Bagaimana Konflik Perbatasan Antara China, India dan Pakistan?

image

Bagaimana Konflik Perbatasan Antara China, India dan Pakistan?

Konflik yang terjadi antara China, India dan pakistan merupakan konflik perbatasan. Konflik ini terjadi di wilayah Khasmir yang terletak di wilayah jantung Asia yang idapit oleh China disebelah timur, India di selatan, Pakistan dan Afghanistan di barat, serta CIS di sebelah utara. Latar belakang terjadinya konflik antara India dan Pakistan adalah perebutan wilayah Kashmir. Hal ini bermula pada tahun 1941 ketika gulab Singh dan penggantinya menguasai Kashmir. Pada sensus penduduk tahun 1941, wilayah Kashmir memiliki jumlah penduduk sebesar 4.021.698 orang dan 3.101.247 diantaranya adalah penduduk muslim. Sehinggga 94% dari wilayah Kashmir yang sedang bergejolak adalah penduduk muslim.

Pada saat itu, rakyat Khasmir bangkit melawan kekuasaan penguasa Khasmir yang terkenal dengan kekejamannya terutama pada saat proses penumpasan pemberontakan yang terjadi pada tahun 1931. Kemudian tahun 1932, Sheikh Abdullah membentuk partai politik di Kashmir yang kenal dengan the Jammu & Kashmir Muslim Conference (yeng pada tahun 1939 dirubah namanya menjadi National Conference ). Dengan dibentuknya partai diharapkan mampu menjadi tempat untuk menampung aspirasi masyarakat. pada akhirnya penguasa Khasmir memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berdemokrasi namun secara terbatas, yaitu dengan didirikanya DPR. Namun, rakyat tetap bersikeras ingin memisahkan diri dari kekuasaan penguasa Khasmir.

Berdasarkan instrumen pembagian India, mereka dibebaskan untuk memilih bergabung dengan India atau dengan Pakistan. Namun, mereka disarankan untuk membentuk wilayah sendiri dengan pertimbangan wilayah geografi dan masalah etnik. Disinilah awal mula konflik anatara india dan Pakistan yang merebutkan wilayah Khasmir. Dalam perspektif agama, wajar jika Khasmir dan Pakistan berkeinginan untuk memisahkan diri dari India yang didominasi oleh masyarakat hindu. Khasmir dan Pakistan adalah negeri islam. Sedangkan dalam bidang lainya, seperti ekonomi, politik maupun strategi militer, Pakistan memiliki ketergantungan yang cukup tinggi terhadap Khasmir. Potensi alam Khasmir menjadi rebutan. Terdapat tiga sungai besar di Khasmir yang menentukan kondisi perairan Pakistan. Jika sungai tersebut sepenuhnya di alirkan ke India maka Pakistan akan mengalami kekeringan.

Dari segi militer Khasmir sangat strategis digunakan untuk membangun kekuatan militer. Inilah sebabnya Khasmir menjadi rebutan karena apabila ada yang menguasai wilayah ini maka akan dengan mudah menguasai wilayah lain disekitarnya. Konflik yang terjadi berlarut-larut ini mulai memanas dejak tahun 1947 bersamaan dengan terpecahnya India menjadi dua yaitu Pakistan barat dan India timur. Peristiwa ini memiliki empat kejadian perang, tiga diantaranya merupakan perang utama. Setiap perang yang terjadi penyebab utamanya adalah perebutan wilayah Khasmir, kecuali perang yang terjadi antara India-Pakistan pada tahun 1971 yang disebabkan oleh masalah wikayah Pakistan Timur. Proses perang antara India dan Pakistan adalah sebagai berikut:

  • Perang 1947 : Pakistan merebut sepertiga Khasmir (Pakistan mengklaim Khasmir sebagai wilayahnya) dengan bantuan Pashtun. Hindu dan Sikhs dihilangkan dai wilayah Khasmir dan Pakistan. India membalas dengan mengirim pasukan ke Gurdaspus.

  • Perang 1965 : Pasukan Pakisan berusaha memasuki wilayah teoriti Khasmir India untuk memicu pemberontakan di Khasmir. Rencana ini dapat digagalkan oleh India kemudian India membalas hal ini. Perang ini diakhiri dengan gencatan senjata dan India dapat merebut sebagian teoriti Pakistan.

  • Perang 1971 : Bangladesh meminta merdeka dari Pakistan. Namun tidak dikehendaki oleh Pakistan. Tentara Pakistan melakukan pembunuhan dan pemerkosaan besar-besaran di Bangladesh dan genoside penduduk Bengali. Juataan pengungsi pindah ke India, kemudian India membantu Mukti-Bahini Bangladesh dan menaklukan Pakistan sehingga Bangladesh dapat merdeka dari Pakistan dan Pakistan menyerah seluruhnya.

Hingga saat ini kedua negara tersebut gencar melakukan perombakan militer dan melakukan pembangunan miilteristik. Kedua negara juga menggandeng negara-negara besar seperti AS dan Rusia untuk membangun senjata nuklir. Dengan mengetahui kekuatan militer satu sama lain, kedua negara akan berfikir dua kali untuk menyerang satu sama lain karena keduanya sama-sama memiliki senjata nuklir.