Bagaimana kondisi Cagar Alam Gunung Tilu?

Pengertian Cagar Alam


Pengertian cagar alam menurut UU No.5 Tahun 1990 tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem adalah kawasan suaka alam karena keadaan alamnya yang mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. Sedangkan pengertian cagar
alam menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah istilah hukum daerah yang kelestarian hidup tumbuh-tumbuhan dan binatang (flora dan fauna) yang terdapat di dalamnya dilindungi oleh undangundang dari bahaya kepunahan; suaka alam. Cagar alam dapat dianalogikan sebagai sebuah wadah yang berisi peninggalan kekayaan alam yang sudah punah dan perlu untuk dilindungi dan dilestarikan.

Melalui berbagai pengertian cagar alam tersebut, adapun kriteriakriteria yang harus dipenuhi sebuah kawasan agar ditetapkan sebagai kawasan cagar alam menurut Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementrian Kehutanan, yaitu :

  1. Mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa dan tipe ekosistem
  2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya
  3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan tidak atau belum diganggu manusia
  4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis secara alami
  5. Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang keberadaannya memerlukan upaya konservasi.

Bagaimana kondisi Cagar Alam Gunung Tilu?

1 Like

Keadaan Daerah Cagar Alam Gunung Tilu


Topografi Cagar Alam Gunung Tilu adalah bergelombang dan curah hujan dengan ketinggian bervariasi antara 1.030-2.140 m dari permukaan laut. Gunung waringin merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian 2.140 m di atas permukaan laut, disusul Gunung Tilu (2.040 mdpl), Gunung Careuh (2.140 mdpl). Gunung Pancur (1.938 mdpl), Kawah Ciwidey (1.929 mdpl), Gunung Dewata (1.830 mdpl), dan Gunung Lemo (1.829 mdpl). Gunung-gunung tersebut berada dalam satu kelompok pegunungan yang saling berhubungan. Penjelajah wilayah dapat dilakukan dengan mudah bila mengikuti punggungan karena lereng gunung terdapat di daerah-daerah tersebut umumnya cukup terjal (BBKSDA Jawa Barat, 2003).

Cagar Alam Gunung Tilu adalah salah satu kawasan yang memiliki fungsi hidrologis sangat penting di Jawa Barat, karena 30-60% wilayahnya merupakan catchment area (daerah resapan air). Menurut sistem klasifikasi Schmidt Ferguson, tipe iklim di kawasan tersebut termasuk tipe B, dengan curah hujan rata-rata 2.534 mm/tahun. Rata-rata suhu harian di kawasan tersebut berkisar antara 15o – 27oC (BBKSDA Jawa Barat, 2003). Kawasan CA. Gunung Tilu ditetapkan statusnya sebagai Cagar Alam berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 68/Kpts/Um/2/1978/, tanggal 7 Februari 1978. Berdasarkan letak geografisnya kawasan tersebut terletak diantara 7o’2’7”-7o’16’5” LS dan 107o’27”-107o’32” BT. Secara adrimitatif Cagar Alam Gunung Tilu termasuk ke dalam dua wilayah kecamatan yaitu kecamatan Pasir Jambu dan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat (BBKSDA Jawa Barat, 2003).

Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu memiliki luas 8000 Ha dan terbagi ke dalam 3 resort wilayah konservasi yaitu Resort Wilayah Konservasi Mandala (2.500 Ha), Resort Wilayah Konservasi Gambung (2.500 Ha), dan Resort Wilayah Konservasi Pangalengan (3.000 Ha). Batas wilayah Cagar Alam Gunung Tilu adalah: sebelah Utara dengan Produksi PT. Perhutani dan Perkebunan Teh Gambung PTPN VIII; sebelah Selatan dengan hutan produksi KPH Garut, Perkebunan teh paranggong dan Perkebunan Teh Rancabolan; sebelah Barat dengan jalan Ciwidey-Perkebunan Teh Rancabolang; dan sebelah Timur dengan perkebunan Teh Cukul dan hutan produksi PT. Perhutani (BBKSDA Jawa Barat, 2003).

Cagar Alam Gunung Tilu memiliki tipe ekosistem hutan hujan dataran tinggi. Jenis pohon yang mendominasi kawasan ini adalah :

  1. Saninten ( Casonopsis javanica ),
  2. Rasamala ( Altingia exelsea ),
  3. Kiputri ( Podocarpus sp ),
  4. Pasang ( Quercus sp ),
  5. Teureup ( Artocarpus elasticus ),
  6. Puspa ( Schima walichii ),
  7. Kondang ( Ficus variegata ),
  8. Tenggeureuk ( Castanopsis tunggurut ) dan lain-lain.

Pada kawasan ini terdapat satwa liar yang diantaranya :

  1. Macan Tutul ( Panthera pardus ),
  2. Bajing ( Calcoselurus notatus ),
  3. Kera ( Macaca fascicularis ),
  4. Owa ( Hybolates moloch ),
  5. Kijang ( Muntiacus Muntjak ),
  6. Lutung ( Trachypitechus auratus ),
  7. Surili ( Presbytis comata ),
  8. Burung Dederuk ( Streptopelia bilorquata ),
  9. Burung perkutut ( Geopelia striata ),
  10. Ular Sanca ( Phyton sp ) dan lain-lain.
3 Likes