Bagaimana kehidupan burung beo sang peniru ulung?

Dimana habitat burung beo yang sebenarnya?

Ini dia burung peliharaan yang banyak disuaki orang karena kemampuannya dalam menirukan suara. Saking canggihnya Beo mengikuti suara orang, ia bahkan seperti “bisa” diajak ngobrol, hehehehe. Beo, mamiang, atau tiong emas (Gracula) atau dalam bahasa Inggris Common Hill Myna adalah sejenis burung anggota suku Sturnidae (jalak dan kerabatnya). Wilayah persebaran alaminya adalah mulai dari Sri Lanka, India, Himalaya, ke timur hingga Filipina, Jawa hingga kepulauan Sunda Kecil. Burung ini dapat ditemukan di dataran rendah hingga dataran tinggi lebih dari 2000m. Karena kemampuannya menirukan bahasa manusia, burung ini menjadi hewan peliharaan populer.

Di alam, jenis burung ini hidup di hutan-hutan basah, terutama di bukit-bukit dataran rendah sampai daerah ketinggian 1000–2000 m di atas permukaan laut. Beo menyukai buah-buahan yang berdaging tebal dan tidak keras. Ia juga meminum nektar bunga. Untuk memenuhi kebutuhan protein burung beo makan serangga seperti belalang, jangkrik, capung dan telur semut. Beo bertelur dua sampai tiga butir setiap musim bertelur.

Burung Beo memiliki kemampuan menirukan ucapan manusia. Hal ini disebabkan karena lidah burung beo yang mirip dengan lidah manusia. Selain burung beo, burung kakatua juga memiliki bentuk lidah seperti manusia. Namun kedua jenis burung pintar tersebut tidak bisa benar sama dengan suara manusia karena hanya sekedar menirukannya tanpa mengetahui arti dan maknanya. Kata-kata yang bisa diucapkan hanya terbatas dari kata-kata yang didengar burung beo dari manusia.

Burung Beo memiliki sifat tidak suka sendiri sehingga semakin banyak pemiliknya meluangkan waktu bersama maka akan semakin cepat si Beo jinak. Semakin jinak ia akan mudah mengajarinya menirukan suara yang diinginkan. Burung beo yang pasif atau hanya diam berarti menandakan mereka sudah nyaman, namun ketika bergerak-gerak semangat menandakan mereka lapar atau ingin ada teman yang menemaninya.