlu diingat bahwa ia adalah seorang yang takut untuk berbicara pada audiens yang banyak, bahkan mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan di kelaspun ia tak berani, apalagi menyampaikan sebuah pidato.
Setelah menerima tawaran berpidato tersebut Adam tidak bisa tidur, ia bermimpi buruk akan dirinya yang melupakan naskah pidatonya dan bangun dalam keadaan basah kuyup oleh keringat.

Disaat hari H pidato, ia menyampaikannya dengan lancar, tidak ada kesalahan. Adam pun lega, hingga akhirnya ia membaca komentar dari para audiens yang mengatakan:

“Cobalah agar tidak gugup. Kamu terlihat seperti boneka tangan yang bicara dan sepertinya kamu mengingat semua kalimat yang ada di naskahmu untuk presentasi”

“Kamu seperti membaca dari teleprompter. Kamu harus mengambil jeda nafas! Pidatomu terlalu mekanis”

“Kamu terlalu tegang, sampai sampai aku bergetar sendiri di tempat dudukku”

Dan dari semua feedback penonton itulah Adam belajar selama satu setengah tahun untuk berpidato di depan publik, menjadi pembicara di lebih dari 100 acara pidato dan ratusan presentasi, dari situlah Adam akhirnya berubah drastis. Apa saja yang harus dilakukan agar pidato bisa tersampaikan dengan baik dan tidak mengalami demam panggung? Berikut adalah tips-tipsnya:

  • Jangan menenangkan diri sendiri.

Sebuah penelitian oleh professor Alison Wood Brooks di Harvard melaporkan bahwa 90% orang orang yang akan berpidato di depan penonton akan mencoba untuk menenangkan diri mereka sendiri, dan sayangnya strategi ini tidak efektif. Orang orang yang menenangkan dirinya sendiri cenderung untuk memberikan pidato yang kurang persuasif dan percaya diri,

Daripada mengatakan “Tenanglah” atau “Aku tenang” cobalah untuk mengatakan pada diri sendiri, “Aku tidak sabar untuk memberikan pidato” dan “Aku bergairah sekali” karena orang orang yang memberikan sugesti diri semacam ini memberikan pidato yang lebih meyakinkan dan lebih percaya diri.

  • Belajar dengan mempraktekkan

Untuk mengatasi ketakutan untuk berbicara di depan umum, hal yang paling efektif untuk dilakukan adalah dengan berlatih secara praktek karena pengalaman adalah guru terbaik. Cobalah untuk latihan dalam kondisi yang menyerupai pidato publik se-nyata mungkin. Tidak masalah memulainya dari kelompok kecil karena dengan berlatih sedemikian rupa maka menghadapi orang banyak di kemudian hari pun tidak akan menjadi masalah.

  • Matikan lampu

Untuk mengurangi rasa gelisah saat berpidato, menggelapkan ruangan akan sangat membantu, karena dengan strategi ini, wajah audiens akan sulit terlihat dan ekspresi mereka yang sulit dilihat akan mengurangi rasa resah. Kegelapan juga akan menghambat orang orang untuk tidur, maka dari itu rasa percaya diri akan muncul di ruangan yang minim cahaya.

  • Kenali audiens

Dengan mengenal dan memahami audiens yang akan melihat pidato, maka akan terasa lebih menenangkan. Pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang, oleh karena itu dengan membaca atau melihat biografi para penonton, maka kita merasakan kedekatan dengan para audiens.

  • Buka pidato dengan teka-teki, pertanyaan atau sebuah kisah

Dengan memberikan pertanyaan pada awal pidato, penonton akan sibuk berfikir dan mereka tidak akan memiliki waktu untuk menilai pidato kita. Pertanyaan di awal pidato juga akan memberikan audiens perhatian lebih untuk mengikuti dan memahami isi pidato kita. Dengan begitu, kita akan lebih yakin bahwa penyampaian pidato akan sukses.

Pada akhirnya, kembali ke diri kita sendiri. Sebagaimanapun kita ingin mengorganisir pidato, akan lebih bagus jika kita mendapatkan ritme kita sendiri, sehingga kita akan terbiasa menyampaikan sesuatu di depan publik.

People may forget what you said and what you did, but they will remember how you made them feel
-Maya Angelou-

Sumber: SAINTIA