Bagaimana langkah-langkah untuk merancang sebuah minimum viable product (MVP) ?

Membuat sebuah produk bukanlah hal yang mudah, sebuah produk harus bisa memberikan solusi atas permasalahan pengguna. Namun beberapa solusi yang ditawarkan memiliki tingkat penerimaan pengguna yang berbeda-beda. Untuk mengetahui sejauh apa penerimaan masyarakat, maka solusi yang ditawarkan tersebut haruslah diuji dengan cara merancang sebuah MVP (Minimum Viable Product)

MVP digunakan untuk memulai proses belajar secepat mungkin. MVP dirancang sebelum produk diluncurkan ke pasar dan berguna untuk mengurangi risiko, meningkatkan kemungkinan untuk sukses, mendapatkan timbal balik lebih cepat, mengurangi kompleksitas hingga mengukur proses pengembangan. Lalu, bagaimana langkah-langkah untuk merancang sebuah MVP yang benar?

Mengembangkan MVP adalah komponen inti dari metodologi Lean Startup, yang dibuat oleh Eric Ries. MVP digunakan untuk menguji hipotesis, belajar, dan mengulanginya tanpa membuang waktu atau uang untuk fitur atau ruang lingkup yang tidak perlu bagi pengguna.

Berikut ini adalah 6 langkah untuk mengembangkan sebuah Minimum Viable Product

1. Tentukan masalah

Langkah pertama dalam membangun MVP adalah menuliskan masalah yang ingin dipecahkan. Ide untuk produk / teknologi / layanan baru kemungkinan besar muncul dari masalah tersebut. Sehingga perlu diperhatikan masalah mana yang akann ditetapkan untuk dicari solusinya. Setelah masalahnya ditetapkan, akan jauh lebih mudah untuk mengkomunikasikan nilai ide tersebut

2. Hitung masalah

Masukkan beberapa data di belakang masalah yang telah diidentifikasi dan tujukan untuk memberikan solusi. Kumpulkan data tentang seberapa besar masalah ini, berapa banyak orang yang terpengaruh, atau berapa banyak orang yang mencari solusi seperti yang diuusulkan?

3. Kembangkan hipotesis

Mengembangkan hipotesis akan membantu untuk menguji masalah / solusi yang sesuai. Baut daftar hipotesis seperti, apakah produk / jasa / ide Anda akan memecahkan masalah, apa ide produk Anda lebih berharga daripada yang sebelumnya dan lain sebagainya. Ketika MVP diujikan kepada pengguna, cek apakah hipotesis yang telah dibuat benar atau salah.

4. Bangun MVP

Setelah memiliki pemahaman yang kuat tentang pasar yang identifikasi dan telah mengumpulkan data untuk mendukung ide produk ang telah dibuat, maka mulailah membangun MVP. MVP harus dibuat dengan tujuan tunggal memvalidasi hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Seharusnya hanya fitur dasar yang diperlukan untuk mendapatkan umpan balik dan validasi dari pengguna.

Cara terbaik untuk menentukan fitur mana yang harus dimiliki MVP Anda adalah menulis persona pengguna untuk setiap fitur individual. Kemudian, uji setiap persona pengguna untuk menentukan apakah itu termasuk dalam MVP atau tidak.

Selama pengembangan MVP, tanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada diri sendiri

  • Apakah fitur ini mendukung hipotesis dan tujuan MVP?
  • Apakah fitur ini penting untuk memecahkan masalah nilai tertinggi?
  • Apakah pelanggan Anda mengatakan fitur ini “harus ada”?
  • Dapatkah saya membangun fitur ini dalam upaya pengembangan dua bulan?

Pastikan untuk fokus pada kebutuhan pelanggan yang “visioner” dan jangan terpengaruh oleh satu atau dua klien yang vokal. Hanya karena seseorang meminta fitur tidak berarti harus menjadi bagian dari MVP.

5. Ukur hasil

Tujuan menguji MVP tidak lain adalah untuk mengukur hasilnya. Tuliskan semua umpan balik dan kritik yang diberikan oleh pengguna saat menguji MVP Anda. Berdasarkan hasil tersebut, putuskan apakah hipotesis tentang produk Anda benar atau salah.

6. Iterasi / Pivot

Umpan balik yang telah didapat digunakan untuk membuat produk yang lebih baik atau mengubah arahnya jika perlu. Dari umpan balik yang diterima, kita akan bisa melihat fitur mana yang diperlukan dan mana yang tidak diperlukan. Harus jelas jika pengguna Anda memvalidasi kebutuhan untuk produk ini atau tidak.

Kelebihan yang didapatkan ketika membangun sebuah MVP adalah dapat memperoleh umpan balik pasar tanpa membuang banyak waktu atau uang.

Sumber : https://fi.co/insight/6-steps-to-building-an-mvp

Tahapan yang digunakan untuk membangun Minimum Viable Product (MVP) :

  1. Definisikan masalah yang Anda coba pecahkan
    Jika ingin membangun bisnis yang sukses, Anda tidak dapat membangun produk yang ingin Anda bangun : Anda harus membangun produk yang dibutuhkan orang.

  2. Temukan cara paling sederhana untuk mengatasi masalah
    Ketika melakukan banyak sumber daya untuk pengembangan produk, Anda harus memikirkan cara untuk mengatasi masalah.

  3. Prioritaskan fitur Anda
    Untuk membangun produk, perlu adanya identifikasi fitur-fitur inti. Terdapat kerangka untuk memprioritaskan daftar fitur, salah satunya adalah MoSCoW method :

    • Must Haves
      Fitur yang terkait erat dengan fungsionalitas produk Anda.

    • Should Haves
      Fitur yang diperlukan, tetapi tidak penting untuk iterasi tahap awal. Misalnya, Anda mengetahui produk Anda pada akhirnya akan membutuhkan sistem pemulihan kata sandi otomatis, tetapi untuk MVP Anda, Anda dapat menggunakan sistem dukungan email manual.

    • Could Haves
      Di sinilah semua fungsi-fungsi ekstra yang diinginkan siap untuk dibangun setelah Anda menguji fungsionalitas inti produk.

    • Won’t Haves
      Kadang-kadang, dapat berharga untuk menentukan sumber daya yang tinggi, fitur yang seharusnya tidak dimiliki produk Anda.

  4. Lupakan tentang efisiensi
    Anda dapat mengembangkan MVP Anda dengan cara yang tidak efisien. Proses yang efisien dapat dikembangkan kemudian. Contohnya, AngelList dan Zappos adalah dua studi kasus besar dalam MVP yang tidak efisien yang kemudian berkembang menjadi bisnis yang sangat menguntungkan.

  5. Build, Measure, Learn
    Dengan fitur MVP yang dipetakan, Anda dapat mulai berkembang. Tetapi yang terpenting, perkembangan ini bukanlah akhir. ini adalah awal dari putaran umpan balik, yang dirancang untuk membantu Anda terus meningkatkan produk Anda.

  6. Pivot atau Persevere
    Terkadang, umpan balik akan menegaskan kembali keyakinan Anda, dan menunjukkan bahwa Anda sedang menuju ke jalan yang benar. Terkadang, itu akan memberitahu Anda bahwa Anda telah salah sasaran, dan Anda menuju ke arah yang salah. Wawasan ini menyakitkan, tetapi mereka sangat penting untuk membangun produk yang dibutuhkan orang. Kami tidak membangun perangkat lunak demi perangkat lunak : kami ingin membuat produk yang akan digunakan orang lain untuk digunakan. Tanpa pengujian, kita tidak tahu seperti apa produk itu.