Bagaimana menentukan harga produk dengan menggunakan Total Cost Concept?

Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dimana semua biaya produksi diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi. Sehingga tidak membedakan antara biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap.

Dikarenakan seluruh biaya produksi tetap dan variabel dimasukkan ke dalam harga pokok produksi, maka akan ada biaya tetap yang masih melekat pada produk yang belum laku terjual. Sehingga biaya tetap yang masih melekat pada produk yang belum laku terjual tidak dibebankan pada periode yang seharusnya.

Dikarenakan memperhitungkan semua biaya produksi, maka dalam metode full costing format perhitungan harga pokok produksi adalah sebagai berikut :

Biaya Harga
Biaya bahan baku Rp. xxx.xx
Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xx
Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xx
Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xx
Harga Pokok Produksi Rp. xxx.xx

Dan untuk format laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Hasil penjualan Rp. XXX.XX
Dikurangi : harga pokok produksi/penjualan Rp. XXX.XX
Laba Kotor Rp. XXX.XX

Dikurangi Biaya Operasional :

Biaya pemasaran variabel Rp. XXX.XX
Biaya pemasaran tetap Rp. XXX.XX
Biaya adm. & umum variabel Rp. XXX.XX
Biaya adm. & umum tetap Rp. XXX.XX
Laba Bersih Rp. XXX.XX

Contoh Kasus

Diketahui pada tahun 200A, PT. ABC memproduksi sebanyak 1.000 unit produk A. Berikut data biaya produksi untuk memproduksi produk A pada PT. ABC:

  • Biaya Bahan Baku Rp. 200/unit
  • Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 150/unit
  • Biaya Overhead Variabel Rp. 400/unit
  • Biaya Overhead Tetap Rp. 100.000
  • Biaya Pemasaran Variabel Rp. 300/unit
  • Biaya Pemasaran Tetap Rp. 150.000
  • Biaya adm. & umum Tetap Rp. 200.000

Produk A dijual dengan harga Rp. 2.000/unit. Dan produk A terjual 1.000 unit.

Hitunglah Harga Pokok Produksi menggunakan metode Full costing dan buat laporan laba/rugi!

Penyelesaian :

Biaya Bahan Baku (Rp. 200 x 1.000) = Rp. 200.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Rp. 150 x 1.000) = Rp. 150.000
Biaya Overhead Variabel (Rp. 400 x 1.000) = Rp. 400.000
Biaya Overhead Tetap = Rp. 150.000

Harga Pokok Produksi = Rp. 900.000

Laporan Laba/Rugi

Untuk periode yang berakhir,

Penjualan (Rp. 2.000 x 1.000) = Rp. 2.000.000
Dikurangi : Harga Pokok Produksi/Penjualan = Rp. 900.000

Laba Kotor = Rp. 1.100.000

Dikurangi Biaya Operasional:

Biaya pemasaran variabel (Rp. 300 x 1.000) = Rp. 300.000
Biaya pemasaran tetap = Rp. 100.000
Biaya adm. & umum tetap = Rp. 200.000

Laba/Rugi Bersih = Rp. 500.000

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya kedalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variable maupun

tetap. Sebagaimana dinyatakan oleh Ony, Sri dan Dony (2012) bahwa,

Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang berlaku variabel maupun tetap”.

Oleh sebab itu, perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode Full Costing tidak memerlukan pemisahan antara biaya variabel dan biaya tetap pada biaya overhead pabrik.