Bagaimana Memilih Lensa Untuk Kamera Mirrorless?

lensa mirrorless
Pada umumnya lensa tidak ada yang cocok untuk semua kebutuhan. Dalam artian beda kebutuhan, beda lensa yang digunakan. Bagaimana Memilih Lensa Untuk Kamera Mirrorless?

Kamera mirroless memiliki keunggulan dibanding kamera DSLR yaitu lebih ringan dibawa dan kecil, sehingga lebih praktis untuk digunakan. Banyak faktor yang perlu menjadi pertimbangan ketika akan memilih lensa mirrorless, diantaranya:

  • Perhatikan kebutuhan. Ada 3 kategori kamera mirrorless yaitu konsumen, prosumer, dan profesional. Bukan berarti kamera profesional menjamin hasil yang profesional juga, tergantung fotografernya seperti apa. Namun, kamera profesional memang umumnya digunakan oleh fotografer yang sudah profesional.

    Lensa kamera menjadi penentu hasil yang didapat, baik secara visual, ketajaman atau warna dan bokeh. Tidak ada lensa yang ideal yang cocok untuk semua kebutuhan. Ketika memilih lensa mirrorless, jangan sampai memilih lensa macro untuk penggunaan wide-angle. Pilih lensa yang cocok untuk kebutuhan potrait, jarak dekat, atau jarak jauh. Atau bisa juga memilih lensa all-round atau lensa kit untuk berbagai kebutuhan sehari-hari.

  • Memotet objek jarak jauh. Lensa telephoto zoom (lensa tele) digunakan untuk memotret objek dari kejauhan. Lensa ini memiliki ekuivalensi focal length antara 24mm-200mm pada sensor full rame 35mm. Kelebihan lensa ini dapat digunakan untuk lebih dari satu kebutuhan.

  • Memotret kegiatan sehari-hari. Lensa zoom standar cocok digunakan untuk memotret pemandangan, wajah, dan potret kegiatan sehari-hari. Lensa ini memiliki rentang focal length yang lebih sempit dibandingkan lensa tele sehingga pas digunakan untuk memotret lanskap alam ataupun potrait. Perhatikan besaran nilai aperture (f) pada lensa dan tingkat kecerahan yang stabil.

  • Memotret objek bergerak dan wildlife. Jika digunakan di kamera DSLR/SLR, jenis lensa superzoom biasanya memiliki bobot berat dan ukuran yang besar. Namun, untuk kamera mirrorless, sudah cukup banyak tersedia lensa superzoom dengan bobot yang ringan dan ukuran relatif lebih kecil. Sebagai perbandingan, lensa kamera DSLR bisa mencapai 2kg, sementara beberapa lensa superzoom mirrorless tak sampai 1kg.

    Adapun lensa superzoom biasa digunakan untuk mereka yang suka memotret objek bergerak, seperti event olahraga, di mana objeknya berupa atlet yang tengah berlarian dan lain sebagainya. Selain itu, objek-objek di alam bebas seperti satwa liar juga cocok jika diambil dengan menggunakan lensa superzoom. Untuk melawan cuaca ekstrem khususnya untuk keperluan fotografi alam, ada baiknya Anda menyiapkan lensa dustproof.

  • Lensa Fix. Lensa ini punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya terletak pada kualitas gambar yang bisa lebih baik ketimbang lensa zoom atau tele. Selain itu keunggulan lainnya terletak pada fleksibilitas dalam hal desain, ukuran dan nilai aperture yang lebih baik ketimbang lensa untuk kamere SLR. Kelemahannya, lensa fix tak lebih praktis daripada lensa lainnya, bahkan untuk sekelas lensa pada kamera digital.
    Buat Anda yang mendewakan bokeh sebagai standar utama kualitas foto, maka lensa fix ini adalah jagonya. Memang, lensa fokus tunggal dengan aperture sekitar f/1.8 saja sudah cukup untuk menghasilkan foto yang bokeh, tapi kalau mau lebih baik lagi, setting lensa fix dengan f/1.4 sangatlah disarankan.

    Saat membeli lensa kamera, sangat penting untuk mempertimbangkan jenis objek yang ingin Anda potret, kemungkinan kondisi pencahayaan, dan tentu saja anggaran yang Anda punya. Tidak ada satu lensa yang sempurna untuk segala situasi, jadi Anda harus menyeimbangkan pro dan kontra dari berbagai pilihan dan memutuskan yang terbaik.

  • Focal length and angle of view. Faktor terpenting dalam lensa kamera adalah panjang fokusnya. Ini menentukan jenis lensa apa, dan objek apa yang akan dapat difoto. Panjang focus berkisar dari hanya beberapa millimeter hingga lebih dari 1 meter.

  • Crop faktor. Focal length lensa ditentukan untuk kamera dengan sensor 35mm “fullframe”. Sebagian besar pemakai DSLR (Nikon, Canon), kamera mirrorless APSC (Canon, Sony ILC, Nikon, Fujifilm) dan kamera mirrorless micro fourthird (Lumix dan Olympus) menggunakan sensor yang lebih kecil, dan ini memiliki efek memotong tepi foto (cropping), sehingga menghasilkan gambar yang seakan ‘diperbesar’ daripada gambar pada sensor fullframe. Cropping ini membuatnya tampak seolah-olah lensa memiliki focal length yang lebih panjang daripada yang sebenarnya. Kita dapat menghitung ‘focal length efektif” lensa dengan mengalikan focal length lensa tsb dengan ‘crop factor’ kamera. Crop factor pada sensor kamera APSC adalah sekitar 1.5x, yang berarti lensa 50mm sebenarnya memiliki focal length efektif 75mm saat dipasang ke kamera APSC.

  • F-stop atau bukaan. Lensa yang lebih cepat dengan lubang yang lebih lebar (bukaan) memiliki angka f-stop yang lebih rendah, (f / 2.8, bukan f / 4.0, misalnya), yang menunjukkan bahwa lensa tersebut mengambil lebih banyak cahaya. Mereka juga memungkinkan Anda membuat lebih banyak bokeh, atau kabur, di latar belakang untuk mengisolasi subjek. Sebagai aturan, harganya jauh lebih mahal daripada model yang lebih lambat. Lensa kit yang lebih murah sering memiliki lubang variabel, yang berubah tergantung pada tingkat zoom.

  • Stabilisasi. Stabilisasi mengurangi gerakan tangan dan kamera lainnya (walaupun jelas bukan gerakan subjek), memungkinkan Anda memotret dengan cahaya yang lebih sedikit dari biasanya. Jika Anda memiliki kamera mirrorless tertentu seperti Nikon EOS R atau Sony A7 III, mereka sudah memiliki stabilisasi bawaan (IBS). Untuk model lain, Anda harus mendapatkan fitur itu dari lensa. Metrik kuncinya adalah berapa banyak kecepatan ekstra yang Anda dapatkan (dalam f-stops) dibandingkan dengan tidak memiliki stabilisasi. Banyak pembuat lensa mengklaim peningkatan sebanyak tiga hingga empat berhenti, tetapi perlu diingat bahwa itu tidak akan membantu pada setiap pemotretan. Perhatikan bahwa meskipun kamera Anda memiliki IBS, Anda masih akan mendapat manfaat dari lensa yang memilikinya, karena sebagian besar sistem IBS bekerja secara bersamaan.

Sumber:

Lensa Kamera mirrorless sebenarnya telah beredar di pasaran sejak puluhan tahun silam, tapi baru benar-benar dilirik oleh masyarakat beberapa tahun belakangan ini. Banyak fotografer profesional telah memanfaatkan kamera DSLR sebagai senjata utamanya, namun kini tak sedikit yang sudah membekali peralatan tempurnya dengan kamera mirrorless tentunya dengan pertimbangan tertentu.

Kamera mirrorless pada umumnya lebih ringan dan kecil ketimbang kamera DSLR. Selain itu, kamera mirrorless juga terbilang tidak berisik dan lebih praktis, sehingga cocok digunakan oleh banyak pengguna dari berbagai kalangan.

Sebelum membeli kamera mirrorless , perlu diingat apa saja kebutuhannya. Sama seperti kamera DSLR, kamera mirrorless juga memiliki macam macam lensa yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan si pengguna. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti ketajaman, distorsi, kecepatan dan tentu saja, isi dompet Anda. Berikut ini tips memilih lensa untuk kamera mirrorless .

1. Perhatikan Kebutuhan

Jika diringkas, setidaknya ada tiga kategori kamera mirrorless : konsumen, prosumer dan profesional. Kamera profesional di sini tak lantas menjamin penggunanya bakal memiliki hasil yang profesional, namun lebih memiliki arti bahwa kamera tersebut dibuat untuk kebutuhan seorang fotografer profesional.

Fotografer profesional pun tetap harus cermat dalam memilih lensa yang tepat. Ini bergantung pada kebutuhannya. Ingat, lensa menjadi penentu seperti apa foto Anda akan didapat, baik secara visual, ketajaman atau warna dan bokeh. Pada dasarnya, tidak ada lensa ideal, yang artinya tidak ada satu lensa yang cocok untuk semua kebutuhan.

Cermati apa kebutuhannya ketika hendak memilih lensa untuk kamera mirrorless . Jangan sampai memilih lensa macro untuk penggunaan wide-angle . Perhatikan jenis lensa yang cocok untuk kebutuhan portrait, jarak dekat atau jarak jauh. Kalau tidak mau repot, Anda bisa memilih lensa all-round atau satu lensa kit untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, misalnya untuk acara pernikahan.

2. Memotret Objek Jarak Jauh

Jika Anda lebih sering memotret objek yang berada di kejauhan, maka Anda wajib menggunakan lensa telephoto zoom atau bisa disingkat lensa tele. Umumnya, lensa pada kategori ini memiliki ekuivalensi focal length antara 24mm - 200mm pada sensor full rame 35mm. Kelebihannya, Anda bisa menggunakan lensa ini untuk lebih dari satu kebutuhan.

Baru-baru ini, banyak lensa tele telah dirancang untuk menghasilkan gambar dengan kualitas yang memadai seperti autofokus lebih cepat, stabilisasi gambar lebih baik dan masih banyak lagi. Lensa tele memiliki panjang fokus lebih tinggi. Perlu dicatat bahwa Anda tidak boleh terkecoh dalam membawa nilai panjang fokus (focal length) awal yang lebih kecil.

3. Memotret Kegiatan Sehari-hari

Untuk memotret pemandangan, wajah, dan potret kegiatan sehari-hari lainnya, lensa yang cocok adalah lensa zoom standar. Lensa ini memiliki rentang focal length yang lebih sempit dibandingkan lensa tele sehingga pas digunakan untuk memotret lanskap alam maupun portrait. Anda juga harus memperhatikan besaran nilai aperture (f) pada lensa dan tingkat kecerahan yang stabil.

Mengatur nilai f di sini bisa sangat menyenangkan dan menentukan hasil akhir. Anda bisa dengan mudah menciptakan bokeh dengan menaikturunkan f dan tingkat kecerahan. Biasanya, bokeh pada lensa zoom standar bisa didapat dengan mengatur nilai f antara f/2.8 sampai f/4.0.

4. Memotret Objek Bergerak dan Wildlife

Jika digunakan di kamera DSLR/SLR, jenis lensa superzoom biasanya memiliki bobot berat dan ukuran yang besar. Namun, untuk kamera mirrorless, sudah cukup banyak tersedia lensa superzoom dengan bobot yang ringan dan ukuran relatif lebih kecil. Sebagai perbandingan, lensa kamera DSLR bisa mencapai 2kg, sementara beberapa lensa superzoom mirrorless tak sampai 1kg.

Adapun lensa superzoom biasa digunakan untuk mereka yang suka memotret objek bergerak, seperti event olahraga, di mana objeknya berupa atlet yang tengah berlarian dan lain sebagainya. Selain itu, objek-objek di alam bebas seperti satwa liar juga cocok jika diambil dengan menggunakan lensa superzoom. Untuk melawan cuaca ekstrem khususnya untuk keperluan fotografi alam, ada baiknya Anda menyiapkan lensa dustproof .

5. Lensa Fix

Lensa ini punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya terletak pada kualitas gambar yang bisa lebih baik ketimbang lensa zoom atau tele. Selain itu keunggulan lainnya terletak pada fleksibilitas dalam hal desain, ukuran dan nilai aperture yang lebih baik ketimbang lensa untuk kamere SLR. Kelemahannya, lensa fix tak lebih praktis daripada lensa lainnya, bahkan untuk sekelas lensa pada kamera digital.

Buat Anda yang mendewakan bokeh sebagai standar utama kualitas foto, maka lensa fix ini adalah jagonya. Memang, lensa fokus tunggal dengan aperture sekitar f/1.8 saja sudah cukup untuk menghasilkan foto yang bokeh, tapi kalau mau lebih baik lagi, setting lensa fix dengan f/1.4 sangatlah disarankan.

Saat membeli lensa kamera, sangat penting untuk mempertimbangkan jenis objek yang ingin Anda potret, kemungkinan kondisi pencahayaan, dan tentu saja anggaran yang Anda punya. Tidak ada satu lensa yang sempurna untuk segala situasi, jadi Anda harus menyeimbangkan pro dan kontra dari berbagai pilihan dan memutuskan yang terbaik.