Bagaimana Mempertahankan Kesehatan Mental?

Gambar Ilustrasi Kesehatan Mental baru

A. Pembuka

Sehat berarti keadaan baik fisik yang biasa dikenal oleh masyarakat umumnya. Namun persepsi tersebut salah, karena bicara mengenai sehat tidak melulu tentang sehat dengan keadaan baik secara fisik, tapi juga tentang kesehatan mental. Kesehatan mental adalah sesuatu yang bisa mempengaruhi kepribadian dan perilaku seseorang sesuai dengan peristiwa yang terjadi, baik itu peristiwa buruk ataupun peristiwa baik. Jika peristiwa baik tentu dampaknya positif, sebaliknya jika peristiwa itu buruk, maka dampaknya negatif seperti gangguan mental atau penyakit mental yang mempengeruhi cara seseorang dalam menangani stres. Dalam hal ini gangguan mental tersebut dapat kita pertahankan melalui tiga cara yaitu : kendali diri, berfikir positif, dan spiritualitas.

B. Isi

a. Kendali diri, Berfikir Positif, dan spiritualitas

a) Kendali Diri

Setiap manusia mempunyai perasaan intens terhadap sesuatu. Perasaan ini biasa disebut dengan Emosi atau reaksi terhadap suatu kejadian-kejadian tertentu seperti terlalu senang, marah, sedih, dan takut. Hal ini terkadang terlalu berlebihan yang terjadi pada seseorang. Maka kendali diri inilah yang dapat dilakukan, baik dari cara berfikir maupun bertindak. Jika seseorang dapat megendalikan dirinya dengan baik, maka akan menghasilkan perilaku yang sama sekali tidak merugikan orang banyak sehingga dapat diterima oleh lingkungannya dan kesehatan mental tidak akan terganggu. Dalam proses pengendalian diri hal-hal yang harus dihindari misalnya : berteriak atau berkelahi dengan keluarga dan teman-teman, marah berlebihan yang rentan melakukan kekerasan, memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Chalhoun dan Acocella (1990) “dikutip dari www.pelajaran.co.id” Kontrol diri adalah pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri.

b) Berfikir Positif

Pola pikir terkadang membuat manusia terjebak dalam lubang yang ia buat sendiri. Terjebak dalam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Walaupun masalah itu kecil, terkadang membuat seseorang berifikir negatif terhadap sesuatu. Hal ini akan membuat seseorang tertekan, tidak menikmati hidup, khawatir, cemas, sehingga akan berdampak buruk pada kesehatan jiwa manusia. Seperti perasaan bersalah selalu terbayang, memiliki pengalaman buruk, mudah percaya dengan perkataan orang yang tidak benar, putus asa, tidak berdaya dsb. Hal ini akan lebih merugikan diri sendiri membuat keadaan semakin rumit. Maka hal yang perlu dilakukan untuk mengubah pola pikir menjadi lebih baik dan berfikir positif yaitu jadilah orang yang selalu bersyukur atas apa yang dimiliki, berfikir optimis dan mempunyai tujuan hidup yang dapat menjaga kesehatan mental. Hal yang berhubungan dengan tujuan hidup seperti sosial, agama, keluarga, dan makna hidup sesungguhnya. Sehingga dampak kesehatan mental akan baik pula.

Lewina Lee, profesor psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Boston yang menjadi peneliti dalam penelitian ini mengatakan “temuan kami berbicara tentang kemungkinan bahwa meningkatkan rasa optimisme dapat membuat umur lebih panjang sampai 85 tahun dan penuaan yang sehat.” Mereka juga mengatakan, orang yang optimis lebih mudah mengendalikan emosi mereka dan terlindungi dari efek stres. Kemudian “Bukti awal dari penelitian ini menunjukkan bahwa orang yang lebih optimis cenderung memiliki tujuan dan kepercayaan diri untuk mencapainya lebih efektif dalam penyelesaian masalah, dan mereka mungkin lebih baik dalam mengatur emosi mereka selama situasi yang penuh tekanan”.

c) Spiritualitas

Karakter dari jiwa-jiwa manusia, intinya saling berkaitan, serta memiliki keterkaitan jiwa-jiwa merupakan dasar utama dari keyakinan spiritual. Menjadi spiritual berarti mempunyai ikatan yang lebih terhadap hal yang bersifat kerohanian/kejiwaan yang bersifat fisik atau material. Esensi dari kesejahteraan dan kesehatan seseorang seseorang yaitu spiritualitas. Maka spiritualitas akan mendatangkan ketenangan dan kesadaran diri tentang tujuan dan nasib.

Kejiwaan dan agama mempunyai hubungan yang sangat erat karena letak keyakinan dan kesehatan jiwa hanya kepada Yang Maha Tinggi untuk menyerahkan diri dan pasrah. Manusia akan senantiasa pasrah dalam artian akan mendatangkan ketenangan, bahagia, senang, sukses dan aman. Dalam keagamaan akan mengarahkan tentang tujuan hidup, dan harapan baik bagi manusia

“Dikutip dari dictio.id” Bahwa menjadi spiritual berarti memiliki ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat kerohanian atau kejiwaan dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material. Spiritualitas yaitu kebangkitan atau pencerahan diri dalam mencapai tujuan dan makna hidup. Spiritualitas bagian esensial dari keseluruhan kesehatan dan kesejahteraan seseorang. (Hasan, 2006).

Carl Gustav Jung mengatakan, “Dari sekian banyak pasien yang saya hadapi, tak satupun dari mereka yang problem utamanya bukan karena pandangan religius, dengan kata lain mereka sakit karena tidak ada rasa beragama dalam diri mereka, apalagi semuanya sembuh setelah bertekuk lutut di hadapan agama.”

Diteliti dari sebuah studi, penelitian di Evans County, Georgia, melihat perbandingan efek mengurangi stres dari seseorang yang rutin pergi ke tempat ibadah lebih rendah bila dibandingkan dengan orang yang tidak suka pergi ke tempat ibadah. Mereka menemukan bahwa hasil tekanan darah lebih rendah secara signifikan untuk orang yang rutin pergi ke gereja.

C. Kesimpulan

Dengan demikian dalam kehidupan manusia, bahwa untuk menjaga kesehatan mental maka diperlukan kendali diri untuk mengontrol emosi yang berlebihan, kemudian perbaiki pola fikir yang sering berfikiran negatif kearah positif seperti selalu bersyukur, berfikir optimis, dan mempunyai tujuan hidup supaya terhindar dari stres yang dampaknya terjadi gangguan kesehatan mental. Begitu juga dengan spiritualitas mempunyai arah dan tujuan yang pasti, terus tingkatkan kebijaksanaan dan kekuatan berkehendak dari seseorang, mencapai hubungan yang lebih dekat dengan ketuhanan, peningkatan realitas fisik seseorang akibat perubahan internal. Perubahan itu akan muncul pada diri seseorang saat meningkatnya kesadaran diri, dimana nilai ketuhanan akan termanifestasi keluar sesuai dengan pengalaman dan kemajuan diri sendiri. Kemudian agar dapat mengatasi kesehatan mental yaitu dengan kendali diri, berfikir positif, dan mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari atau disebut dengan manejemen hati.

Daftar Pustaka

  • Albrecht. 2003. Berpikir positif Edisi Revisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
  • Bastaman, Hanna Djumhana. (1994). “Dimensi Spiritual dalam Teori Psikologi Kontemporer: Logoterapi Victor E. Frankl”. dalam Jurnal Ulumul Qur’an, Nomer 4 Vol. V
  • Pasiak, Taufik. (2012). Tuhan dalam Otak Manusia: Mewujudkan Kesehatan Spiritual Berdasarkan Neurosains. Bandung: PT Mizan.
  • Andjani, Sari. 1991. Efektifitas Teknik Kontrol Diri pada Pengendalian Kemarahan. Jurnal Psikologi. Tahun ke XVIII Nomor 1.

Daftar Laman