Bagaimana Keterkaitan antara Budaya, Adat, Pariwisata, dan Kelembagaan dalam Agroforestry?

Ingin menambahkan satu hal lain, menurut Latue et al. (2018), dampak dari usaha agroforestri adalah dapat meningkatkan status sosial dalam masyarakat dan mempererat ikatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat adat, partisipasi masyarakat dalam menerapkan sistem pengelolaan agroforestri sangat mendukukung penerapan pertanian berkelanjutan. Hal ini berkaitan dengan agroforestri yang dapat dikatakan sebagai tindakan yang mampu menjaga lingkungan dan hal tsb akan menjadi budaya yang baik dalam suatu masyarakat.
Sumber :
Latue, Y. A., M. J. Pattinama., M. Lawalata. 2018.
Sistem Pengelolaan Agroforestri di Negeri Riring Kecamatan Taniwel Kabupaten Seram Bagian Barat. J. Agribisnis Kepulauan. 6(3): 212-230.

2 Likes

Kegiatan agroforestri merupakan praktik yang telah lama dilakukan dan tersebar di seluruh belahan dunia, termasuk di Indonesia. Kegiatan penelitian pada bidang agroforestri juga telah dilakukan sejak akhir abad ke-sembilan belas. Hasil-hasil penelitian tersebut telah terdokumentasi dalam bentuk publikasi hasil penelitian. Salah satu contoh adalah prosiding World Agroforestry Congress tahun 2004 yang telah mengkompilasi tidak kurang dari 800 abstrak hasil penelitian (IFAS 2004). Dengan demikian cukup banyak hasil-hasil penelitian agroforestri yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan untuk pengembangan penelitian di masa mendatang. Maka dari itu pemerintah memberikan sarana berupa kebijakan program pembangunan kehutanan berbasis masyarakat, seperti HKM, HD, HTR, dan HR menyediakan sarana pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian.Berbagai program tersebut menyediakan peluang bagi penerapan model agroforestri dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Model-model yang dapat dikembangkan mempunyai keragaman yang tinggi pada aspek-aspek kondisi biofisik, sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan. Dengan demikian terbuka peluang untuk melaksanakan penelitian di bidang agroforestri pada berbagai model agroforestri yang telah ada sekaligus membuka peluang untuk penyempurnaan program-program pemerintah tersebut.

1 Like

Menurut saya, aspek adat atau budaya, pariwisata, dan kelembagaan di dalam sistem agroforestri saling terkait satu sama lain.

Dalam mengelola dan memanfaatkan lahan agroforestri, petani tidak terlepas dari adat dan budaya setempat. Adat dan budaya setempat menunjukkan ciri-ciri atau identitas petani daerah tersebut dalam mengelola atau memanfaatkan lahannya serta bagaimana hubungan antara petani tersebut dengan alam. Ciri yang khas ini dapat menjadi alasan utama agroforestri dibuat menjadi agrowisata. Agrowisata ini dapat memberi manfaat, yakni memberi wawasan tentang bagaimana petani setempat mengelola agroforestrinya (seperti teknologi lokal) serta petani mendapatkan penghasilan tambahan dari adanya agrowisata. Namun, untuk menjalankan agroforestri dan agrowisata dengan baik, dibutuhkan suatu kelembagaan. Kelembagaan ini berfungsi sebagai wadah bagi para petani untuk mengelola agroforestri dan agrowisata dengan baik dimana hal ini akan mengoptimalkan keuntungan petani sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.

Karena aspek adat dan budaya, pariwisata, serta kelembagaan saling terkait satu sama lain, maka jika terdapat satu aspek yang kurang optimal dalam pelaksanaannya, kualitas agroforestri juga akan menjadi kurang baik.

1 Like

Kebijakan pemerintah memiliki peran penting dalam meningkatkan fungsi agroforestri.
Tujuan dan cara untuk mencapai suatu kebijakan itu dengan “Rules of the game” formal atau informal. Kebijakan ini nantinya akan bersifat efektif dalam mencapai tujuan pembangunan yang diinginkan. Dalam meningkatkan kebijakan agroforestry ini maka perlu adanya kesadaran antara pengembangan agroforestry dan perlindungan hutan alami. Kebijakan ini mendukung dan memberikan peluang bagi pengembangan agroforestry. Manfaat ini yang nantinya sebagai kunci bagi keberhasilan dari pengembangan agroforestry. Salah satu kebijakannya yaitu meningkatkan kesadaran akan manfaat wanatani bagi petani dan masyarakat global.

1 Like

Dari segi faktor budaya sangat erat dijumpai pada praktek agroforestri. Potensi tanaman dalam sistem agroforestri ini cukup besar kontribusinya terhadap pendapatan masyarakat petani, akan tetapi pengolahan agroforestri belum diperhatikan oleh petani yang melakukan sistem pengelolaan agroforestri. Hal ini karena pada umumnya penerapan sistem agroforestri dipengaruhi
oleh sistem pertanian masyarakat setempat yang telah menjadi budaya dalam
menerapkan pola pertanian yang sesuai (Maruapey, 2013). Sehingga ketika terdapat suatu perubahan yang baru, akan membutuhkan waktu untuk diterima di masyarakat.

1 Like

Implementasi agroforestri selama ini memiliki peranan penting dalam aspek sosial-budaya masyarakat setempat. Hutan dan terutama pohon-pohon memiliki keterkaitan erat dengan identitas kultural masyarakat. Selain itu terdapatnya kelembagaan lokal yang mengatur kehidupan sehari-hari anggota komunitas di samping peraturan perundangan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Agroforestri juga berfungsi dalam pelestarian pengetahuan tradisional mengenai pengobatan.

1 Like

Lahan sebagai sumberdaya alam mempunyai peranan diantaranya sebagai penghasil komoditi pertanian dan kehutanan. Meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan pokok telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan areal pertanian yang lebih luas dan diusahakan lebih intensif. Alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global.

Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dikonversikan menjadi lahan usaha lain. Agroforestri adalah salah satu sistem pengelolaan lahan yang mungkin dapat ditawarkan untuk mengatasi. Agroforestri memiliki banyak manfaat. Manfaat secara ekologi adalah dengan adanya sistem agroforestri diharapkan dapat memenuhi kaidah pengawetan tanah dan air

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Dengan adanya agrowisata wisatawan tidak hanya dapat melihat hamparan perkebunan, namun juga dapat melihat proses berkebun yang dilakukan oleh petani lokal.

Nah, jadi keterkaitan diantaranya adalah dengan adanya agroforestry selain digunakan hanya sebagai lahan pertanian, juga dapat digunakan sebagai tempat wisata. Dimana, dalam pembangunannya membutuhkan campur tangan kelembagaan pemerintah untuk mendapatkan izin membangun dan sebagainya. Selain itu untuk budaya dan adat juga dapat memengaruhi dibentuknya agrowisata, karena didalamnya terdapat masyarakat yang berperan penting dalam persetujuan pembangunan pariwisata agroforestry yang memegang teguh dan mengetahui segala seluk beluk lahan sekitar

Referensi:
agrowisata pdf.pdf (289.9 KB)
faktor-kunci-dalam-pengembangan-kelembagaan-agroforestry.pdf (3.1 MB)

1 Like

Agroforestry sebagai salah satu bentuk usahatani berkelnjutan memiliki banyak keuntungan untuk kehiudpan masyarakat baik keuntungan sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Contohnya dengan agrowisata, melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.

Agrowisata atau wisata pertanian merupakan sebuah alternatif untuk meningkatkan pendapatan dan menggali potensi ekonomi petani kecil dan masayarakat pedesaan.

Untuk aspek budaya, terdirilah agrowissata ruang terbuka alami yang berada pada areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan keseharian mereka tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Atraksi spesifik diberikan oleh masyarakat namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Contoh agrowisata ruang terbuka alami yaitu Suku Baduy di Pandeglang.

Saya kurang tahu mengenai ini, namun pendapat saya dengan kurang optimalnya dari salah satu aspek tersebut bukan berarti agroforestry yang diterapkan menjadi kurang baik.

Mohon maaf bila ada salah kata. Terima kasih. :grin:

Agroforestry pada dasarnya adalah pemanfaatan suatu tempat atau lahan yg terdirikan oleh bambu, kayu, pepohonan, rerumputan, tumbuhan, bahkan terkadang ada yg memanfaatkan hewan seperti ikan, atau mamalia lainnya sebagai salah satu komponen agroforestry, yg jika kita bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin dapat menghasilkan dampak yg besar dan positif bagi kehidupan alam
Agroforesty sendiri sangat erat kaitannya terhadap adat, budaya, parawisata dan kelembagaan, dalam sektor pariwisata Indonesia sudah banyak tempat atau daerah yg sudah di kelola oleh masyarakat setempat atau perorangan untuk meningkatkan hasil pendapatan suatU daerah atau masyarakat di daerah tersebut, tetapi tak lupa juga pengelola (lembaga) harus menerapkan peratutan sesuai dengan adat,budaya dan norma yg berlaku di daerah tersebut.

Sesuai dengan pengertian dan tujuan agroforestry yaitu untuk meningkatkan suatu pendapatan atau bisa di katakan, memberikan manfaat dampak positif bukan hnya untuk lingkungan tetapi masrakat setempat, dan kehidupan alam

Budaya, Adat, Pariwisata, dan kelembagaan dalam agroforestry sangat berkaitan dari segi banyak hal. Budaya sendiri merupakan suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi atau dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus sehingga menjadi suatu budaya. Adat merupakan gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai budaya, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu kelompok. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk refreshing atau bermain main yang dilakukan sebagian orang. sementara kelembagaan merupakan aturan yang berlaku dalam suatu sistem masyarakat.

berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bawasannya terdapat keterkaitan karena untuk dapat memajukan suatu sistem agroforestry yang baik maka membutuhkan kelembagaan yang baik dalam pengelolaannya dengan memperhatikan aturan dan norma yang berlaku untuk menjadi budaya yang baik. selain itu apabila sistem berjalan dengan baik maka dapat menjadi daya tarik tersendiri dan dapat menjadi sektor wisata.

budaya , adat , pariwisata , dan kelembagaan dalam agroforestri saling berkaitan, contohnya seperti Salah satu ciri dari masyarakat tradisional adalah terdapatnya kelembagaan
lokal yang mengatur kehidupan sehari-hari anggota komunitas. daerah terpencil/tertentu di Indonesia biasanya terdapat 2 pemimpin yaitu kepala desa (village head) yang bertugas mengurusi administratif pemerintahan dan kepala adat (traditional leader) yang lebih
terkait dengan hubungan kehidupan antar warga sehari-hari, termasuk dalam pemanfaatan lahan seperti agroforestri. Keberlangsungan praktek agroforestri lokal tidak hanya melestarikan fungsi dari kepala adat, tetapi juga
norma, sangsi, nilai, dan kepercayaan (yang keempatnya merupakan unsurunsur dari kelembagaan) tradisional yang berlaku di lingkungan suatu komunitas.