Bagaimana Manajemen Resiko dapat mempengaruhi keberhasilan Bank ?

Bank merupakan tempat bagi semua orang dapat menyimpan uang dan meminjam uang. Dimana transaksi yang terjadi bisa dilakukan dengan mudah kapanpun dan dimanapun. Akan tetapi bank memerlukan pengelolaan yang baik, karna jika tidak dikelola dengan baik maka data-data nasabah dapat hilang dan menjadi kerugian besar bagi Bank itu sendiri.

Oleh karena itu Bagaimana Manajemen Resiko dapat mempengaruhi keberhasilan Bank ?

Manajemen resiko sangat mempengaruhi keberhasilan dari suatu perusahaan, tidak hanya bank melainkan seluruh jenis organisasi karena setiap kegiatan yg dilakukan oleh perusahaan pasti memiliki resiko. Sebagai contoh dalam PT Bank Central Asia Tbk yg menerapkan manajemen resiko dan sistem pengendalian internal secara efektif yg disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas kegiatan usaha BCA dengan berpedoman dengan persyaratan dan tata cara sebagaimana ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia, peraturan otoritas jasa keuangan maupun mengacu pada best practice yg telah ditetapkan.

Dalam rangka pengendalian resiko, BCA telah mengimplementasikan framework manajemen resiko secara terpadu yg dituangkan dalam l kebijakan dasar manajemen resiko (KDMR). Kerangka tersebut digunakan sebagai sarana untuk penetapan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman, serta infrastruktur BCA sehingga dapat dipastikan bahwa semua risiko yang dihadapi BCA dapat dikenali, diukur, dikendalikan dan dilaporkan dengan baik. Agar penerapan manajemen risiko dapat berjalan dengan efektif dan optimal, BCA telah memiliki Komite Manajemen Risiko yang berfungsi untuk membahas permasalahan risiko yang dihadapi BCA secara keseluruhan dan merekomendasikan kebijakan manajemen risiko kepada Direksi. Selain Komite di atas, BCA telah membentuk beberapa Komite lain yang bertugas untuk menangani risiko secara lebih spesifik antara lain: Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit serta Komite Aset dan Pasiva (Asset and Liability Committee – ALCO).

Resiko-resiko yg dikelolah oleh PT BCA diantaranya:

  1. Resiko kredit
  2. Resiko pasar
  3. Resiko liquiditas
  4. Resiko operasional
  5. Resiko Hukum
  6. Resiko reputasi
  7. Resiko strategis
  8. Resiko kepatuhan
  9. Resiko transaksi intragrup
  10. Resiko Asuransi

Dengan adanya manajemen resiko terhadap jenis jenis resiko diatas, maka bank dapat meminimalisir dan mengantisipasi jika resiko terjadi sehingga tidak mengganggu proses operasional di Bank tersebut.

Ringkasan

https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/~/media/FD5C327BF8A94B8BA1853BDDD165E229.ashx

Prinsip Risk Management in Banking

Seperti yang kita tau, resiko adalah suatu hal yang tidak pasti dan dapat mengganggu proses pencapaian tujuan. Dalam semua hal yang kita lakukan selalu akan menimbulkan resiko. Begitu juga di bank, berbagai jenis resiko yang mungkin menjadikan dampak negatif pada bisnis. Nah untuk menghadapi resiko, kita perlu mengantisipasinya dengan manajemen resiko.

Manajemen resiko terdiri dari berbagai macam jenis, disesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. seperti di bank, manajemen resiko yang dibutuhkan adalah fokus pada bisnis inti, transparant dan kesederhanaan dalam semua prosedur dan layanan serta kecermatan dalam merekrut karyawan.

Misalkan salah satu contoh resiko terbesar yang sering terjadi dalam bank adalah resiko operasional internal bank yang memungkinkan terjadinya dampak buruk terhadap hasil keuangan dan modal bank yang disebabkan oleh kelalaian yang disengaja maupun tidak dalam pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan, prosedur, proses internal, pengelolaan informasi dan sistem yang tidak memadai serta faktor eksternal yang tidak terduga.

Dengan persiapan tindakan memanage resiko, tentu resiko tersebut bisa dihindari yaitu salah satunya adalah memberikan lebih banyak peraturan internal dengan cara menjalin hubungan sosial antar tim agar lebih fleksibel terhadap peraturan internal serta menyatukan pandangan dan tujuan untuk mensukseskan bank bisa membantu meminimalisir. Selanjutnya tidak lupa mengidentifikasi perilaku yang mungkin beresiko (jika masih bisa ditoleransi maka diberikan kesempatan untuk memperbaiki. Sebaliknya jika sudah sangat merugikan dan tidak ada jalan keluar, maka menghentikan operasional dapat membantu mengatasi).

Karena bank yang diaggap modern adalah bank yang dapat dibilang stabil dalam menyediakan layanan yang berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu harus selalu belajar dalam proses mengidentifikasi resiko kemudian mencarikan cara yang terbaik untuk mengelola resiko.

Ringkasan

https://www.nbs.rs/internet/english/55/55_6/index.html

Fungsi dan proses dari manajemen risiko dalam perbankan bersifat kompleks, maka dari itu bank mencoba menggunakan model yang simpel dan canggih untuk menganalisis serta mengevaluasi risiko. Secara ilmiah, bank harus memiliki keahlian dan kemampuan untuk menangani risiko yang terlibat dalam proses integrasi. Agar bisa berkompetisi secara efektif, bank berskala besar mengembangkan model manajemen risiko internal.

Sementara banyak bank yang menanggapi perubahan regulasi, ekonomi global yang lemah dan perubahan permintaan pelanggan, eksekutif tidak boleh mengabaikan risiko operasional. Dua kekuatan utama yang para bankir harus pertimbangkan agar strategi risiko berhasil:

  1. Dinamika industri menciptakan permintaan yang lebih kuat dari regulator, shareholder dan konstituen untuk mengamati risiko yang berhubungan dengan inti bisnis bank, perubahan terhadap model bisnis, ekspansi pertumbuhan pasar dan inovasi produk baru

  2. Secara bersamaan, strategi dan alat baru muncul untuk membantu bank mengelola risiko dan mencapai pertumbuhan. Hal ini difokuskan pada tindakan yang dilakukan bank di tiga wilayah, yaitu meningkatkan tata kelola perusahaan, berinvestasi pada mitigasi risiko dan memenuhi kebutuhan modal dan regulator.

Masih banyak bank yang mengabaikan manajemen risiko sedangkan risiko yang dihadapi sekarang lebih banyak dan berbahaya. Saat ini, bank berjuang dengan risiko baru yaitu perubahan model bisnis dan pembaruan pasar global yang diikuti dengan pergeseran perilaku pelanggan serta fokus pada perlindungan pelanggan. Ancaman lainnya adalah serangan cyber. Risiko macam ini tidak bisa diidentifikasi dengan framework tradisional yang digunakan bank.

Bank butuh mengimplementasikan strategi dan alat untuk mengidentifikasi perubahan pada risiko yang akan dihadapi dan dampak potensial terhadap operasional, deal flow, posisi pasar, peluncuran produk baru bahkan model bisnis. Penting bahwa baris depan pertahanan dijelaskan sedetail-detailnya dan bisnis bertanggung jawab penuh dalam ‘memiliki’ risiko tersebut, termasuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko sepanjang siklus hidup mereka.

Ringkasan

Risiko dapat didefinisikan sebagai kehilangan sesuatu yang bernilai. Nilai tersebut dapat berupa jenis kesehatan, keuangan, emosi, dll. Manajemen risiko mengacu pada praktik peramalan potensi risiko sehingga dibutuhkan untuk menganalisis serta mengevaluasi risiko tersebut dan mengambil beberapa tindakan perbaikan untuk mengurangi atau meminimalkan risiko. Saat ini manajemen risiko digunakan oleh banyak organisasi untuk mengendalikan risiko yang dapat dihadapi dalam waktu dekat. Dunia perbankan menguasai hampir 90% aset sistem keuangan. Mengartikan bahwa stabilitas sistem keuangan ditentukan oleh kondisi sitem perbankan. Salah satu pilar perbankan adalah manajemen risiko.

Manajemen risiko sangat penting bagi institusi perbankan saat ini, karena aktivitas bank erat dengan risiko. Manajemen risiko yang baik, sedang menjadi topik hangat yang banyak diperdebatkan di sektor perbankan. Pentingnya manajemen risiko yang kuat, bukan hanya untuk kepentingan Bank semata, namun juga untuk kepentingan sistem perekonomian nasional dan masyarakat luas. Penerapan fungsi Manajemen Risiko bertujuan untuk memaksimalkan nilai tambah bagi pemegang saham, mengelola modal secara komprehensif, serta memastikan profitabilitas dan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Terdapat 4 risiko utama yang dihadapi bank, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.

  • Risiko kredit adalah potensi kerugian akibat kegagalan peminjam untuk memenuhi kewajiban kontrak untuk membayar hutang sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

  • Risiko likuiditas adalah risiko bank tidak memiliki uang tunai atau aktiva jangka pendek yang dapat diuangkan segera dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan deposan atau debitur.

  • Risiko pasar adalah potensi kerugian karena perubahan harga pasar atau nilainya.

  • Risiko operasional adalah potensi kerugian akibat kegagalan dalam proses, sistem, atau sumber daya manusianya.

Pada Bank CIMB NIAGA, mereka mengedepankan untuk memitigasi risiko melalui penerapan kerangka Enterprise-Wide Risk Management (EWRM). EWRM berhasil dilaksanakan sebagai inisiatif yang dilakukan secara berkelanjutan dengan dukungan infrastruktur manajemen risiko yang memadai. Pelaksanaan inisiatif manajemen risiko dilakukan dalam upaya memitigasi faktor risiko utama bank dan mencegah terjadinya risiko serta memastikan keberlangsungan bisnis bank dalam jangka panjang.

Bank menerapkan 8 prinsip dalam menjalankan fungsi manajemen risiko, diantaranya :

  1. Permodalan
  2. Transparansi
  3. Independensi
  4. Terintegrasi
  5. Berkesinambungan
  6. Akuntabilitas
  7. Responsibilitas
  8. Kewajaran

Di dunia perbankan juga mengenal istilah manajemen risiko terintegrasi, dimana manajemen ini dilakukan dengan perusahaan anak yang beroperasi di Indonesia maupun di Luar Wilayah Indonesia. Secara umum inisiatif-inisiatif mengenai penerapan manajemen risiko di bank perusahaan anak dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

  1. First Line, merupakan inisiatif yang dilakukan berkaitan dengan proses konsolidasi yang mencakup laporan keuangan, perhitungan permodalan minimum, penilaian kualitas aktiva, laporan berkala yang memuat mengenai profil risiko.

  2. Second Line, merupakan pendekatan kebutuhan internal bank secara keseluruhan yang mencakup perangkat (tools), kesadaran risiko (awareness), tata kelola perusahaan (governance) dan sistem informasi manajemen (system).

Kesuksesan sebuah bank dapat dilihat dengan bagaimana mereka mengelola manajemen risiko dengan baik dan perencanaan yang matang untuk menerapkan solusi dari risiko. Kuatnya sistem perbankan harus didukung oleh manajemen risiko yang kuat pula. Karena bisnis bank pada dasarnya adalah bisnis mengelola risiko. Jika manajemen risiko dikelola dengan baik, maka kemungkinan bank akan mengalami kerugian sangat lah kecil, sebaliknya jika risiko tidak dikelola dengan baik, maka akan berdampak besar yang dapat merugikan bank itu sendiri.

Ringkasan

Dalam perbankan manajemen risiko sangat lah memperngaruhi sebuah kesuksesan sebuah bank. Adanya manajemen risiko bertujuan agar bank dapat mengoptimalkan hasil usaha dan mempertahankan modal agar selalu berada pada tingkat aman, baik dari segi praktek perbankan yang sehat maupun dari sudut pandang regulator. Manajemen risiko dalam kegiatan operasional bank meliputi identifikasi risiko, pengukuran dan penilaian, dan bagaimana cara meminimalisir risiko yang mungkin terjadi pada bank. Maka dari itu bank sangatlah membutuhkan manajemen risiko dalam setiap pengoperasian nya.

Setiap bank pasti mempunyai resiko,seperti contoh kasus apabila terjadi di sebuah bank. Bank tersebut mempunyai resiko operasi eksternal,bank tersebut mengalami kebakaran yang diduga adanya konsleting listrik.lalu api dapat dipadamkan dan tak ada korban jiwa.akibat dari terjai kebakaran tersebut bank mengalami kerugian yang cukup besar mulai dari kerugian financial hingga rusaknya jaringan data dan informasi. Agar tidak menghindari resiko - resiko tersebut bank harus mempunyai aturan - aturan yang lebih ketat dari resiko internal maupun eksternal.

Bank BCA merupakan salah satu contoh bank yang telah sukses menjadi sebuah bank yang besar dan bersaing di kalangan asia. Bank ini merupakan salah satu bank yang memiliki manajemen risiko yang sangat baik berikut ulasan mengenai bank BCA :

Bank BCA tumbuh sangat pesat saat ini, banyak produk yang ditawarkan kepada masyarakat dan banyak pula masyarakat yang menyukai produk tersebut. Salah satu bank yang menduduki urutan tertinggi di Indonesia ini berhasil mendapatkan nasabah yang cukup banyak dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik dan juga strategi pemasaran yang tepat.

Bank BCA melalui strategi pemasarannya telah berhasil sukses dalam segala hal.
Jika Anda masuk di bank tersebut, pelayanan yang diberikan sangat memuaskan. Pelayanan bank memang menjadi salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk menarik lebih banyak konsumen. Masyarakat Indonesia yang cenderung menyukai kesopanan, hal ini yang menjadi salah satu inti pelayanan bank BCA.
Bank Cantral Asia atau yang dikenal dengan BCA ini didirikan pada tanggal 21 Februari 1957. Sekalipun bank BCA saat ini bisa berjaya, namun dulu BCA juga pernah mengalami masalah terutama saat terjadinya krisis moneter pada tahun 1997.

Bank ini mengalami dampak yang cukup luar biasa dengan adanya krisis moneter, tapi bukan hanya satu bank, hampir semua bank yang ada di Indonesia mengalami dampak yang sama akibat terjadinya krisis tersebut.

Kondisi krisi menyebabkan aliran dana tunai dalam perusahaan atau pada bank BCA menjadi terpengaruh. Dalam hal ini banyak dana pihak ketiga yang ditarik dari bank BCA, namun seiring dnegan pemulihan kesehatan bank pasca krisis tersebut banyak hal yang berubah.

Bank BCA justru tumbuh pesat hingga saat ini, bahkan bayak dana pihak ketiga yang kembali pada tingkat yang sama. Untuk strategi pemasaran yang efektif, hal ini sangat dibutuhkan bukan hanya BCA saja. Hampir semua bank yang menginginkan pertumbuhan yang baik pada banknya, hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana bank tersebut melakukan pemasaran yang tepat.

Bank BCA menerapkan strategi pemasaran yang sangat kreatif dan juga lebih inovatif. Dengan strategi pemasaran yang tepat inilah bank BCA mendapatkan banyak penghargaan sebagai bank terbesar dan terbaik di Indonesia. Bank ini memiliki banyak keunggulan, terutama dalam hal teknologi atau sistem infomasi yang digunakan.

Berikut beberapa strategi pemasaran bank BCA yang mengantarkannya menjadi sukses:

  1. Pelayanan terbaik dan terdepan
    Dalam hal pelayanan baik dilakukan secara offline dan online, bank BCA selalu memberikan yang terbaik. Pelayanan yang dilakukan di kantor cabang di seluruh Indonesia dilakukan dengan cukup baik.
    Mulai dari petugas parkir yang cukup ramah, security dan semua staff bank yang professional dan memberikan kenyamanan pada konsumen. Jika konsumen mendapatkan kenyamanan dan kepuasan maka mereka akan senang menggunakan jsa perbankan di BCA. Strategi memberikan kepuasan dan kenyaman pada konsumen inilah yang turut menjadikan BCA tumbuh menjadi bank yang besar dan kuat.

  2. Layanan terbaik dengan teknologi modern
    Bank BCA dikenal sebagai bank yang memberikan layanan electronik money yang sangat memuaskan bagi pelanggannya. Ada cukup banyak layanan yang diberikan oleh BCA yang digabungkan dengan teknologi modern saat ini. Teknologi yang serba canggih dari bank ini memberikan kemudahan bagi pelanggan mereka.

    Beberapa produk yang dimiliki bank BCA yang dikombinasikan dengan tenologi modern diantaranya adalah klik BCA dan BCA Mobile yang digunakan untuk akses perbankan secara elektronik. BCA menghadirkan fasilitas pembayaran dan pembelian secara online melalui ATM pada hatun 1996 dan menjadi bank online pertama di Indonesia Berbagai kemudahan layanan tersebut membuat masyarakat cenderung memilih BCA.

  3. Promosi yang besar-besaran
    Gebyar BCA adalah salah satu promosi yang dilakukan oleh bank BCA untuk menarik lebih banyak konsumen di Indonsia. BCA tidak tanggung-tanggung melakukan promosi besar baik berupa iklan, even promo, kerjasama dan juga program yang besar seperti Gebyar BCA. Dengan promosi tersebut masyarakat akan semakin antusias menggunakan layanan BCA padalah pada awalnya mungkin mereka hanya tertarik pada hadiah yang diberikan BCA.

  4. Kerjasama dengan pihak lain
    Bank BCA menggunakan strategi promosi dengan menggandeng beberapa perusahaan atau organisasi di Indonesia untuk pemasaran produk dan meningkatkan brand mereka. Dengan kerjasama tersebut maka akan membuat banyak orang tertarik untuk menjadi nasabah BCA.

Ringkasan

http://ahliperbankan.com/studi-kasus-pemasaran-strategi-marketing-bank-bca/
https://www.bca.co.id/id/Tentang-BCA/Korporasi/Siaran-Pers/2016/04/01/03/33/bca-raih-indonesia-human-capital-award

Dengan diterapkannya fungsi manajemen dan manajemen resiko di suatu perusahaan ada beberapa manfaat yang akan diperoleh beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut:

Perusahaan memiliki ukuran kuat sebagai pijakan dalam mengambil Setiap keputusan sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati Broden dan selalu menempatkan ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan

Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam melihat pengaruh pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka panjang

Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu menghindari resiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian khususnya kerugian dari segi finansial
Memungkinkan perusahaan memperoleh resiko kerugian yang minimum

Dengan adanya konsep manajemen resiko yang dirancang secara detail maka artinya perusahaan telah membangun arah dan mekanisme secara sustainable atau berkelanjutan.

Ringkasan

https://www.galinesia.com/2017/11/pengertian-resiko-dan-manajemen-resiko.html