Ketika kita berumur 5 tahun, banyak yang mulai fasih untuk memperkenalkan diri mereka. Siapa nama kita? Dimana kita tinggal? Siapa orang tua kita? Tapi, saat tumbuh dewasa mulai muncul pemikiran bagaimana cara mengenalkan diri kita di depan banyak orang? Bukan sekedar pengenalan tentang latar belakang, atau apa hobi kita. Tapi bagaimana melakukan perkenalan yang bisa meninggalkan impression yang mendalam. The question is, HOW?
Pertanyaan yang sangat bagus sekali saudari Julia.
Saya menyadari, saat ini banyak sekali orang yang gagap ketika disuruh untuk mengenalkan diri mereka. Kebanyakan dari kita pasti akan menjawab
“Halo nama saya__, saya bekerja di__” atau “Halo, saya___, saya bersekolah disini__” dan beberapa kalimat basic lainnya seperti umur, tinggal dimana, tempat tanggal lahir dan sebagainya. Lalu, kita akan bingung akan berbicara apa lagi. Menurut kita, kita telah memberi tahu segalanya tentang kita. Namun tidak, hanya dengan memberi tahu info-info seperti diatas, orang hanya akan tau permukaan kita saja “Oh orang itu umurnya , tinggal disini, lahir, jurusan bla bla” Sudah. Tidak berapa lama, mereka akan lupa biodata kita. Memperkenalkan diri kita bukan sekedar mengatakan nama atau biodata kita, namun untuk lebih dekat dengan seseorang dan membangun koneksi entah itu fisikal atau psikologis.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa meninggalkan impresi yang mendalam kepada mereka?
Dengan Cerita. Siapa yang tidak suka cerita? Entah itu sebuah kebohongan atau tidak. Ya, kalian bisa langsung menyelipkan cerita ketika mengenalkan diri kalian. Cerita yang berkaitan dengan kalian tentunya. Orang lebih fokus ketika kita menyajikan cerita. Dari cerita, orang juga dapat menilai kita.
Quotes, oh come on, terlihat cheesy bukan. Namun quotes bisa meninggalkan impresi terbesar. Tidak, tidak mesti cari quotes di tumblr atau google (boleh, sah-sah saja jika ingin) anda hanya perlu bilang “Nama saya… aktivitas membuat saya melupakan kegalauan” Ya tidak terlihat seperti quotes, anda pastinya bisa membuat kalimat yang lebih dari ini.
Mungkin hanya itu yang terlintas di benak saya saat ini, saudara Julia.