Bagaimana Latar Belakang Terjalinnya Kerja Sama dalam Bidang Ekonomi di ASEAN?

Latar Belakang Terjalinnya Kerja Sama dalam Bidang Ekonomi di ASEAN

Bagaimana Latar Belakang Terjalinnya Kerja Sama dalam Bidang Ekonomi di ASEAN ?

Latar Belakang Terjalinnya Kerja Sama dalam Bidang Ekonomi di ASEAN


Secara geopolitik dan geoekonomi, kawasan Asia Tenggara memiliki nilai yang sangat strategis. Dilihat dari sejarahnya, hampir seluruh negara di Asia Tenggara pernah dijajah oleh bangsa lain. Salah satu tujuan dari adanya penjajahan adalah menguasai sumber-sumber kekayaan negara dan perdagangan negara yang dijajah. Penjajahan yang terjadi antara lain yakni Malaysia dan Singapura di bawah jajahan koloni Inggris; Indonesia yang pernah dijajah oleh Koloni Belanda, Jepang, Portugis dan Spanyol; dan Filipina yang pernah dijajah oleh Spanyol, Amerika dan Jepang. Di antara negara pendiri ASEAN, hanya Thailand lah yang tidak pernah mengalami penjajahan. Hal ini menandakan bahwa negara-negara ini memiliki potensial dan nilai ekonomis yang tinggi.

Dilatarbelakangi oleh hal itu, negara-negara Asia Tenggara menyadari perlunya dibentuk kerjasama untuk meredakan rasa saling curiga dan membangun rasa saling percaya, serta mendorong kerjasama pembangunan kawasan. Kerja sama regional di antara negara-negara ASEAN dapat dibagi ke dalam tiga fase sejak tahun 1945.

Fase pertama , yang berlangsung dari akhir perang dunia kedua sampai pertengahan tahun 1950-an, didominasi oleh ideologi Amerika Serikat dan Britania untuk menentukan tipe asosiasi regional untuk kawasan di Asia Tenggara. Asosiasi yang terbentuk dalam rangka kerja sama ekonomi pada era ini adalah Economic Commission for Asia and the Far East (ECAFE) dan the Colombo Plan .

ECAFE yang kemudian pada tahun 1974 berganti nama menjadi United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), pertama kali didirikan pada tahun 1947 di Shanghai, China dan berkedudukan di Bangkok, Thailand. Ruang lingkup kerja dari ECAFE atau UNESCAP ini yaitu:

  • Penanggulangan kemiskinan dan pembangunan,
  • Statistik,
  • Aktivitas sub-regional untuk pembangunan,
  • Perdagangan dan investasi,
  • Transportasi dan pariwisata,
  • Lingkungan,
  • Informasi, komunikasi dan teknologi luar angkasa, dan
  • Perkembangan sosial.

Sampai saat ini, UNESCAP beranggotakan lima puluh tiga negara dan sembilan anggota asosiasi, termasuk di dalamnya negara-negara yang sekarang menjadi anggota ASEAN.

The Colombo Plan yang pada tahun 1977 menjadi the Colombo Plan for Cooperative Economic and Social Development in Asia and the Pacific adalah organisasi regional antar negara yang dibentuk pada tahun 1951 dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi dan perkembangan sosial di kawasan regional. Tujuan utama dari the Colombo Plan adalah:

  • Untuk meningkatkan minat dan dukungan untuk perkembangan ekonomi dan sosial di Asia dan Asia Pasifik;
  • Untuk meningkatkan kerja sama teknis dan bantuan dalam transfer teknologi di antara negara-negara anggota;
  • Untuk menjaga kesesuaian informasi dalam kerja sama teknis antara anggota dengan tujuan untuk mempercepat pembangunan melalui upaya kerja sama;
  • Untuk mengfasilitasi pemindahan dan berbagi pengalaman pembangunan antara negara anggota yang menitikberatkan pada konsep “ south-south cooperation ”.

Keterlibatan negara-negara kawasan Asia Tenggara dapat dilihat dari bergabungnya dalam keanggotaan the Colombo Plan . Kesepuluh anggota ASEAN, sembilan di antaranya masih menjadi anggota the Colombo Plan sampai sekarang, hanya Kamboja lah yang pada tahun 2004 sudah tidak menjadi anggota the Colombo Plan.

Fase kedua , dalam kaitan kerja sama ekonomi regional, pada tahun 1961 dibentuklah Association of Southeast Asia (ASA) yang diprakarsai oleh Perdana Menteri Malaya Tunku Abdul Rahman . ASA yang beranggotakan Malaysia, Filipina, dan Thailand membatasi ruang lingkupnya yaitu terbatas pada tujuan ekonomi dan budaya. Namun, tahun 1959 terjadi Perang Vietnam yang memerlukan kerja sama regional secara aktif. Akibat permasalahan politik tersebut, keberadaan ASA pun terbengkalai. Keberadaan ASA hanya berlangsung dari tahun 1961 sampai 1967, yakni berakhir ketika ASEAN terbentuk.

Pada Agustus 1967, terbentuknya ASEAN adalah fase ketiga dari kerja sama di antara negara-negara Asia Tenggara. Meskipun pada awal pembentukannya ASEAN lebih ditujukan pada kerja sama yang berorientasi politik guna pencapaian kedamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, namun dalam Deklarasi Bangkok juga tertuang secara khusus menyebutkan tujuan dari ASEAN antara lain adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.

Dalam Piagam ASEAN pun, ditegaskan tujuan ASEAN yaitu meningkatkan ketahanan regional dengan mengembangkan kerja sama salah satunya di bidang ekonomi. Kerja sama regional ASEAN memiliki karakteristik tersendiri yaitu lebih didasarkan pada “ASEAN way ” yang didasarkan pada rasa kekitaan ( we feeling ), konsultasi atau dialog dan pengambilan keputusan secara konsensus.

Setelah terbentuknya ASEAN pada tahun 1967, maka antara anggota ASEAN pun menjalin kerja sama di bidang ekonomi. Pada tahun pertama ASEAN yakni pada tahun 1967 sampai 1970an, besarnya angka perdagangan antara negara-negara intra ASEAN tidak terlalu berbeda dengan sebelumnya. Maka untuk meningkatkan gairah perdagangan intra ASEAN, pada tahun 1977 ditandatanganilah Preferential Trading Arrangements (PTA). Tahapan kerja sama intra ASEAN di bidang ekonomi kemudian diikuti dengan pembentukan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 1992, dan juga ditandatanganinya perjanjian-perjanjian kerja sama seperti di bidang jasa dan investasi. Sampai pada akhirnya adalah perwujudan membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang direncanakan terbentuk pada tahun 2015