Mengembangkan MVP adalah komponen inti dari metodologi Lean Startup, yang dibuat oleh Eric Ries. MVP digunakan untuk menguji hipotesis, belajar, dan mengulanginya tanpa membuang waktu atau uang untuk fitur atau ruang lingkup yang tidak perlu bagi pengguna.
Berikut ini adalah 6 langkah untuk mengembangkan sebuah Minimum Viable Product
1. Tentukan masalah
Langkah pertama dalam membangun MVP adalah menuliskan masalah yang ingin dipecahkan. Ide untuk produk / teknologi / layanan baru kemungkinan besar muncul dari masalah tersebut. Sehingga perlu diperhatikan masalah mana yang akann ditetapkan untuk dicari solusinya. Setelah masalahnya ditetapkan, akan jauh lebih mudah untuk mengkomunikasikan nilai ide tersebut
2. Hitung masalah
Masukkan beberapa data di belakang masalah yang telah diidentifikasi dan tujukan untuk memberikan solusi. Kumpulkan data tentang seberapa besar masalah ini, berapa banyak orang yang terpengaruh, atau berapa banyak orang yang mencari solusi seperti yang diuusulkan?
3. Kembangkan hipotesis
Mengembangkan hipotesis akan membantu untuk menguji masalah / solusi yang sesuai. Baut daftar hipotesis seperti, apakah produk / jasa / ide Anda akan memecahkan masalah, apa ide produk Anda lebih berharga daripada yang sebelumnya dan lain sebagainya. Ketika MVP diujikan kepada pengguna, cek apakah hipotesis yang telah dibuat benar atau salah.
4. Bangun MVP
Setelah memiliki pemahaman yang kuat tentang pasar yang identifikasi dan telah mengumpulkan data untuk mendukung ide produk ang telah dibuat, maka mulailah membangun MVP. MVP harus dibuat dengan tujuan tunggal memvalidasi hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Seharusnya hanya fitur dasar yang diperlukan untuk mendapatkan umpan balik dan validasi dari pengguna.
Cara terbaik untuk menentukan fitur mana yang harus dimiliki MVP Anda adalah menulis persona pengguna untuk setiap fitur individual. Kemudian, uji setiap persona pengguna untuk menentukan apakah itu termasuk dalam MVP atau tidak.
Selama pengembangan MVP, tanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada diri sendiri
- Apakah fitur ini mendukung hipotesis dan tujuan MVP?
- Apakah fitur ini penting untuk memecahkan masalah nilai tertinggi?
- Apakah pelanggan Anda mengatakan fitur ini “harus ada”?
- Dapatkah saya membangun fitur ini dalam upaya pengembangan dua bulan?
Pastikan untuk fokus pada kebutuhan pelanggan yang “visioner” dan jangan terpengaruh oleh satu atau dua klien yang vokal. Hanya karena seseorang meminta fitur tidak berarti harus menjadi bagian dari MVP.
5. Ukur hasil
Tujuan menguji MVP tidak lain adalah untuk mengukur hasilnya. Tuliskan semua umpan balik dan kritik yang diberikan oleh pengguna saat menguji MVP Anda. Berdasarkan hasil tersebut, putuskan apakah hipotesis tentang produk Anda benar atau salah.
6. Iterasi / Pivot
Umpan balik yang telah didapat digunakan untuk membuat produk yang lebih baik atau mengubah arahnya jika perlu. Dari umpan balik yang diterima, kita akan bisa melihat fitur mana yang diperlukan dan mana yang tidak diperlukan. Harus jelas jika pengguna Anda memvalidasi kebutuhan untuk produk ini atau tidak.
Kelebihan yang didapatkan ketika membangun sebuah MVP adalah dapat memperoleh umpan balik pasar tanpa membuang banyak waktu atau uang.
Sumber : https://fi.co/insight/6-steps-to-building-an-mvp