Bagaimana Komodo bisa berkembang biak tanpa komodo jantan?

komodo-dragon

Warga Indonesia pasti tahu yang namanya komodo. Komodo adalah spesies kadal terbesar yang ada di dunia, ditemukan di pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur. Gigitan mereka sangat beracun. Ada hal yang unik lho dari hewan ini. Hewan ini mampu bertelur tanpa ada kontak dengan komodo jantan.
Bagaimana bias?

dari sumber yang saya baca, Komodo adalah spesies kadal terbesar yang ada di dunia, ditemukan di pulau Komodo di Nusa Tenggara Timur. Oleh peneliti, komodo dianggap sebagai reptil jaman dahulu yang seharusnya sudah punah dari muka bumi. Mereka bisa tumbuh sampe 3 meter dan berat mencapai 70 kg. Mereka sangat kuat, bisa memangsa binatang besar seperti babi dan rusa. Bahkan mereka bisa saja memangsa manusia bila mau.

Dilengkapi dengan gigitan mereka yang beracun, komodo membuat dunia syok pada tahun 2005. Pada tahun itu, untuk pertama kalinya diketahui bahwa komodo termasuk hewan parthenogenesis. Mereka bisa berkembang biak tanpa harus kawin. Hal ini terjadi ketika salah satu koleksi komodo yang ada di kebun binatang London mampu bertelur tanpa adanya kontak dengan komodo jantan.

sumber

Di samping proses reproduksi yang normal, terdapat beberapa contoh kasus komodo betina menghasilkan telur dan menetas walaupun tanpa kehadiran pejantan (partenogenesis), fenomena yang juga diketahui muncul pada beberapa spesies reptil lainnya seperti pada Cnemidophorus (Burnie and Wilson 2010). Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual dimana betina memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Pada tanggal 20 Desember 2006, dilaporkan bahwa Flora, komodo yang hidup di Kebun Binatang Chester, Inggris menghasilkan telur tanpa fertilisasi. Dari 11 telur 7 di antaranya berhasil menetas (BBC News 2006). Peneliti dari Universitas Liverpool di Inggris utara melakukan tes genetika pada tiga telur yang gagal menetas setelah dipindah ke inkubator, dan terbukti bahwa Flora tidak memiliki kontak fisik dengan komodo jantan. Fenomena tersebut merupakan contoh parthenogenesis pada komodo. Disebutkan bahwa pada 31 Januari 2008, Kebun Binatang Sedgwick County di Wichita, Kansas menjadi kebun binatang yang pertama kali mendokumentasi partenogenesis pada komodo di Amerika. Kebun binatang ini memiliki dua komodo betina dewasa, yang salah satu di antaranya menghasilkan 17 butir telur pada 19-20 Mei 2007. Hanya dua telur yang diinkubasi dan ditetaskan karena persoalan ketersediaan ruang; yang pertama menetas pada 31 Januari 2008, diikuti oleh yang kedua pada 1 Februari. Kedua anak komodo itu berkelamin jantan (Sedgwick County Zoo 2008).

Komodo memiliki sistem penentuan seks kromosomal ZW, bukan sistem penentuan seks XY seperti pada manusia. Keturunan yang biasanya berkelamin jantan menunjukkan terjadinya beberapa hal. Bahwa telur yang tidak dibuahi bersifat haploid pada mulanya dan kemudian menggandakan kromosomnya sendiri menjadi diploid, sebagaimana bisa terjadi jika salah satu proses pembelahan-reduksi meiosis pada ovariumnya gagal. Ketika komodo betina (memiliki kromosom seks ZW) menghasilkan anak dengan cara ini, ia mewariskan hanya salah satu dari pasangan-pasangan kromosom yang dipunyainya, termasuk satu dari dua kromosom seksnya. Satu set kromosom tunggal ini kemudian diduplikasi dalam telur, yang berkembang secara partenogenesis. Telur yang menerima kromosom Z akan menjadi ZZ (jantan); dan yang menerima kromosom W akan menjadi WW dan gagal untuk berkembang (BBC News 2006).
Meskipun partenogenesis ini bersifat menguntungkan, kebun binatang perlu waspada kerena partenogenesis mungkin dapat mengurangi keragaman genetika (Wats et al. 2006).

1 Like