Bagaimana konsep Islam terkait dengan kematangan emosi seseorang?

Emosi diciptakan oleh Allah untuk membentuk manusia yang lebih sempurna. Mulai kesedihan, kemarahan, ketakutan, bahkan yang lebih kompleks seperti malu, sombong, bangga, iri hati, dengki, penyesalan, cinta dan benci.

Manusia memiliki kekayaan dalam mengekspresikan emosinya. Hal ini dilihat dari muatan, intensitas, dan juga jenis emosi yang dikeluarkan pada saat menghadapi atau mengalami sesuatu.

Bagaimana Islam melihat emosi manusia dan bagaimana Islam mengaturnya ?

Salah satu hadist yang paling terkenal terkait dengan kematangan emosi seseorang adalah sebagai berikut :

Dari Abu Hurairah"Berilah wasiat kepadaku". Sabda Nabi موسل عليه اهلل صلی" : Janganlah engkau mudah marah". Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau : “Janganlah engkau mudah marah”. HR. Bukhari

Mengelola rasa Marah adalah pengendalian emosi yang sangat berat, hal tersebut membutuhkan kematangan emosi untuk mengelola rasa marah yang ada pada seseorang.

Umat Islam dilatih untuk menahan rasa marah minimal selama sebulan dalam satu tahun, yaitu pada bulan Ramadhan. Dari kewajiban puasa tersebut, bisa kita simpulkan bahwa ajaran Islam dapat membawa seseorang kepada posisi “kedewasaan emosi”.

Agama Islam sangat mengutamakan pembelajaran Akhlak kepada umatnya, mulai dari sabar, syukur, berperilaku baik dalam kehidupan sosial dan lain sebagainya.

Semua ciri-ciri kematangan emosi, pada teori modern, pasti terdapat pada karakter umat Islam yang mempunyai akhlak mulia.

Emosi atau amarah merupakan perasaan alami yang memiliki sifat negatif bagi mereka yang tidak dapat mengendalikannya, dan berakibat buruk pada orang-orang di sekitar mereka. emosi yang tidak terkontrol merupakan salah satu senjata iblis untuk menghancurkan manusia khususnya umat islam. salah satu contoh kisah kehidupan sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Ali Bin Abi Thalib yang pernah berjuangdalam medan perang, ketika pemimpin tentara non-Muslim menyerangnya. Selama peperangan berlangsung Ali berhasil mengendalikan emosinya saat beliau sudah diambang untuk membunuh lawannya ketika lawan beliau meluda di wajah Ali. Ali segera melangkah mudur dan meninggalkan pria itu sendirian.Orang itu berkata, "anda bisa saja membunuhku, kenapa anda berhenti ?" Ali menjawab, "Aku tidak punya dendam pribadi terhadap anda. Aku memerangimu karena ketidakpercayaan dan pemberontakanmu terhadap Allah. jika aku membunuhmu setelah kamu meludahi wajahku, itu tidak akan menjadi kemarahanku dan keinginan untuk membalas dendam, yang tidak ingin aku ambil."

Berikut beberapa cara dan tips dari Al-Quran untuk mengontrol amarah kita :

  1. Mencari Perlindungan Allah
    Dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Al Bukhari, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang bernama Sulaiman Ibnu Sard berkata, " Aku sedang duduk dengan Nabi Muhammad SAW, dan terdapat dua orang yang saling menfitnah satu sama lain. salah satunya merah di wajah, dn urat-urat di leheernya berdiri keluar. Nabi Muhammad SAW berkata ,“Aku tahu kata yang jika ia mengatakan itu, apa yang dia rasakan akan pergi. Jika ia berkata " Aku berlindung pada Allah dari setan,” apa yang dia rasakan(yaitu kemarahannya) akan pergi

  2. Bersikap Tenang dan Diam
    Ketika seseorang menjadi marah terdapat sebuah kecenderungan kehilangan kontrol dan mengatakan hal-hal yang membuat mereka menyesal untuk selamanya. itulah yang membuat kita harus tetap bersikap tenang dan diam. pikirkan tentang apa yang akan anda lakukan atau katakan . Rasulullah SAW bersabda: “Jika aada yang marah , biarkan dia diam”.

  3. Ganti Posisi dan ambil Wudu
    Nabi Muhammad SAW mengatakan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud : "Jika salah satu dari Anda marah sambil berdiri kemudian duduk, atau jika duduk kemarahan tidak hilang lalu berbaring. Jika kemarahan tidak hilang kemudian melakukan Wudu ".

  4. Ingat Janji Allah
    Allah telah menjanjikan pahala yang besar bagi orang yang bertakwa (muttaqin) yang menjauhkan diri dari penyebab kemarahan dan berjuang dalam diri mereka untuk mengontrolnya, karena itu merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk memadamkan api kemarahan.
    Salah satu hadits yang menjelaskan pahala yang besar untuk melakukan hal ini, “Siapa pun yang mengontrol kemarahannya pada saat ia memiliki sarana untuk bertindak atas itu, Allah akan mengisi hatinya dengan kepuasan pada hari kiamat” (HR Al Tabarane).
    Pahala yang besar lagi yang digambarkan dalam kata-kata Nabi Muhammad SAW : "Barang siapa mengendalikan kemarahannya pada saat ia memiliki sarana untuk bertindak atas itu, Allah akan memanggilnya sebelum semua umat manusia pada hari kiamat, dan akan membiarkan dia memilih dari siapa al-'Ayn yang dia inginkan "(HR Aboo Dawood, 4777, dan lain-lain. Hal ini diklasifikasikan sebagai hasan dalam kitab Sahih al-Jaami ', 6518).

  5. Ingatlah efek kemarahan
    Kemarahan itu seperti racun. Dalam beberapa menit dapat menghancurkan segala sesuatu yang memiliki ikatan pernikahan, persaudaraan, dan persahabatan. Ia bahkan bisa menyebabkan pertumpahan darah. Salah satu harus sadar efek ini dan sangat berhati-hati dengan pilihan seseorang ketika dalam keadaan marah.

Pada catatan akhir, perlu diingat bahwa kemarahan dan reaksi marah tidak membuat Anda menjadi orang yang kuat. hadits meriwayatkan bahwa Nabi SAW mengatakan: "Seorang pria yang kuat bukanlah orang yang menganiaya orang bawah, seorang pria yang kuat adalah orang yang menahan diri dari kemarahan". Semoga kita semua di jauhi dari sifat amarah yang berlebihan. Amiiiiiinnnnnnnn

[details=Sumber : ]http://www.islamreligion.com/articles/5236/viewall/anger-management-in-islam/
http://musliminc.com/8-amazing-anger-management-tips-from-prophet-muhammad-pbuh-and-islam-the-religion-of-peace-4272/[/details]

1 Like