Bagaimana Cara Melakukan Kontrol Diri pada Pengguna Sosial Media?

Kontrol Diri pada Pengguna Sosial Media

Bagaimana Kontrol Diri pada Pengguna Sosial Media ?

Pengertian Sosial Media


Media menurut Nasrullah (Nasrullah, 2015) adalah “wadah untuk membawa pesan dari proses komunikasi”. Sedangkan sosial itu sendiri menurut Tonnies (dalam Nasrullah, 2015) merujuk pada kata “komunitas”, dimana eksistensi dari komunitas merujuk pada kesadaran dari anggota komunitas itu bahwa mereka saling memiliki dan afirmasi dari kondisi tersebut adalah kebersamaan yang saling bergantung satu sama lain. Komunitas baru bisa terjadi jika kebersamaan yang ada di antara komunitas itu memiliki kesepakatan akan nilai-nilai dan yang lebih penting adalah keinginan bersama.

Dari definisi media dan sosial itu sendiri, maka Nasrullah (Nasrullah, 2015) dapat mendefinisikan media sosial sebagai “medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerjasama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual”. Sedangkan beberapa ahli (Nasrullah, 2015) mendefinisikan media sosial sebagai berikut :

  1. Menurut (Mandibergh ,2012), media sosial adalah media yang mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten ( user-generated content ).

  2. Boyd (Boyd, 2009) menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk berkumpul, berbagi, berkomunikasi, dan dalam kasus tertentu saling berkolaborasi atau bermain.

  3. Menurut Van Dijk (Van Dijk, 2013), media sosial dapat dlihat sebagai medium (fasilitator ) online yang menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial. Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sosial media yaitu suatu media yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi, bekerjasama, berkumunikasi dengan pengguna lain yang menghasilkan suatu konten.

Jenis-jenis Sosial Media


Menurut Nasrullah (Nasrullah, 2015) terdapat 6 kategori besar untuk melihat pembagian media sosial, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Media Jaringan Sosial ( Sosial Networking )

    Social networking atau jaringan sosial merupakan medium yang paling popular dalam kategori media sosial. “Medium ini merupakan sarana yang bisa digunakan pengguna untuk melakukan hubungan sosial, termasuk konsekuensi atau efek dari hubungan sosial tersebut, di dunia virtual” (Nasrullah, 2015:).

    Karakter utama dari situs jejaring sosial adalah setiap pengguna membentuk jaringan pertemanan, baik terhadap pengguna yang sudah diketahuinya dan kemungkinan sering bertemu di dunia nyata ( offline ) maupun membentuk jaringan pertemanan baru. Dalam banyak kasus, pembentukan pertemanan baru ini berdasarkan pada sesuatu yang sama, misalnya hobi atau kegemaran, sudut pandang politik, asal sekolah atau universitas, atau profesi pekerjaan.

  2. Jurnal Online

    Pada awalnya, blog merupakan suatu bentuk situs pribadi yang berisi kumpulan tautan ke situs lain yang dianggap menarik dan diperbarui setiap harinya, pada perkembangan selanjutnya blog memuat banyak jurnal (tulisan keseharian pribadi) pemilik media dan terdapat kolom komentar yang bisa diisi oleh pengunjung (Blood dalam Nasrullah, 2015). Karakter dari blog antara lain penggunanya adalah pribadi dan konten yang dipublikasikan juga terkait pengguna itu sendiri. Konten yang dibangun oleh pemilik blog atau blogger cenderung berupa user experiences atau pengalaman pemilik. Secara mekanis, menurut Nasrullah Nasrullah, (2015) jenis media sosial ini bisa dibagi menjadi dua: pertama, kategori personal homepages , yaitu pemilik menggunakan nama domain sendiri; kedua, dengan menggunakan fasilitas penyedia halaman weblog gratis.

  3. Microblogging

    Menurut Nasrullah (Nasrullah, 2015) Microblogging merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi pengguna untuk menulis dan mempublikasikan aktivitas serta atau pendapatnya. Secara historis, kehadiran jenis media sosial ini merujuk pada munculnya Twitter yang hanya menyediakan ruang tertentu atau maksimal 140 karakter. Di Twitter pengguna dapat menjalin jaringan dengan pengguna lain, menyebarkan informasi, mempromosikan pendapat/pandangan pengguna lain, sampai membahas isu terhangat ( trending topic ) dan menjadi bagian dari isu tersebut dengan turut berkicau ( tweet ) menggunakan tagar ( hastag ) tertentu.

  4. Media Sharing

    Situs berbagi media ( media sharing ) merupakan jenis media sosial yang memfasilitasi penggunanya untuk berbagi media, mulai dari dokumen (file), video, audio, gambar, dan sebagainya. Beberapa contoh media berbagi adalah youtube, flickr, photo-bucket,dll.

“… adalah situs media sosial yang memungkinakna anggota untuk menyimpan dan berbagi gambar, podcast, dan video secara online. Kebanyakan dari media sosial ini adalah gratis meskipun beberapa juga mengenakan biaya keanggotaan, berdasarkan fitur dan layanan yang mereka berikan,” (Saxena dalam Narullah, 2015)

  1. Social Bookmarking

    Penanda sosial atau social bookmarking merupakan media sosial yang bekerja untuk mengorganisasi, menyimpan, mengelola, dan mencari informasi atau berita tertentu secara online . Beberapa situs social bookmarking yang populer adalah Delicious.com, StumbleUpon.com, Digg.com, Reddit.com, dan untuk di Indonesia ada LintasMe, (Nasrullah, 2015).

  2. Wiki

    Media sosial ini merupakan situs yang kontennya hasil kolaborasi dari para penggunanya. Menurut Nasrullah (Nasrullah, 2015), wiki menghadirkan kepada pengguna pengertian, sejarah, hingga rujukan buku atau tautan tentang satu kata. Dalam praktiknya, penjelasan-penjelasan tersebut dikerjakan oleh para pengunjung.

    Artinya, ada kolaborasi atau kerja sama dari semua pengunjung untuk mengisi konten dalam situs ini.

    Gilmor (dalam Nasrullah, 2015) mengutip definisi dari situs WhatIs.com, menjelaskan :

“Wiki merupakan media atau situs web yang secara program memungkinkan para penggunanya berkolaborasi untuk membangun konten secara bersama. Dengan wiki, setiap pengguna melalui perambah web biasa dapat menyunting sebuah konten yang telah terpublikasi, bahkan turut membantu konten yang sudah dikreasikan atau disunting oleh pengguna lain yang telah berkolaborasi”.

Dari perkembangan kategori keterbukaan wiki, Saxena (Nasrullah, 2015) membagi dua jenis yaitu publik dan privasi. Wikipedia merupakan gambaran wiki publik dimana konten bisa diakses oleh pengguna secara bebas. Sementara wiki adalah jenis media sosial yang bersifat privasi atau terbatas yang hanya bisa disunting dan dikolaborasikan dengan terbatas. Biasanya ada moderator atau pengelola yang bisa memberi akses kepada siapa yang diinginkan.

Kontrol Diri Pengguna Sosial Media


Menurut Widiana, Retnowati & Hidayat (Widiana, Retnowati & Hidayat, 2004) ciri-ciri kontrol diri yang tinggi pada pengguna sosial media yaitu:

  1. Pengunaan sosial media yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan mampu memadu, mengarahkan dan mengatur perilaku online.
  2. Mampu menggunakan sosial media sesuai dengan kebutuhan.
  3. Tidak memerlukan sosial media sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah.

Sedangkan ciri-ciri kontrol diri yang rendah pada pengguna sosial media antara lain:

  1. Tidak mampu mengarahkan dan mengatur perilaku,
  2. Tidak mampu mengatur pengunaan internet sehingga perhatian tertuju pada sosial media yang tampak dari berharap segera online ,
  3. Menggunakan sosial media sebagai tempat untuk melarikan diri dari masalah.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Park, Kang & Kim (Park, Kang & Kim, 2014) menyatakan bahwa seseorang mempunyai kontrol diri yang rendah ditandai dengan ketidakmampuan untuk menahan dorongan (Stimulus), keinginan, godaan untuk melakukan sesuatu yang mengakibatkan dampak kurang baik bagi dirinya sendiri. Sedangkan seseorang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi ditandai dengan kemampuan seseorang untuk mengontrol stimulus yang ada, mengatur pikiran, dan perilaku yang membawa dampak yang baik bagi diri sendiri.

Kemudian, pendapat tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ozdemir, et.al (Ozdemir, et.al, 2014) yang menyatakan bahwa seseorang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi ditandai dengan perencanaan untuk masa depan yang efektif, kontrol impuls, kemampuan untuk mengatasi pikiran negatif, dan mempunyai kemampuan untuk mengontrol perilaku. Sedangkan seseorang yang mempunyai kontrol diri yang rendah ditandai dengan perilaku impulsive (ingin melakukan terus-menerus), tidak memikirkan resiko, kecanduan, makan berlebihan, lebih memilih tugas-tugas sederhana daripada yang sulit, egois, malas melakukan sesuatu dan cepat marah.

Aspek-aspek Penggunaan sosial media


Menurut Almenayes (Almenayes, 2015) mengemukakan bahwa aspek-aspek dalam penggunaan sosial media antara lain:

1. Compulsive Feelings

Compulsive Use merupakan suatu keinginan untuk selalu menggunakan sosial media secara terus menerus. Hal ini ditandai dengan keadaan seseorang yang perhatiannya selalu tertuju pada sosial media.

2. Time Displacement

Loss of Control merupakan suatu keadaan dimana seseorang kehilangan kontrol dalam bermain sosial media. Hal ini ditandai dengan perasaan gelisah ketika mengurangi penggunaan sosial media, tidak dapat mengontrol penggunaan sosial media dan menggunakan sosial media lebih lama dari waktu yang digunakan.

3. Social Consequences

Continued Use Despite Adverse Consequence merupakan suatu keadaan dimana seseorang ingin terus menerus menggunakan sosial media meskipun berakibat merugikan. Hal ini ditandai dengan berani mengambil resiko kehilangan hubungan dengan orang lain, berbohong untuk menyembunyikan tingkat penggunaan sosial media dan menggunakan sosial media untuk melarikan diri dari masalah.