Bagaimana Memulai Mengembangkan MVP?

MVP merupakan hasil pekerjaan paling minimalis yang dapat disajikan ke calon pengguna dengan tujuan mendapatkan banyak pelajaran ketertarikan dan masukan calon pengguna.

6-1-1080x580

MVP dibuat setelah startup benar-benar mengetahui visi produk yang akan dikembangkan, biasanya masih bersifat ide dan konseptual. Project Manager, membuat daftar fitur atau prioritas pengembangan sesuai dengan urgensinya. Hal pertama yang harus setelah ada daftar prioritas tersebut, lakukan penjajakan setiap fitur yang akan dikembangkan dengan mempertemukan antara asumsi dan risiko yang mungkin terjadi.

Sebagai contoh sebuah startup akan mengembangkan sebuah platform mobile untuk pembelajaran jarak jauh. Salah satu fitur di dalamnya ialah adanya konten interaktif untuk pembelajaran siswa secara mandiri. Asumsinya dengan adanya konten tersebut siswa tidak bergantung dengan guru dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Dan risikonya adalah jika para siswa menanggap konten konvensional seperti buku lebih nyaman digunakan untuk belajar harian.

Namun itu masih sebatas estimasi, sehingga perlu dilakukan pengujian. Sebelum melakukan pengujian, pastikan startup telah mengidentifikasi variabel untuk memvalidasi keabsahan ide yang digagas. Paling mudah dengan menentukan faktor keberhasilan dengan angka numerik. Misalnya jika meneruskan contoh produk sebelumnya, validasinya bisa berupa: jika konten mendapatkan rating minimal 4 dari 80% pengguna maka dikatakan disukai.

MVP diperlukan sebelum produk tersebut benar-benar dijadikan adalah untuk mengurangi risiko, meningkatkan kemungkinan untuk sukses, mendapatkan timbal balik lebih cepat, mengurangi kompleksitas hingga mengukur proses pengembangan.

Contoh penerapan formula yang sama dengan studi kasus Uber, oleh Frankie Le Nguyen

Sumber