Bagaimana cara Menanamkan Norma-Norma Tradisional dalam Diri?

Pentingnya Nilai Tradisional dalam Organisasi
Source : The Importance of Culture in Organizations

Setiap organisasi memiliki budaya sendiri. Karena banyak karyawan menghabiskan 40 jam atau lebih di tempat kerja mereka, budaya organisasi mereka jelas mempengaruhi baik kehidupan pekerjaan mereka serta kehidupan pribadi mereka. budaya organisasi mengacu pada keyakinan, ideologi, prinsip-prinsip dan nilai-nilai bahwa individu-individu dari pangsa organisasi. Budaya ini merupakan faktor penentu dalam keberhasilan organisasi.

1. Kesatuan
Sebuah budaya organisasi bersama membantu menyatukan karyawan demografis yang berbeda. Banyak karyawan dalam sebuah organisasi berasal dari latar belakang yang berbeda, keluarga dan tradisi dan memiliki budaya mereka sendiri. Memiliki budaya bersama di tempat kerja memberi mereka rasa persatuan dan pemahaman terhadap satu sama lain, mempromosikan komunikasi yang lebih baik dan lebih sedikit konflik. Selain itu, budaya organisasi bersama mempromosikan kesetaraan dengan memastikan tidak ada karyawan yang diabaikan di tempat kerja dan bahwa masing-masing diperlakukan sama.

2. Loyalitas
budaya organisasi membantu untuk menjaga karyawan termotivasi dan setia kepada manajemen organisasi. Jika karyawan melihat diri mereka sebagai bagian dari budaya organisasi mereka, mereka lebih bersemangat untuk ingin berkontribusi pada kesuksesan entitas. Mereka merasa rasa tinggi prestasi untuk menjadi bagian dari organisasi mereka peduli dan bekerja lebih keras tanpa harus dipaksa.

3. Kompetisi
persaingan yang sehat antar karyawan merupakan salah satu hasil dari budaya organisasi bersama. Karyawan akan berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari atasan mereka. Hal ini pada gilirannya akan meningkatkan kualitas kerja mereka, yang membantu organisasi makmur dan berkembang.

4. Arah
Pedoman berkontribusi budaya organisasi. Mereka menyediakan karyawan dengan rasa arah dan harapan yang menjaga karyawan pada tugas. Setiap karyawan memahami apa peran dan tanggung jawabnya dan bagaimana untuk menyelesaikan tugas sebelum tenggat waktu yang ditetapkan.

5. Identitas
budaya organisasi mendefinisikan identitasnya. Cara entitas melakukan bisnis dirasakan oleh kedua individu yang terdiri dari organisasi serta klien dan pelanggan, dan itu ditentukan oleh budayanya. Nilai-nilai dan keyakinan dari suatu organisasi berkontribusi terhadap citra merek dengan yang menjadi dikenal dan dihormati.

1 Like

####Ajarkan anak anak anda tentang nilai nilai keluarga

Ingin anak anda menjadi tumbuh dengan solid, jiwa mengerti mana yang salah dan benar. Tapi bagaimana menyampaikan nilai-nilai keluarga kepada anak?

Mengajarkan nilai-nilai keluarga adalah pekerjaan orang tua. Tidak seperti mengerjakan matematika atau membaca. Mengerjakan nilai nilai keluarga bukanlah suatu hal yang diajarkan dengan kartu cepat atau dengan buku kerja. Sebaliknya , nilai nilai merupakan sesuatu hal yang mempresentasikan orang tua, kata Elizabet Berger., M.D

Apa yang anda sampaikan?

Setiap orang tua ingin membesarkan anaknya untuk mempunyai nilai moral yang bagus . tapi bagaimana anda tahu apa yang harus anda lakukan untuk anak anda?

Nilai nilai keluarga tersampaikan melalui apa informasi yang dilihat seorang anak : sikap orang tua, etika kerja dan hubungan. “anak anak ingin tumbuh besar seperti orang yang menyayanginya. Mereka ingin memakaikan kacamata ibunya dan sepatunya ayahnya, mereka akan meniru kulaitas karakter orang tua setiap peristwa selama hidupnya- keberanian ,disiplin diri , empati dan suka cita “kata berger

Apakah nilai-nilai keluarga perlu di jelaskan?

Nilai-nilai keluarga tidak begitu perlu untuk dijelaskan , berger berkata “ sikap dan tindakan mereka sendiri tegas dan jelas. ini merupakan apa yang anak amati pada seseorang yang penting yang berada disekitarnya dan apa yang mereka inginkan ketika mereka dewasa “kata berger

Kapan anda mengajarkan nilai-nilai keluarga?

Nilai-nilai keluarga diajarkan tiap hari “ setiap hal yang terjadi setiap hari bagian sarana kasih orang tua dan pengabdian hati pada anak… Unsur komitmen hidup yang terpenting adalah dalam memberikan anak rasa harga diri. Cinta orang tua pada anak adalah hal utama, dan nilai yang terpenting adalah nilai keluarga” kata berger

Kehadiran

Yang paling penting, untuk mengajarkan anak-anak nilai-nilai keluarga , Anda harus selalu ada bersama mereka.

“Jika Anda ingin memastikan nilai-nilai keluarga pada anak-anak Anda, ciptakan lingkungan yang hangat dan rutinitas yang padat. adakan makan malam bersama sebanyak mungkin bahkan jika perlu berarti selalu menata ulang jadwal makan malam keluarga Anda setiap malam,” kata Laura J. Wellington, CEO The Giddy Gander Perusahaan.

Mungkin sulit untuk dilakukan tetapi akan memungkinkan anak-anak Anda untuk menghabiskan waktu dengan Anda mendiskusikan hari mereka yang akan memberikan Anda kesempatan langsung untuk merespon dan meninjau nilai-nilai keluarga yang ada pada keluarga anda.

referensi : http://www.sheknows.com/parenting/articles/819573/Teaching-your-kids-about-family-values

1 Like

Cara menanamkan nilai-nilai yang baik
Menanamkan nilai baik tidak bisa seperti guru yang memberikan pelajaran matematika kepada murid kemudian sang murid lagsung mengerti. Proses penanaman nilai yang baik haruslah dimulai dari kita masih kanak-kanak. Karena sebenarnya anak-anak sudah mengerti dan merespon ajaran yang diberikan kepada mereka meskipun tindakannya belum sempurna.

Peran orang tusa sangatlah besar dalam tingkah laku dari seseorang karena lingkunganlah yang mebentuk pribasi setiap individu. Setiap orang tua pasti senang mendengar kalau anak mereka sopan dan santun kepada semua orang. Orng tua yang anaknya sopan dalam menjawab telepon akan lebih tidak khawatir dibanding anak yang tidak sopan ketika mereka iin keluar rumah. Lalu bagaiman orang tua dapat membesarkan anak mereka degan etika yang baik?

  1. Jadilah Contoh yang baik
    Dirumah, kamu harus menjadi contoh yang baik. ini mungkin terdengar biasa, tapi kamu tidak boleh meremehkan seberapa besar anak memperhatikan orang tuanya. Mulailah dengan hal dasar. Seperti biasakanlah kata Tolong dan Terima kasih. Pastikan merekan menggunakannya ketika meminta bantuan atau setelah mendapatkan yang mereka iginkan. Ingatkan mereka jika mereka tidak menggunakannya mereka tidak dapat mendapatkan yang mereka inginkan.

  2. Bersabar
    Pelajaran etika dan kebiasaan baik tidak bisa langsung berubah dalam semalam. Belajarlah lemah lembut ketika membenarkan perkataan yang salah dan berikan sedikit hadiah jika mereka melakukannya dengan baik. Dalam hal ini kedua orang tua harus bekerja sama untuk mensupport anak yang sedang belajar.

  3. Ajarkan rasa syukur
    Selain mengajarkan etika dengan kata-kata, bersyukur dan sopan santun adalah hal yang ada dalam nilai-nilai budaya kita. Ketika anak mengekspresiakan atas apa yang diberikan kepada mereka mereka akan merasa sebagai orang yang patut bersyukur. Perlihatkan orang-orang yang kurang beruntung dan ajak anak lebih bersyukur, karena ini dapat mengurangi keegoisan dari anak.

  4. Mulai lebih dini
    Mengajari anak sebaiknya mulai dini, ini karena muai 18 bulan anak dapat belajar tentang asas dari nilai yang diajarkan pada mereka. Anak lebih mudah menyerap ilmu-ilmu yang diterapkan khususnya dirumah yang merupakan lingkungannya. Kebiasaan dapat muncul karena sering terulang, maka sebaiknya mulai dari awal kebiasaan baik itanamkan.

  5. Lanjutkan sampai anak dewasa
    Setlah anak beranjak dewasa mereka akan mengingat ajaran-ajaran yang diberikan dan akan mengurangi pengawasan orang tua. Meskipun begitu, sesekali nyatakan kepada anak bahwa mereka melakukan hal yang baik karena mereka akan bahagia ketika merasa ada yang memperhatikan perbuatan meraka.

SUMBER : http://centerforparentingeducation.org/library-of-articles/baby-through-preschool-articles/teaching-children-manners/

1 Like

Jika anda ingin untuk serius dalam membangun budaya yang hidup nilainya, di bawah ini adalah lima alasan mengapa fokus pada keutamaan akan mempercepat jalan anda ke depan:

1. VIRTUES ARE A WORKPLACE GAME CHANGER

Sebagai penelitian dari London Business School menemukan, karyawan yang diterima untuk mengekspresikan diri di tempat kerja mereka, lebih tinggi komitmen organisasi, kinerja individu, dan kecenderungan untuk membantu orang lain.

2. VIRTUES LEAD TO GROWTH OF THE WHOLE PERSON

Perusahaan yang ideal membuat karyawan terbaik menjadi lebih baik dan yanglebih baik dari mereka adalah mereka yang berpikir mereka bisa. Karyawan tidak hanya mencari tempat terbaik untuk bekerja. Mereka ingin bergabung ditempat terbaik untuk tumbuh. posting blog Harvard Business Review baru-baru ini "Does your company make you a better person?" menunjukkan nilai tempat kerja di mana Anda tahu bahwa selain mengerjakan proyek, masalah, dan produk, anda terus memperkerjakan diri anda sendiri.

3. VIRTUES LEAD TO GREATER ONBOARDING SUCCESS

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Dan Kabel, Francesca Gino, dan Bradley Staats menemukan bahwa ketika perusahaan menekankan pada pendatang baru yang otentik dan terbaik, versus identitas organisasi, memberikan kontribusi untuk lebih besar kepuasan pelanggan dan retensi karyawan setelah enam bulan.

4. VIRTUES IMPROVE ENGAGEMENT

Menurut Gallup, dua prediktor yang paling penting dari retensi dan kepuasan karyawan menggunakan kelebihan utama Anda di tempat kerja dan memeberitahu bahwa manajer anda mengenali kelebihan utama anda. Namun, studi menunjukkan bahwa hanya sekitar sepertiga dari orang dapat mengidentifikasi kekuatan mereka sendiri. Bahkan lebih menyedihkan, hanya 17% orang dilaporkan menggunakan kekuatan mereka sebagian besar waktu setiap hari.

5. VIRTUES INCREASE SELF-AWARENESS

Sebagian besar organisasi memiliki mekanisme untuk membantu meningkatkan tingkat karyawan mereka. kesadaran diri dan memberi tau posisi mereka. Tetapi fokus biasanya pada kelemahan. Penelitian menunjukkan titik buta sekitar kelebihan anda juga sama masuk akal. Menurut Robert Biswas-Diener, pelatih eksekutif dan direktur pengelola Positif Acorn, anda juga dapat mengalami kekuatan kebutaan: Anda buta terhadap kekuatan pribadi karena apa yang orang lain lihat sebagai yang luar biasa anda hidup setiap hari, dan karena itu melihat hanya seperti biasa.

Organisasi yang menyadari potensi ini ampuh untuk keunggulan manusia akan melampaui budaya mereka saat ini dan menciptakan efek rumah kaca: bersinar terang pada apa yang terbaik tentang orang-orang mereka sementara budidaya kondisi untuk setiap sistem nilai organisasi untuk hidup, bernapas, dan berkembang.

Sumber :
https://www.fastcompany.com/3028201/leadership-now/5-reasons-you-need-to-instill-values-in-your-organization

1 Like

Nilai - nilai sosial sangatlah penting bagi kita dalam melakukan segala aktivitas yaitu sebagai pedoman dalam menentukan hal - hal baik dan buruk, dalam pengambilan keputusan dan dalam bersikap. Sebagai makhluk sosial tentu kita harus mempunyai kesadaran akan nilai - nilai yang sudah tertanam dilingkungan masyarakat kita, jangan sampai kita melanggar nilai - nilai tersebut karena akan mengakibatkan kesenjangan satu sama lain. Hendaklah kita saling menghargai dan menghormati agar kita hidup rukun.

Berikut adalah langkah awal menerapkan nilai - nilai tradisional dalam kehidupan sosial :

  • Memiliki sasaran, setiap individu memiliki tujuan yang mana akan direalisasikan menjadi kerja nyata.

  • Menghindari pikiran negatif, dalam kehidupan sosial tentulah sesama kita akan memberikan kritik dan saran, cobalah untuk menyikapinya dengan positif untuk perubahan yang lebih baik.

  • Memiliki waktu untuk diri sendiri, hal ini penting untuk kita merefleksikan diri sendiri tentang apa yang sudah kita kerjakan dan yang akan kita kerjakan dan sebagai wadah intropeksi diri.

  • Memiliki waktu untuk sesama, sebagai makhluk sosial kita harus bersosialisasi dengan sesama dan lingkungan agar terjalin hubungan yang baik dan menciptakan harmonisasi yang seimbang.

  • Cobalah untuk melihat segala sesuatu dengan hal baik, setiap hal yang terjadi bisa menjadi positif jika kita menyikapinya secara positif.

Mengembangkan nilai - nilai tradisional dalam diri :

  • Bersikap dengan baik terhadap lingkungan sosial dan orang lain, dalam lingkungan sosial kita menemui banyak orang dari berbeda suku , ras dan tradisi sebagai makhluk sosial sudah seharusnya kita saling menghargai dan menhormati perbedaan yang ada jangan sampai ada perselisihan yang dapat merusak keharmonisan bermasyarakat.

  • Menjadi pribadi yang proaktif, menuntut kita untuk menjadi aktif tentang sekitar dan memiliki inisiatif yang tinggi.

  • Temukan inspirasi, dalam masyarakat sosial tentulah kita menemui banyak orang yang hebat yang dapat kita jadikan inspirasi yang menuntun kita menjadi pribadi yang lebih baik.

  • Membantu orang lain, sudah sewajarnya kita sebagai makhluk sosial hidup saling membantu dan memperhatikan satu sama lain.

  • Memiliki pergaulan yang benar, lingkungan sosial juga terbagi menjadi dua, lingkungan baik dan lingkungan buruk oleh karena itu kita harus dapat menyikapi kedua hal ini secara bijaksana agar kita tidak merasa rugi dan tidak merugikan orang lain.

Dengan menerapkan semua hal baik dalam kehidupan sosial, kita dapat diterima oleh lingkungan sosial secara terbuka.

Sumber :

Attitude of Gratitude

Salah satu norma traditional yang terdapat dalam hidup adalah Rasa Syukur. Sikap rasa syukur kita dapat membuat kita bahagia dalam menjalani hidup. Berikut adalah empat cara di mana saya bekerja untuk mempertahankan sikap syukur dalam hidup kita.

  1. Learn to live in the present.
    Belajar untuk hidup di masa sekarang.
    Kita tidak bisa mengubah masa lalu kita, dan kita tidak tahu apa yang ada di masa depan.
    Saat ini adalah semua yang kita miliki. Jangan mengingat masa lalu yang mungkin tidak sesuai harapan kita. Ataupun jangan tergesa tegesa untuk apa yang ada dimasa depan.Tetapi nikmatilah hidup yang ada sekarang. Praktek ini juga membantu kita untuk menikmati hidup dan tidak terburu-buru mengerjakan berbagai hal dan dapat mengurangi stres.

  2. Be grateful for the little things
    Bersyukurlah untuk hal-hal kecil. Ini mengalir secara alami dari belajar untuk hidup di masa sekarang. Seringkali kita membandingkan diri kita dengan orang lain, mencari apa yang orang lain miliki yang tidak kita miliki. Bersyukur atau puas dengan hidup kita dapat dicapai dengan memperhatikan hal-hal kecil yang biasanya kita abaikan seperti matahari terbenam, roti buatan sendiri, secangkir teh, pekerjaan kita yang mungkin membosankan dan banyak hal lainnya.

  3. Keep a gratefulness journal.
    Salah satu cara untuk meningkatkan rasa syukur kita adalah dengan membuat jurnal yang berisi hal-hal yang kita syukuri. Praktek ini membantu kita untuk fokus pada saat ini, menjadi waspada dan penuh perhatian untuk hal yang berharga ini karena mereka muncul. Menuliskannya tidak hanya membantu kita untuk mengingat mereka, tetapi memberikan catatan nyata dari berkat yang kita dapat kembaliketika kita membutuhkan dorongan seperti saat gagal ataupun kecewa.

  4. Accept that hardships are a part of life.
    Menerima bahwa kesulitan adalah bagian dari kehidupan dapat membuat kita bersyukur saat kita bahagia. Sama seperti setiap kue yang baik perlu kepahitan untuk merasakan bahwa kue itu enak, sehingga kehidupan yang baik itu hidup yang tidak tanpa kesulitan. Kita harus berharap kesulitan, menerima mereka dengan rahmat, dan belajar untuk bangkit dari kegagalan atau kekecewaan. Hidup tidak selalu mudah, tetapi kita selalu dapat memilih untuk bersyukur, tidak peduli apa keadaan kita.

http://gnowfglins.com/2015/11/24/how-to-cultivate-an-attitude-of-gratitude/

A post was merged into an existing topic: Bagaimana mengelola stress dalam diri?

Culture Norms

Sumber : https://www.cliffsnotes.com/study-guides/sociology/culture-and-societies/cultural-norms

Norma-norma yang telah disepakati adalah aturan yang budayanya memandu perilaku anggotanya dalam situasi tertentu. Tentu saja, norma-norma dapat bervariasi di seluruh kelompok budaya. Kita mengambil saja contohnya seperti di Negara Amerika, mempertahankan kontak mata secara langsung saat bercakap-cakap dengan orang lain. Asia, di sisi lain, mencegah kontak mata secara langsung sebagai tanda kesopanan dan hormat.

Dalam sosiologi setidaknya ada empat jenis norma yaitu: folkways, adat-istiadat, tabu, dan hukum. Folkways, terkadang dikenal sebagai “konvensi” atau “kebiasaan,” adalah standar perilaku yang secara sosial disetujui tetapi tidak signifikan secara moral. Misalnya, bersendawa keras setelah makan malam di rumah orang lain melanggar suatu folkway di Negara Amerika. Selain itu, Melanggar adat istiadat, seperti memakai pakaian yang terbuka atau tidak pantas saat berada di gereja, akan menyinggung sebagian orang dari sudut pandang budaya. Perilaku tertentu dianggap tabu, yang berarti budaya benar-benar melarang mereka, seperti incest dalam budaya AS. Akhirnya, hukum adalah badan resmi aturan yang diberlakukan oleh negara dan didukung oleh kekuasaan negara. Hampir semua dianggap tabu, seperti pelecehan anak, yang ditetapkan menjadi undang-undang, meskipun tidak semua adat istiadat menganggap seperti itu. Misalnya, mengenakan bikini ke gereja mungkin menyinggung, tetapi tidak melawan hukum.

Anggota budaya harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku beserta fungsinya. Oleh karena itu, dalam menanamkan norma tradisional anggota budaya harus mau menyesuaikan diri dan mematuhi aturan. Langkah pertama yang dilakukan yaitu harus internalisasi norma-norma sosial dan nilai-nilai yang menentukan apa yang “normal” untuk suatu budaya, dalam hal itu mereka harus bersosialisasi dengan baik, atau mengajarkan norma dan nilai-nilai untuk anak-anak mereka agar kelak dapat menjaga norma tradisional yang telah diajarkan. Jika internalisasi dan sosialisasi gagal untuk menghasilkan kesesuaian, beberapa bentuk “kontrol sosial” sangat dibutuhkan. kontrol sosial tersebut dapat berupa pengucilan, denda, hukuman, atau bahkan penjara.

Dalam kehidupan sebuah attitude sangatlah mempengaruhi tingkat keberhasilan seseorang. Attitude penting karena berarti sikap hidup seseorang dan juga hal yang dapat dinilai oleh orang lain.

Menurut Shawn Achor dalam mengembangkan positive attitude terdapat 6 cara, yaitu:

  • Katakan pada diri sendiri bahwasanya dapat berubah
    Meluangkan waktu sejenak untuk melihat hubungan antara perubahan dan pertumbuhan pribadi. Seperti halnya menuliskan momen terbesar pada perubahan hidup kita sehingga menjadi pribadi yang kita harapkan.

  • Pergi ke tempat lain
    Menurut penelitian,lingkungan baru dapat meningkatkan perspektif menjadi lebih baik. cara ini bertujuan untuk melatih otak melihat poin lebih menguntungkan sehingga dapat belajar untuk mendekati masalah dengan perspektif yang lebih luas dan lebih dalam,"

  • Mengisi
    Semua orang mengetahui bahwa rasa lelah ditambah dengan rasa lapar menghasilkan ketidakbahagiaan. Otak menafsirkan kurang tidur sebagai ancaman terhadap sistem saraf pusat. Cukup tidur adalah sebuah hal sederhana namun sangat penting untuk diri kita sendiri.

  • Mengidentifikasi hal positif dan negatif
    Kesadaran akan hal negatif dapat memotivasi kita untuk mengambil tindakan, dan tindakan mencari mereka dapat membuat otak kita lebih fleksibel dan gesit

  • Memiliki orang yang tepat untuk mensupport diri kita
    Terus berbicara dengan orang yang berpikiran sama dengan diri kita berarti hanya mendengar perspektif yang sama secara berulang. Namun untuk mendapatkan positive attitude, mencari sudut pandang yang berbeda untuk mengenali semua aspek masalah.

  • Menyalurkan stress
    Stres membuat setiap situasi menjadi lebih buruk. Dengan mengajarkan diri untuk berpikir tentang hal positif dari stres dapat meningkatkan kinerja serta kesehatan mental ataupun fisik. .

Bagaimana Menanamkan Norma-Norma Tradisional Dalam Keluarga

  • Temukan Tujuan dan Membuatnya Secara Personal
    Meg Cox menyarankan menggunakan cara ini ketika menyusun tradisi keluarga. Ketika mempertimbangkan sebuah tradisi baru, pertama tanyakan pada dirimu sendiri, "Apa tujuannya?Apa yang saya harapkan dari keluarga saya terhadap itu? Apa Anda ingin menanamkan nilai keluarga dengan sebuah tradisi? Sebagai contoh, katakanlah Anda ingin membuat tradisi Thanksgiving untuk mendorong keluarga atas pentingnya rasa syukur.

  • Menggabungkan tradisi dari masa kecil Anda, tetapi fokus pada menciptakan tradisi Anda sendiri dengan keluarga baru Anda
    Mencoba untuk menggabungkan tradisi dari sisi masing-masing pasangan dalam pernikahan baru. Misalnya, keluarga Anda selalu membuka satu hadiah natal pada malam Natal, tetapi Istri Anda merasa bahwa hadiah Natal harus dibuka pada hari spesial yaitu saat Natal. Cobalah untuk kompromi dan menemukan cara untuk menggabungkan tradisi kalian.

  • Membuat dan Menghilangkan Tradisi bila diperlukan
    _Families hae seasons._Tradisi yang dilakukan ketika anak-anak Anda masih balita mungkin tidak memiliki banyak resonansi ketika mereka remaja. Mungkin juga ada beberapa tradisi yang ingin Anda mulai dari sekarang, tapi akan lebih baik jika Anda menunggu sampai anak-anak menjadi sedikit lebih tua. Meskipun Anda harus menciptakan dan memelihara tradisi menjadi tahan lama untuk keluarga Anda, jangan mencoba untuk memaksakan kehendak Anda. You should feel free to create or eliminate traditions as your family changes.

  • Don’t go overbroad and take it slow
    Ada godaan ketika Anda memulai sebuah keluarga baru atau menyambut anak baru ke rumah Anda, jangan jatuh ke dalam perangkat itu. Start slow and pick a few. Tradisi keluarga adalah salah satu area dimana kualitas setiap kali mengalahkan kuantitas.

Sumber : creating a positive family culture the importance of establishing family traditions

PENGARUH KULTUR BUDAYA KELUARGA DI KEHIDUPAN SETIAP INDIVIDU

http://www.cof.org/content/effects-family-culture-family-foundations


Keluarga adalah salah satu awal dari pembelajaran kehidupan. Awal langkah dari bagaimana kita menjalani kehidupan di luar. Kebanyakan orang tidak berpikir bahwa keluarga mereka memiliki sebuah “budaya.” Mereka mengaitkan budaya dengan negara-negara dan kelompok etnis. Tapi keluarga? Bagi kebanyakan dari kita, itu hanya sekelompok orang yang akrab melakukan apa yang selalu mereka lakukan.

Itulah yang dinamakan sebuah kultur, karakteristik dari sebuah jalan pemikiran, feeling, judging, dan acting. Dalam cara langsung dan halus, anak-anak dibentuk oleh budaya keluarga di mana mereka dilahirkan. Tumbuh, asumsi mereka tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk, keyakinan, nilai-nilai dan tradisi budaya keluarga. Kebanyakan tercermin dari tindakan-tindakan di lingkup keluarga, dan hal itu terbawa hingga dewasa, sikap dan perilaku yang diperoleh di masa kecil.

Nilai-nilai keluarga mengatur hal-hal dasar untuk pondasi keluarga. Mereka menginspirasi pilihan hidup serta kebijakan dan praktik kehidupan. Biasanya, nilai-nilai sebuah keluarga tercermin dari individu yang membuat sebuah keluarga berkecukupan keluarga, contoh sering adalah Ayah. Terlebih, jika individu tersebut adalah seorang pengusaha yang sering memiliki kepribadian kuat dan menarik.

Norma adalah aturan lisan atau tak terucapkan dari sebuah kultur. Diperkuat dari waktu ke waktu, norma berjalan secara tidak terlihat di perilaku dari sebuah keluarga. Norma menjadi tolok ukur standar bagaimana anggota keluarga berpakaian, berbicara dan bertindak. Mereka juga menetapkan batas pada perilaku apa saja yang diperbolehkan atau diizinkan dalam keadaan dan kondisi yang berbeda. Lebih dari sekedar aturan etiket, norma memberikan anggota keluarga panduan untuk hidup baik di dalam rumah maupun diluar.

Semua keluarga memiliki tradisi yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di masa lalu, ketika semua keluarga tinggal di satu tempat, tradisi yang dibangun dalam rutinitas kehidupan sehari-hari dan bercermin pada tindak tanduk orang tua. Seiring berjalan nya waktu, ketika sebuah keluarga berkembang dan para orang tua telah tiada, tradisi mereka juga ikut tenggelam, berganti dengan tradisi baru keluarga tersebut.

Kultur di sebuah keluarga sangat beragam terhadap tolerensi keberagaman. Beberapa menuntut total setia kepada nilai-nilai budaya dan menganggap setiap penyimpangan dari norma mengancam kesejahteraan keluarga. Beberapa bahkan pergi jauh dan memutus kontak dengan anggota keluarga yang menganut filosofi atau gaya hidup yang berbeda. Namun semua hal itu adalah fondasi utama dalam pembentukan sifat dan perilaku individu di keluarga tersebut.

Bagaimana menanamkan norma-norma tradisional

1.kesadaran diri
Dalam hal ini kita dilatih untuk sadar bahwa norma" tradisional itu mempunyai makna yang luas,disini kita diajarkan tentang bagaimana menghormati budaya tradisional di dalam mau pun budaya tradisional negara lain, dan ini penting agar ada norma-norma tradisional di dalam diri kita.

belajar
Disini yang dimaksud dengan belajar adalah kita belajar dan memahami tradisi apa yang kita ketahui dan yang belum kita ketahui,Dari belajar kita akan mengetahui bahwa norma-norma tradisional itu luas dan maka dari itu kita sudah seharusnya belajar tentang tradisi tradisi yang ada terutama tradisi di negara kita.

belajar tentang tradisi agama
Seperti yang kita tahu bahwa didunia ini terdapat berbagai agama dan kepercayaan masing-masing,maka dari itu kita belajar tentang agama agar dapat mengetahui apa saja keanekaragaman yang ada di dalam tradisi agama masing-masing berbeda orang,berbeda tempat dan berbeda budaya,agar supaya kita dapat menghormati setiap tradisi agama yang ada

reference : wikihow

hidup kita adalah bentuk dari sikap kita. Tanpa menyadarinya, dapat mudah untuk Menjadi negatif dan sinis terhadap dunia seperti yang kita terus terkena tragedi dan Ketidakadilan di media dan saat kita mengalami sakit hati dan kesusahan kita sendiri.

Tidak hanya sikap negatif mencegah Anda dari sepenuhnya menikmati hidup Anda, itu dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan Anda. Salah satu hal terbaik yang dapat Anda tawarkan keluarga Anda, organisasi atau komunitas adalah sikap positif Anda.

Dalam kata-kata bijak dari Michael Jackson, “Jika Anda ingin membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik, lihatlah diri sendiri dan membuat perubahan.” Sebagai makhluk dengan kebiasaan membuat penyesuaian kecil untuk kehidupan sehari-hari dan pola pikir Anda, kebiasaan positif dapat dibentuk untuk membuat diri Anda dan semua orang lain dapat berinteraksi dengan baik. Berikut adalah daftar 10 kebiasaan yang dapat mengubah pandangan jelek menjadi sikap yang lebih baik.

  1. Selalu Bersyukur
    Sisihkan beberapa saat dari hari Anda untuk menuliskan 5 hal yang Anda syukuri dalam sebuah jurnal yang murni untuk rasa syukur. Hal ini dapat berkisar dari hanya bersyukur untuk bangun pagi ini atau bahwa Anda harus bekerja pada waktu. Rasakan bagaimana sangat diberkati Anda dan membiarkan itu mendorong Anda menuju kebahagiaan untuk sisa hari.

  2. Cari Hal Postif Dari Kejadian Yang Negatif
    Sebelum Anda marah tentang apa yang tampaknya tidak pernah berakhir lalu lintas, luangkan waktu untuk menggeser bahwa pikiran negatif menjadi sesuatu yang positif. Pikirkan tentang lalu lintas sebagai kesempatan untuk bermeditasi atau masuk ke keadaan tenang sebelum pulang dan menempatkan hari senilai energi ke makan malam.

  3. Jangan Mengeluh
    Menetapkan pola baru dengan pergi satu hari tanpa mengucapkan satu keluhan. Menemukan satu hal yang baik di antara selusin hal-hal negatif dan biarkan diri Anda merasa berubah dengan sikap baru Anda

  4. Beri Orang Lain Pujian Dengan Tulus
    Berbagi kebaikan dan pujian otentik dengan teman atau orang asing. Hal ini tidak hanya menyebar cinta kepada orang lain, akan mendorong Anda untuk fokus pada yang baik tentang orang lain dan bahkan membangun hubungan yang kuat dan berharga.

sumber : 5 Ways to Cultivate an Attitude of Gratitude

Untuk menanamkan norma dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut.

a. Pembiasaan

Kita dapat menerapkan semua nilai dan norma dengan cara melakukan pembiasaan dalam kehidupan seharihari. Norma agama mengajarkan kita untuk beribadah. Lakukanlah kebiasaan beribadah sejak kecil. Jika kita sudah terbiasa beribadah sejak kecil, ibadah tersebut menjadi kewajiban kita kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan lagi menjadi suatu beban. Biasakanlah berbuat jujur. Jika seseorang melakukan kebohongan, ia akan terus melakukan kebohongan berikutnya. Hal ini disebabkan ia akan menutupi kebohongan sebelumnya dengan kebohongan yang lain. Orang yang suka berbohong ia tidak akan pernah dipercayai orang lain.

b. Teladan

Keteladanan seseorang sejatinya menjadi cambuk bagi semua orang untuk dapat menjadi tokoh teladan.
Sebaliknya kita tentu tidak meneladani seseorang atau tokoh yang dalam kehidupannya masih banyak melakukan hal-hal yang ber tentangan dengan norma. Contohnya, sekelompok remaja yang mengonsumsi minuman keras karena ia melihat artis yang dia puja juga melakukannya. Mencari seseorang yang dapat dijadikan teladan dan menjadi teladan bukanlah sesuatu yang terlalu sulit. Oleh karena itu, semua orang dapat menjadi teladan, paling tidak untuk dirinya sendiri dan keluarga. Seseorang harus memupuk keyakinan bahwa masyarakat dan negara dapat berubah jika banyak teladan dan contoh yang baik dari lingkungan.

c. Penyadaran

Segala bentuk perilaku dan ketaatan seseorang terhadap norma akan timbul jika dilandasi oleh sebuah kesadaran. Kesadaran seseorang terhadap kewajibannya melaksanakan norma akan lebih baik jika didasari oleh keinginan dan kemauan yang tulus dalam dirinya sendiri.

Kesadaran seseorang akan pentingnya menaati norma dapat dipupuk dengan memahami nilai baik norma tersebut. Seluruh norma akan mengantarkan pada kebaikan dan kesadaran. Kesadaran untuk melaksanakan norma tidak muncul begitu saja, tetapi harus dilatih dengan pembiasaan. Seseorang yang telah terbiasa menghormati orang tua ia melakukannya dengan tulus tanpa didasari maksud tertentu.

d. Pengawasan

Pengawasan atau pengendalian dapat dilakukan dengan berbagai cara dan oleh berbagai pihak, misalnya oleh orang tua, tokoh masyarakat, dan anggota masyarakat lainnya. Caranya bisa dilakukan dengan teguran, peringatan, atau sindiran. Tegaknya pelaksanaan norma tidak mungkin didapat dengan sendirinya, tetapi harus dibimbing dan diawasi oleh pihak yang memang berwenang untuk mengawasinya. Misalnya, untuk tegaknya peraturan di sekolah tidak mungkin sekolah membiarkan peraturan tersebut berjalan tanpa ada pihak yang menegakkan dan meng awasinya. Bentuk pengawasan dalam semua segi kehidupan perlu di lakukan. Hal ini dimaksudkan agar norma atau kaidah-kaidah dalam kehidupan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pengawasan dapat di lakukan secara ketat atau lebih longgar, bergantung pada kondisi di sekitar nya.

e. Penghargaan dan Hukuman

Pada saat masih kecil atau bahkan sampai sekarang, kamu tentu pernah dijanjikan mendapatkan sesuatu apabila telah melaksanakan atau telah mampu menyelesaikan suatu permasalahan. Janji dari seseorang untuk memberikan sesuatu jika telah selesai atau berhasil dalam suatu pekerjaan merupakan salah satu bentuk penghargaan. Penghargaan bagi seseorang sangatlah diperlukan. Dengan adanya penghargaan, seseorang terdorong untuk bekerja dan berusaha lebih baik. Dalam norma sosial atau kesopanan seseorang akan dihargai jika ia mampu berlaku sopan terhadap orang lain.

Sementara itu, hukuman diadakan sebagai bentuk peringatan bagi seseorang apabila ia melanggar suatu norma. Hukuman di luar norma hukum sifatnya memang tidak secara langsung dapat dipaksakan. Namun, dalam kehidupan sehari-hari bagi pelanggar norma susila ia dapat dicap sebagai orang yang asusila. Bagi pelanggar norma adat ia dapat di kenakan hukum an berupa pengucilan. Bentuk sederhana pengucilan masyarakat terhadap seseorang, misalnya tidak diikut sertakan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan.

Sumber : cara untuk menanamkan norma dalam diri seseorang

Norma merupakan hasil buatan manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lama – kelamaan norma - norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisi tata tertib, aturan, dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar. Norma, aturan prosedural dan aturan perilaku dalam kehidupan social pada hakikatnya bersifat kemasyarakatan. Yang di maksud bersifat kemasyarakatan bukan saja karena norma-norma tersebut berkaitan dengan kehidupan sosial tetapi juga karena norma norma tersebut adalah pada dasarnya merupakan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Norma-norma adalah bagian dari masyarakat.
Masyarakat yang menginginkan hidup aman, tentram dan damai tanpa gangguan, maka bagi tiap manusia perlu menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup, sehingga kepentingan masing - masing dapat terpelihara dan terjamin. Setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban masing - masing.
Norma - norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut isinya berwujud : perintah dan larangan. Apakah yang dimaksud perintah dan larangan menurut isi norma tersebut? Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena akibat - akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat - akibatnya dipandang tidak baik.

Adapun factor-faktor yang menjadi penyebab individu melakukan pelanggaran terhadap nilai dan norma adalah sebagai berikut ini :
• Kelainan psikis sejak lahir yaitu kelainan yang diperoleh individu sejak ia lahir, biasanya karena pengaruh genitas.
• Kebutuhan pokok tidak seimbang dengan keinginan, biasanya ini sering dijadikan dalih untuk mengaburkan proses hukum, karena terkesan ini terkait dengan masalah sosial.
• Individu kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, sehingga ia mersa terasing dan terkucil yang berakibat ia sering melakukan tindakan regresi terhadap nilai dan norma.
• Cacat jasmani sejak lahir, ini terkait dengan kondisi fisik seseorang.
• Pengaruh lingkungan yang brutal dan liar, biasanya sering muncul di terminal maupun stasiun, dimana aktivitas yang dilakukan cenderung untuk melakukan tindakan penipuan untuk mendapat keuntungan.
• Kondisi keluarga yang kurang harmonis sehingga menyebabkan seseorang mengalami tekanan dan depresi, sehingga ia mersa tidak ada gunanya lagi hidup dengan peraturan.
• Kurang tegasnya penerapan sanksi terhadap hukum itu sendiri yang menyebabkan individu menganggap remeh hukum.
• Karena labeling dari masyarakt, biasanya para pelaku enggan melakukan pembenahan diri karena sudah terlanjur mendapat predikat buruk dari masyarakat.

Usaha preventif untuk mengurangi tingkat pelanggaran terhadap Nilai dan Norma :
• Memberikan pemahaman sejak dini kepada anak agar selalu mentaati peraturan, misalnya anak diberikan pendidikan kejujuran baik di lingkungan sekolah maupun keluarga.
• Membekali diri dengan nilai spiritual agar mampu terhindar dari pengaruh negative yang mengarah kepada pelanggaran terhadap nilai dan norma.
• Memilah dan memilih teman.
• Sebisa mungkin agar tidak terpengaruh terhadap hal-hal yang menyimpang, seperti bekerja,dan melakukan aktivitas sosial lainya.
• Pemberian sanksi moral maupun pidana bagi yang melanggar, akan tetapi juga harus didukung oleh pelaksanaan hukum yang adil.

Selanjutnya cara menanamkan nilai dan norma sebagai pembentuk karakter anak.
- Melalui keluarga
Keluarga merupakan tempat awal untuk mengasah kemampuan bersosialisasi mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang.
Secara rinci, setidaknya terdapat cara-cara agar dapat dilakukan oleh para orangtua agar mendidik serta menanamkan kepada anak-anak sejak dini tentang norma-norma untuk mengembangkan karakter yang lebih baik lagi dengan cara :

  1. Meletakkan agenda pembentukan karakter anak sebagi prioritas utama
  2. Memikirkan jumlah waktu untuk berkominikasi dengan anak-anak.
  3. Memberikan tauladan yang baik
  4. Menyeleksi bagian informasi dari media yang digunakan.
  5. Menggunakan bahasa yang jelas dan lugas tentang perilaku yang baik dan buruk, perbuatan yang boleh dan tidak boleh.
  6. Memberikan hukuman dengan kasih sayang
  7. Terlibat dengan kehidupan sehari-hari
  8. Tidak mendidik hanya dengan kata-kata.

Apabila dari keluarga sudah ditanamkan norma-norma kehidupan, maka seseorang akan terbiasa dengan yang diajarkan sejak kecil. Sehingga pergaulan dari luar tidak merubah kepribadian seseorang.
Dengan demikian menanamkan norma-norma tradisional dapat melalui pengendalian sosial ada beberapa usaha agar seseorang menaati aturan-aturan yang ada seperti: mempertebal keyakinan para anggota masyarakat akan kebaikan adat istiadat yang ada. Kedua, jika warga yakin pada kelebihan yang terkandung dalam aturan sosial yang berlaku, maka dengan rela warga akan memenuhi aturan itu. Ketiga, memberi ganjaran kepada masyarakat yang agar taat. Pemberiaan ganjaran melambangkan penghargaan atas tindakan yang dilakukan individu. Hal ini memotivasi individu untuk tidak mengulangi tindakan tersebut. Keempat, mengembangkan rasa malu dalam jiwa masyarakat yang menyimpang dari adat istiadat. Individu yang menyimpang dari aturan hukum agar jera dan tidak mengulangi. Kelima, mengembangkan rasa takut dalam jiwa warga masyarakat yang hendak menyimpang dari adat istiadat dengan berbagai ancaman dan kekuasaan. Rasa takut itu mencegah individu untuk melakukan pelanggaran. :slight_smile: :slight_smile:

Sumber :
Maran, Rafael Raga. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineke Cipta.
Kartono, Kartini. 1997. Patologi Sosial. Bandung: CV Rajawali
Berry david.1998. Pokok Pokok Pikiran dalam Sosiologi. Jakarta: Rajagrafindo persada
Mann Heim, karl. 1959. Sosiologi sistematis. Jakarta : Bina aksara
Huky wila. 1985. Pengantar Sosiologi. Surabaya : Usaha Nasional

Berikut adalah beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk menanamkan norma positif di dalam dunia kerja :

1. Jadilah percaya diri
Memiliki kepercayaan diri tentang siapa kita dan apa yang kita akan lakukan adalah tips paling penting untuk pengembangan kepribadian. Jangan pernah meragukan kemampuan yang kita miliki sehingga ketika kita dibutuhkan untuk suatu pekerjaan yang ada bukan ketakukan melainkan kita akan mendapatkan kepercayaan diri. Bacalah tentang kisah sukses disekitar kita dengan pikiran yang penuh dengan motivasi sehingga hal itu dapat menaikkan harga diri kita dan membantu kita dalam mencapai kepribadian yang lebih baik. Hal itu yang dapat kita lakukan, memiliki keyakinan pada diri sendiri dan mewujudkannya dalam bentuk kerja keras.

2. Jadilah diri sendiri
Meskipun kita selalu melihat orang lain untuk mendapatkan sebuah inspirasi, tetapi kita masih harus untuk tetap menjadi diri sendiri yang unik. Masing-masing dari kita berbeda, kita memiliki keterampilan dan kekurangan sendiri-sendiri. Mencoba untuk menjadi orang lain hanya akan membuat kita kehilangan jati diri dan tentu hal itu akan menjadi boomerang untuk diri kita sendiri.

3. Periksa pakaian kita
Tidak hanya keterampilan dan kemampuan saja yang perlu untuk diperhatikan tetapi pakaian seseorang memiliki peran penting untuk membuat kesan yang diinginkan. Tidak hanya itu, hal itu juga memberikan kepada kita sebuah dorongan kepercayaan diri untuk mengetahui bahwa kita terlihat baik dan berpakaian dengan tepat. Berdandan dengan sopan akan menjaga kesan orang lain yang ada di lingkungan kita. Sementara warna yang terlalu mencolok, terlalu banyak tato tubuh atau tindik secara tifak langsung akan menyampaikan sikap tidak profesional.

4. Bekerjalah dengan Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh adalah sesuatu yang sangat penting untuk menggambarkan kepribadian kita dalam apek keterampilan komunikasi verbal. Hal itu juga akan bercerita tentang diri kita sendiri dan akan membantu orang dalam membuat dugaan yang akurat tentang kita. Cakupan yang masuk kedalam contoh Bahasa tubuh adalah cara kita berjalan, duduk, berbicara atau saat kita sedang makan, semua itu dapat menggambarkan kepribadian kita dengan jelas. Oleh sebab itu, lebih baiknya saat kita berjalan kita berjalan dalam posisi tegak dengan bahu lurus. Jangan terkulai. Kemudian saat duduk carilah posisi yang santai dan usahakan untuk selalu membuat kontak mata saat berbicara.

5. Jadilah orang yang penuh dengan kesopanan
Menjadi orang yang sopan selalu dihalangi oleh sikap ingin dihargai dan dihormati oleh semua orang. Jadilah rendah hati dan menyapa semua orang dengan senyum. Tidak pernah menghindar utnuk membantu atau mendukung rekan-rekan kita dan bersiap sedia untuk mereka setiap kali mereka membutuhkan kita. Melakukan tindakan kebaikan tidak hanya sekedar menyelesaikan maslah orang lain tetapi juga akan membuat kita dating sebagai seorang yang menyenangkan.

Hal yang paling dibutukan dalam berwirausaha dan juga bekerja adalah motivasi. Pemimpin yang tidak bisa memotivasi orang lain maka ide ide besar yang dimilikinya tidak akan bisa untuk dijalankan. Maka dari itu hal yang anda perlukan adalah budaya motivasi. Budaya yang akan mendorong seseorang untuk bergerak maju untuk mencapai hal hal yang besar.
Budaya bukanlah sesuatu yang muncul ketika anda sedang sibuk, melainkan sebuah kewajiban dan tanggung jawab seorang pemimpin. Ada 3 aspek penting yang disampaikan oleh inc.com untuk membangun suatu budaya motivasi, diantaranya adalah

1. Learning
Belajar adalah kebutuhan psikologis yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mencapai kesuksesan. Belajar juga bertujuan untuk memperluas ilmu pengetahuan, keterampilan, potensi, dan pertumbuhan pribadi. Ketika anda selalu belajar maka anda akan menemukan hal hal baru dari sesuatu yang anda kerjakan

2. Affiliation
Affiliation adalah psilogis yang paling mendasar. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dalam kelompok, bukan hanya individu saja. Biasanya juga affiliation lebih senang untuk mencari kegiatan kegiatan dalam berkelompok dan bekerja sama dengan orang lain. Bekerja dengan orang lain membuatnya lebih mudah dan mempertahankan momentum

3. Reaffirmation
Disebut juga sebagai penegasan. Hal ini biasanya juga berupa pengakuan pubik atas apa yang telah anda capai. Belajar dalam hal penegasan adalah kunci untuk menciptakan budaya motivasi. Tantangan sebenarnya adalah bagaimana seorang pemimpin dapat menciptakan budaya organisasi yang akan membahas masing masing kebutuhan ini. Jika ingin memastikan budaya ini dapat berhasil hal yang harus anda lakukan adalah menggunakannya sebagai alat budaya proaktif. Seorang pemimpin juga harus memahami bahwa budaya adalah perekat dalam segala hal, dan mereka juga harus tahu bagaimana mengelola budaya untuk mempertahankan momentum

Frank Sonnenberg menulis sebuah artikel yang berjudul 7 Reasons Why Traditions Are So Important. Di artikel ini dia menullis tentang tradisi yang mempengaruhi kebiasaan manusia dan lingkungan bermasyarakat.

Saat mendengar kata libur apa yang terlintas di pikiranmu? Jiika kamu seperti kebanyakan orang pasti kamu akan senang mendengarnya. Itu merupakan tradisi yang terjadi.

Tradisi merupakan bagian yang penting dalam budaya kita, karena tradisi membentuk dasar dan struktur dari masyarakat itu sendiri. Tradisi mengingatkan kita bahwa kita adalah bagisan dari sejarah yang mendefinisikan masa lalu, membentuk kita dari hari ke hari dan mempengaruhi karakter kita dan orang macam apa kita sendiri. Saat kita mengabaikan makna tradisi budaya, saat itulah kita merusaktr fondasi identitas kita.

  • Tradisi memberikan rasa nyaman dan rasa kepemilikan. Tradisi membuat keluarga harmonis dan untuk tetap berkomunikasi dengan teman – teman.
  • Tradisi memperkuat nilai – nilai atau norma – norma seperti kebebasa, iman, integritas, pendidikan yang baik, tanggung jawab, etika kerja dan kebaikan tanpa pamrih.
  • Tradisi memberikan tempat untuk merayakan hal – hal yang dianggap penting dalam hidup, seperti menikah, ulang tahun, atupun yang lainnya.
  • Tradisi mengajarkan hal – hal yang baik seperti mengucapkan kata “terima kasih” atau “tolong”
  • Tradisi memungkinkan kita untuk menjalankan prinsip – prinsip bangsa, meryakan moment keagamaan dan bersatu sebagai sebuah negara.
  • Tradisi berfungsi sebagai jalan untuk menciptakan kenangan.
  • Tradisi menawarkan konteks yang baik untuk berhenti dan intropeksi.

A post was split to a new topic: Nilai-nilai apa yang seharusnya dipelajari pada anak kecil?

Tradisi adalah pengetahuan yang telah ada yang merupakan sekelompok ide yang telah berlangsung dalam waktu yang lama. Berikut pendapat dari portal Fallible Ideas tentang pentingnya tradisi.

Dalam beberapa kasus, orang telah menghabiskan waktu dan berusaha untuk meningkatkan ide-ide tersebut. Sebut saja sebuah tradisi yang dinamsi karena perubahan dari waktu ke waktu. Dalam kasus lain, tradisi telah terjaga dari waktu ke waktu hingga wujudnya sama persis. Sebut saja tradisi statis karena tidak berubah. Meskipun pendekatan ini bertentangan, beberapa tradisi telah bercampuran.

Hanya karena tradisi mengandung pengetahuan yang berharga, tidak berarti selalu benar. Kadang tradisi mempunyai kesalahan. Kita tidak harus tunduk pada tradisi hanya karena banyak orang pintar yang tidak menemukan jalan untuk meningkatkannya lebih lanjut.

Semua pengetahuan dalam tradisi bisa jadi menakutkan. Tidak ada yang memiliki waktu untuk hati-hati dan berpikir dengan kritis melalui semua rincian dari pengetahuan tradisional yang digunakan. Hal itu bukan menjadi masalah, namun dalam dua hal ada satu hal yang harus diingat. Pertama, jika ada masalah, mengandalkan tradisi tidak begitu baik. Kedua, orang yang bijaksana harus mengevaluasi beberapa tradisi. Setiap orang harus menaruh beberapa pemikiran yang serius ke beberapa daerah.

Dalam kasus perselisihan, banding tradisi tidaklah valid. Tradisi mungkin tidak benar dan beberapa orang berpikir seperti itu. Untuk mengatasinya, kita harus mempertimbangkan kritikan tersebut. Setiap ide-ide alternatif yang dimiliki dan argumen yang mendukung gagasan tradisional, dicoba apa yang benar dalam argumen tersebut. Tradisi berisi ide-ide orang terbaik di masa lalu belum tentu menjadi terbaik di masa depan. Nilai terbesar dari tradisi adalah mereka sering dapat memberikan ide-ide yang bermanfaat yang tidak kontroversial atau sebagai titik awal untuk memecahkan masalah.

Semua tradisi akan menghadapi pilihan. Untuk tradisi yang bertahan, harus diwariskan dari orang tua kepada keturunannya atau yang lebih muda. Itupun jika banyak ide-ide yang dapat diajarkan kepada generasi berikutnya. Jumlah ide besar, tapi terbatas. Hanya sejumlah tradisi yang cocok.

Tradisi itu penting, karena mengandung pengetahuan yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun. Namun tradisi juga bisa membahayakan. Tradisi statis dapat membuat orang buta akan lingkungan sekitar dan masa depan, karena hanya bergantung pada tradisi yang ada. Tapi in penting untuk diajarkan kepada anak-anak dan generasi selanjutnya. Terserah kita untuk mempertimbangkan tradisi mana yang akan diteruskan.