Bagaimana melakukan pertolongan pertama pada orang yang kejang?

Kejang adalah kondisi di mana otot-otot tubuh berkontraksi secara tidak terkendali. Seluruh gerakan kita dikendalikan oleh otak yang mengirim sinyal-sinyal listrik melalui saraf ke otot. Jika sinyal dari otak mengalami gangguan atau terjadi keabnormalan, otot-otot tubuh akan berkontraksi dan bergerak tanpa terkendali. Itulah yang terjadi saat tubuh mengalami kejang.

Bagaimana melakukan pertolongan pertama pada orang yang kejang ?

Kejang merupakan manifestasi klinis lepas muatan listrik berlebihan dari sel neuron di otak yang terganggu fungsinya. Fungsi otak normal dapat terganggu karena kejang. Kejang dapat disebabkan oleh :

  1. Panas tinggi pada anak
  2. Epilepsi
  3. Trauma otak, tumor atau stroke
  4. Metabolik: kelainan elektrolit, Syndroma Reye’s
  5. Hipoksia
  6. Shock elektris
  7. Heatstroke
  8. Keracunan
  9. Infeksi
  10. Reaksi atau overdosis obat
  11. Gigitan ular

Kadang-kadang penyebab kejang tidak diketahui. Kejang dikelompokkan menjadi 2 : kejang umum dan parsial. Kejang parsial mempengaruhi sebagian area otak. Kejang umum mempengaruhi seluruh otak dan dapat terjadi kehilangan kesadaran. Pertolongan pertama harus diberikan pada orang yang mengalami kejang tersebut.

Ciri-ciri kejang :

  1. Munculnya tiba-tiba
  2. Penurunan atau kehilangan kesadaran
  3. Gerakan ekstremitas yang sinkron: kaku seluruh tubuh (tonik), kelojotan (klonik), tiba-tiba terjatuh (atonik), bengong (absent)
  4. Stereotipi gerakan
  5. Gerakan abnormal bola mata: mendelik ke atas, melirik ke kanan atau ke kiri
  6. Sianosis (kebiruan) di sekitar mulut

Sesudah kejang otot penderita lemas, kadang kehilangan kontrol dalam BAB/BAK dan bingung, mengantuk dan nyeri kepala. Sebagian besar kejang berlangsung < 5 menit.

Penatalaksanaan kejang

Pada anak:

  1. Usahakan jalan nafas terjaga tetap bebas.
  2. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut
  3. Miringkan anak
  4. Baju yang ketat harus dilonggarkan.
  5. Penderita ditempatkan sedemikian agar jangan terjadi cidera.
  6. Pemberantasan kejang secepatnya diberi Diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg, diazepam rektal 10 mg bila berat badan anak lebih dari 10 kg. Apabila sudah terpasang jalur intravena maka diberikan diazepam IV secara perlahan-lahan dengan dosis 0,25-0,5 mg/kg.

Bila dalam 10-20 menit pertama setelah suntikan pertama masih kejang, dilakukan suntikan IV kedua dengan dosis yang sama.

Penyuntikan Diazepam IV adalah perlahan-lahan dalam 2-3 menit dan apabila sebelum obat habis penderita sudah sadar kembali maka suntikan dihentikan. Karena masa kerja Diazepam singkat, maka perlu diberi antikonvulsan lain, misalnya Fenobarbital, Fenitoin.

Pada orang dewasa

Prinsip penatalaksanaan adalah sama dengan pada anak, hanya perbedaan pada dosis obat, yaitu :

  1. bebaskan jalan nafas
  2. evaluasi pernafasan
  3. evaluasi sirkulasi (denyut nadi)
  1. Diazepam diberikan 0,1 mg/kgbb IV perlahan-lahan. Bila kejang masih timbul, dosis tersebut dapat diulang sampai 3 kali setelah 30-60 menit suntikan sebelumnya.
  2. Bila tidak ada Diazepam, dapat diberikan fenobarbital IM sebanyak 3-5/kgBB dan dapat diulang 2-3 kali.
  3. Untuk hibernasi diberi Klorpromazin dengan dosis 50-100 mg IM/IV atau per infus sebagai Lytic-Coctail (50 mg Largactil, 75 mg Pethidin dan 40 mg Phenergan) dalam larutan glukosa 5% sebanyak 500 cc.

Sumber :

Kristanto Yuli Yarsa, Nanang Wiyono, Agus Djoko Susanto, R.T.H. Soepraptomo, Accident dan emergency (first aid), RS Dr.Moewardi Surakarta dan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta