Bagaimana Mark Zuckerberg tetap produktif meskipun hanya bekerja selama 60 jam seminggu?

Mark Zuckerberg

Bagaimana Mark Zuckerberg masih tetap produktif walau hanya bekerja 60 jam per minggu

Mark merupakan orang yang sangat fokus dalam mengerjakan pekerjaanya agar hasil pekerjaanya merupakan hasil yang memiliki nilai maksimal. Sheryl Sandberg Chief Operating Officer Facebook pernah bercerita kepada time.com bahwa di sebuah pertemuan mark berkata bahwa ia akan membuat marshmallow yang sempurna.

Untuk membuat marsmallow yang sempurna anda tidak dapat memasaknya di dalam api karena marsmallow dapat terbakar. Marsmallow juga tidak dapat ditinggal sehingga anda harus duduk menunggu selama 5 sampai 10 menit dengan marshmallow di atas api namun tidak terlalu dekat agar marsmallow tidak terbakar. Dan satu-satunya orang yang mau melakukan hal itu adalah Mark. Karena dia sangat fokus dan sudah membulatkan tekadnya.

Mark Zuckerberg merupakan CEO Facebook yang memiliki produktifitas yang sangat terjaga dalam hidupnya, ia mengutamakan gaya hidup “Work Life Balance” agar dapat menselaraskan dirinya agar tetap berguna bagi dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan disekitarnya. Manajemen waktu yang dia gunakan mulai dari olahraga yang teratur, pekerjaan sampai keluarganya dapat beliau seimbangkan sehingga menimbulkan dampak yang sangat hebat dalam rutinitas hidupnya.

Selain itu, ia juga tidak pernah membuang waktu luangnya untuk hal yang bersifat huru hara / foya foya, melainkan dengan mencari ilmu agar seluruh isi kepalanya penuh akan pengetahuan.

Mark Zuckerberg adalah salah satu orang terkaya di dunia karena di usia 33 tahun, dia masih menangani Facebook yang merupakan raksasa sosial media saat ini dengan kekayaan $433.25 Milyar. Meskipun banyak hal yang dikerjakan, Zuckerberg masih menyisihkan waktunya untuk berolahraga, traveling, dan menghabiskan waktunya bersama keluarga. Meskipun begitu, dia tetap produktif dan membuang pilihan yang ambigu terhadap pilihan yang tidak perlu dalam kesehariannya. Mari kita lihat kegiatan sehari-harinya.

Setelah bangun pada jam 8 pagi, Mark biasanya mengecek sosial pribadinya termasuk Facebook, Facebook Messenger, dan Whatsapp di smartphone-nya. Namun ternyata dia memiliki tim yang terdiri dari 12 orang pegawainya untuk melakukan tugas khusus yakni menghapus komen dan update pada halaman Facebook sementara tim tambahan mengelola komunikasinya dan menulis posting dan pidatonya. Mark juga mempekerjakan fotografer pribadi untuk selalu ada ketika terdapat sesuatu yang perlu didokumentasikan.

Sources: The Telegraph, The Verge.

Dibandingkan dengan milyarder lainnya yang super sibuk sehingga tak ada waktu untuk olahraga, Zuckerberg malah sebaliknya. Dia berolahraga sedikitnya tiga kali seminggu. Olahraga yang dia lakukan pun terkesan menyenangkan misalnya berlari mengelilingi kompleks atau di tempat baru di seluruh dunia bersama keluarga atau sekalian mengajak anjingnya. Setelah selesai berolahraga, Mark Zuckerberg tidak terlalu pilah-pilah untuk sarapannya. Dia biasanya akan memakan apa yang ingin dan bisa dia makan. Keputusan kecil yang biasanya tidak penting namun bisa menghabiskan waktu adalah salah satu hal yang tidak disukainya.

Maka dari itu, dia memakai pakaian yang selalu sama setiap harinya. “Seragam” keseharian Mark adalah jeans, sneakers, dan baju kaos warna abu-abu yang ikonik. Pada tahun 2014 dia pernah berkata bahwa dia ingin hidup yang ringkas seperti bagaimana dia menghiraukan keputusan-keputusan kecil yang notabene tidak penting.

Source: Business Insider, The Daily Mail

Ketika sedang tidak bekerja, Zuckerberg menghabiskan banyak waktu untuk mengembangkan skill. Seperti halnya ketika dia belajar bahasa Mandarin. Dia juga berusaha untuk selalu berkutat dengan buku. Bahkan pada tahun 2015, dia menantang dirinya untuk membaca buku baru setelah dua minggu.

Source: Inc., Business Insider, Quartz

Kegiatan lain yang sangat disukai Mark adalah travelling. Bahkan jadwal ketika dia traveling semakin bervariasi hingga mengesampingkan pekerjaan. Dia melakukannya bersama istrinya, Priscilla Chan, dan anak-anak perempuannya, Max dan August. Tidak lain dan tidak bukan, kegiatan travelling ini berkaitan pula dengan tantangan untuk dirinya sendiri supaya lebih banyak bertemu dengan orang-orang dan tempat yang baru. Tantangan tersebut kerap ia bagikan pada post facebook pribadinya. Dengan begitu, dia bisa mendapatkan banyak sekali relasi dan pandangan cara berpikir orang-orang di setiap penjuru yang berbeda.

“Selama beberapa dekade, teknologi dan globalisasi telah membuat kita lebih produktif dan terhubung,” tulis Zuckerberg. "Hal tersebut menciptakan banyak manfaat, tapi bagi banyak orang, itu juga membuat hidup lebih menantang. Hal ini telah memberi kontribusi pada perasaan perpecahan yang lebih besar daripada yang saya rasakan dalam hidup saya. Kita perlu menemukan cara untuk mengubah permainan sehingga bisa bekerja untuk semua orang. "

Source: Business Insider

Kegiatan sehari-hari yang Mark lakukan diatas bisa mematahkan paradigma masyarakat dunia bahwa anda bisa tetap produktif meskipun bekerja hanya 50 sampai 60 jam per minggu. Tergantung dengan bagaimana anda menyikapi aktivitas yang anda lakukan, prositif atau negatif. Berolahraga, berkunjung dan bertemu orang baru ternyata bisa membantu produktifitas dan tidak melulu didapatkan disaat jam kerja. Mark mengajarkan keseimbangan pekerjaan, keluarga, dan hobi yang mana ketiga elemen tersebut bisa saling supportive dan secara tidak langsung bisa membantu pekerjaannya.

Mark Zuckerberg, CEO Facebook, memiliki produktifitas yang sangat baik dikarenakan dia dapat membagi waktunya dengan baik. Dengan gaya hidup yang dia beri nama dengan “Work Life Balance” membuat ia bisa menselaraskan antara kehidupannya sendiri dan dunia pekerjaan.

Mark Zuckerberg dalam wawancaranya kepada CNN mengatakan bahwa walaupun ia secara de facto hanya bekerja 60 jam seminggu, namun jika dilihat dari sisi Facebook sebagai Owner maka ia bisa dikatakan hidup untuk bekerja kepada Facebook. Dedikasi yang tinggi ini sudah bisa dilihat dari kehidupan sehari hari nya. Mulai dari kebiasaan untuk harus membaca 2 buku dalam 1 minggu, exercise rutin 3x seminggu, selalu memikirkan bagaimana cara terbaik dalam melayani publik dari mata seorang CEO dan lain sebagainya.