Bagaimana kisah pembunuhan nabi Isa as menurut Alquran?

Penyaliban

Bagaimana kisah pembunuhan nabi Isa as menurut Alquran?

Alquran menjelaskan bahwa Nabi Isa as tidak dibunuh dan tidak pula disalib. Dalam hal ini Alquran mengakui bahwa ada peristiwa penyaliban yang hendak dilakukan kepada Nabi Isa as. Hal ini diakui oleh Irena Hondono sebagai berikut:

Nabi Isa, dalam sejarahnya, memang mendapat hukuman salib. Hukuman itu diterimanya karena beliau dianggap menghujat Allah dengan mengatakan bahwa dirinya adalah anak Allah (Mat.26:63). Tetapi ketika diajukan ke wali negeri, Isa Al-Masih dituduh makar sehingga Pilatus bertanya: Engkau raja orang Yahudi? (Mat 27:11). Karena dituduh makar itulah, beliau disalib.

Perihal pembunuhan Nabi Isa as, umat Islam meyakini bahwa Nabi Isa as tidak dibunuh dan tidak pula disalib. Hal ini menjadi kontroversi yang sampai saat ini masih berlanjut antara kepercayaan umat Islam dan Nasrani. Umat Islam percaya bahwa Nabi Isa as tidak dibunuh sebagaimana yang diceritakan dalam QS an-Nisa/4:157, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.

Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.

Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

Ayat di atas membuktikan bahwa kaum Nabi Isa as masih melakukan penentangan secara terus-menerus. Sejak awal Maryam hamil dan dituduh berzina sampai Nabi Isa as lahir dari hasil perzinaan. Inti dari penentangan mereka adalah kekafiran terhadap Nabi Isa as sebagai nabi dan rasul Allah swt. padahal tuduhan dan kedustaan mereka terhadap Maryam dan anaknya Isa as telah terbongkar dan diterangkan oleh Allah swt. Ketidak senangan mereka masih berlanjut, sehingga diberitakan bahwa Nabi Isa as telah dibunuh oleh mereka. Seakan-akan kaum Nabi Isa as yang kafir terhadapnya mempublikasikan tentang kematiannya. Padahal Allah swt. menyampaikan bahwa yang mereka bunuh itu adalah orang yang diserupakan dengan Nabi Isa as.

Muhammad Quraish Shihab menjelaskan tentang penyerupaan Nabi Isa as sebagai berikut:

Penyerupaan ini melahirkan perbedaan pendapat di antara mereka. Ada yang memastikan bahwa Nabi Isa as. dibunuh, ada juga yang meragukan dan berkata boleh jadi dia (Nabi Isa ) yang dibunuh, ada lagi yang berkata bukan Isa as. yang terbunuh. Demikian kedaannya maka: sesungguhnya orang yang berselisih paham tentangnya yakni tentang Nabi Isa as. benar dalam keraguan yang nyata. Tetapi sebenarnya adalah Allah mengangkatnya, yakni Isa as. kepadanya yakni suatu tempat yang aman sehingga beliau tidak disentuh oleh musuh-musuh beliau.

Surat yang memuat tentang penyaliban Nabi Isa as diturungkan pada saat perdebatan dengan orang-orang Yahudi di dalam dan di luar kota Madinah tengah panas-panasnya, dan Muhammad menggunakan pengetahuan yang ia miliki untuk menyerang orang-orang Yahudi dengan tegas. Nabi Muhammad memandang sebagai salah satu bukti kesombongan umat Yahudi kepada dirinya dan kepada pendahulunya.

Mereka mengklaim dirinya telah menyalib dan membunuh al-Masih, Muhammad memperhitungkan bahwa kemungkinan ia pun akan diperlakukan sama seperti Nabi Isa as jika dirinya mereka kalahkan. Oleh karena itu, Nabi Muhammad ingin menjelaskan kepada mereka bahwa Allah akan menggagalkan muslihat jahat mereka dan melindungi dirinya sebagaimana Allah pernah menyelamatkan Nabi Isa as.

Alquran menceritakan bahwa yang disalib bukan Nabi Isa as tetapi orang yang diserupakan dengannya. Sumber menyebutkan bahwa yang diserupakan itu adalah Yudas Iskariot, salah seorang murid Nabi Isa as yang membangkan dan kafir.

Perihal penyerupaan Nabi Isa as yakni muridnya Yudas Iskariot tersebut dibantah oleh Dr. Majid Syarafi sebagai berikut:

Bagaimana mungkin Allah menyelamatkan Nabi Isa as dan mensucikannya dari penyaliban dan menggantikannya dengan orang lain dan Allah tidak seperti yang demikian. Penyerupaan dengan mengorbankan seorang yang suci adalah sebuah kezaliman adalah hal yang mustahil bagi rabb alam semesta. Padahal Dia sendiri mengharamkan kezaliman atas zatNya sendiri. Maka hal yang perlu diperkuat adalah keimanan tentan adanya keadilan Allah swt. bahwa orang yang diserupakan oleh Allah adalah seseorang yang pantas disalib dan terkutuk sebagaimana balasan atas perbuatannya.

Dalam QS an-Nahl/16: 33, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Tidak ada yang ditunggu-tunggu orang kafir selain dari datangnya Para Malaikat kepada mereka atau datangnya perintah Tuhanmu. Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. dan Allah tidak Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang selalu Menganiaya diri mereka sendiri.

Sumber lain menyebutkan bahwa bukan Nabi Isa as yang mereka tangkap tetapi orang lain, pasalnya para tentara Romawi tersebut bukan saja tidak mengetahui tempat persembunyian Nabi Isa as, tetapi mereka juga tidak mengetahui ciri-ciri dan tanda-tanda Nabi Isa as. Akan tetapi, yang mereka tangkap ialah Yudas Iskariot (murid Nabi Isa as yang menghianati gurunya yaitu Nabi Isa as).

Hal tersebut juga diakui dalam kitab Injil bahwa yang ditangkap oleh orang Romawi bukan Nabi Isa as dalam Injil Matius berbunyi “kamu sendiri yang mengatakan itu” sedangkan dalam Injil Lukas redaksinya adalah “kalianlah yang mengatakan bahwa aku ini adalah Kristus”. Hal ini berarti bahwa orang yang ditangkap tidak mengakui bahwa ia adalah Nabi Isa as dan yang mengakui Isa sebagai anak Tuhan adalah orang yang menangkapnya. Namun jika dilihat dari ke empat Injil, hanya Injil Markus 14: 62. yang mengakui bahwa ia adalah Nabi Isa.

Rasyid Rida berpendapat mengenai siapa yang disalib, ia berpendapat bahwa Alquran dengan tegas menentang Nabi Isa as dibunuh di tiang salib.

Persoalan yang timbul adalah siapa sebenarnya yang disalib menggantikan al-Masih. Menurutnya Yudas Iskariot adalah orang yang disalib. Yudas diliputi rasa bersalah dan pergi ke tiang salib tanpa adanya perlawanan untuk menebus dosa besarnya. Murid yang lain tidak mengetahui Yudas disalib dan mereka beranggapan bahwa ia telah bunuh diri. Sebenarnya Yudas memang berencana untuk bunuh diri akibat rasa bersalah dan imannya sedemikian besar sehingga ia dengan suka rela menggantikan Nabi Isa as. di tiang salib sebagai ganti dari dosanya. Rasyid Rida mengemukakan bahwa sesudah penyaliban, al-Masih pergi ke India ditemani Rasul Thomas.

Menurutnya hal tersebut sesuai dengan firman Allah swt., QS al-Mu’minun/23:50, Allah swt. berfirman:

Terjemahnya: Dan telah kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah Tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.

Penafsiran tersebut didasarkan pada kisah lokal di India Utara, menurut kisah itu, seorang nabi datang dari Barat bernama Isa telah datang dari Kashmir dan meninggal serta dimakamkan di kota Srinagar, tempat kuburnya dikeramatkan hingga kini.

Alquran dengan tegas menolak adanya pembunuhan dan penyaliban Nabi Isa as. Akan tetapi umat Islam pun berbeda pendapat dalam hal ini:

  1. Nabi Isa as bukan orang yang dilaknat tetapi seorang yang diberkati, inilah sanggahan untuk orang Yahudi.

  2. Menolak doktrin penebusan dosa, bahwa semua manusia tergantung atas amalnya masing-masing. Ini adalah sanggahan untuk orang Nasrani.

  3. Menolak doktrin ingkarnasi Allah pada kenabian Isa as.

  4. Menyangkal penghapusan Nabi Isa as. dalam ajaran Taurat.

  5. Menyangkal bahwa Injil adalah Perjanjian Baru sedangkan Taurat adalah Perjanjian Lama.

  6. Bahwa Nabi Isa as tidak pernah mendirikan kerajaan Allah akan tetapi hanya pemberi kabar gembira atas kerajaan Allah.

  7. Nabi Isa as bukanlah penutup para nabi

Oleh karena itu, peristiwa penyaliban tidak diakui oleh umat Islam dan percaya bahwa orang yang disalib dan dibunuh pada saat itu bukan Nabi Isa as tetapi orang yang diserupakan dengan Nabi Isa as karena para penyalib dan pembunuhnya sama sekali tidak mengenal siapa yang disalib dan dibunuhnya, melaingkan hanya sekadar didasarkan pada asumsi saja. Oleh karena itu, pendapat Yahudi dan Nasrani tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sehingga ketika Allah swt. Menyatakan dalam QS an-Nisa/4:158, Allah swt berfirman:

Terjemahnya: Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Ayat di atas merupakan sebuah penegasan bahwa sebenarnya orang yang tersalib dan terbunuh itu bukan Nabi Isa as, karena sebelum terjadinya penyaliban dan pembunuhan Nabi Isa as telah diangkat (diselamatkan) oleh Allah swt. Kemudian Allah swt. Mengabarkan bahwa Nabi Isa as akan dibangkitkan kembali untuk menghancurkan patung-patung salib sebagimana dalam QS Maryam/19: 33, Allh swt. berfirman:

Terjemahnya: Dan Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali".

Akhir dari riwayat Nabi Isa as sebagaiman yang dijelaskan ayat diatas yakni Nabi Isa as sebelum disalib di angkat ke langit dan suatu saat akan dibangkitkan.

Referensi :

  • Abdullah Renre, Tafsir Ayat-ayat Sejarah (Makassar: Alauddin University Press, 2016)
  • Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, jilid II (Jakarta, Lentera Hati,2010)
  • Majid Syarafi, al-Fikrul Islami Fi ar -Radd Alan Nashara.