Bagaimana kebutuhan nutrisi ibu pada masa nifas setelah bedah sesar ?

Pemberian nutrisi yang adekuat paska pembedahan dapat membantu memenuhi kebutuhan zat gizi pada proses penyembuhan luka sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi luka paska pembedahan.

Bagaimana kebutuhan nutrisi ibu pada masa nifas setelah bedah sesar ?

Kebutuhan nutrisi ibu post partum meningkat dibandingkan masa sebelum hamil. Ibu post partum yang menyusui ekslusif membutuhkan energi tambahan sebesar 330 kkal setiap hari dibandingkan masa sebelum hamil.

Kebutuhan energi tambahan ibu menyusui di Indonesia menurut Surat Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1593/MENKES/SK/XI/2005 adalah sebesar 500 Kkal setiap harinya.

Ibu paska bedah sesar mengalami peningkatan metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme. Nutrisi sangat diperlukan untuk penyembuhan luka pada ibu post partum paska bedah sesar sehingga asupan nutrisi yang dianjurkan adalah tinggi kalori dan tinggi protein.
Ibu post partum yang menjalani pembedahan dalam proses persalinannya beresiko mengalami kekurangan nutrisi.

Kekurangan nutrisi disebabkan karena ibu harus berpuasa sebelum pembedahan, adanya kecemasan menjelang pembedahan serta banyaknya energi yang digunakan ibu saat persalinan sebelum akhirnya harus dilakukan bedah sesar. Pada saat operasi, akan terjadi peningkatan hormon glucagon, kortikosteroid dan katekolamin dan terjadi proses glukoneogenesis (Mansjoer, dkk. 2007).

Peningkatan hormon ini menyebabkan peningkatan kebutuhan energi. Kekurangan nutrisi sebelum dan sesudah pembedahan dapat terjadi sebelum dan saat ibu menjalani kehamilan.

Ibu hamil yang kurang nutrisi beresiko lebih besar mengalami kekurangan nutrisi selama dan sesudah pembedahan. Kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat terjadi karena asupan nutrisi ibu tidak mencukupi kebutuhannya. Kekurangan nutrisi yang dialami ibu akan berdampak pada kondisi kesehatan ibu pada saat setelah pembedahan. Ibu dengan bedah sesar yang direncanakan dapat mempersiapkan dirinya memenuhi kebutuhan nutrisi lebih baik menjelang hari pembedahan, sedangkan ibu yang tidak direncanakan untuk pembedahan tidak dapat melakukan hal tersebut. Hal ini yang menyebabkan asupan nutrisi paska pembedahan merupakan hal yang sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan.

Penelitian yang dilakukan Yunsook (2003) melaporkan bahwa kekurangan nutrisi yang ditemukan pada pasien paska bedah berakibat pada lamanya hari rawat karena penyembuhan terhambat dan resiko terjadinya infeksi paska bedah.

Upaya mencegah terjadinya infeksi paska bedah salah satunya adalah asupan nutrisi yang adekuat, tinggi kalori dan tinggi protein. Asupan nutrisi yang adekuat sebelum dan setelah pembedahan dapat menurunkan komplikasi paska pembedahan (Mansjoer, dkk. 2007). Nutrisi yang dibutuhkan ibu paska bedah sesar adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, besi, vitamin A, tiamin dan vitamin C (Almatsier, 2006).

Asupan nutrisi tinggi kalori tinggi protein diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi dan protein untuk pembentukan kolagen dan memperbaiki kerusakan jaringan tubuh paska bedah sesar.

Protein hewani mengandung asam amino yang sangat diperlukan dalam proses penyembuhan luka. Menurut kandungannya, asam amino terbagi atas asam amino essential dan non essential. Asam amino essential adalah asam amino yang sangat dibutuhkan tubuh dan hanya didapatkan dari protein hewani yaitu lysine, methionine, cystine, tryptophan,dan threonine (Gibney, 2009). Hal ini menyebabkan pentingnya mengkonsumsi protein yang bersumber dari protein hewani.

Asupan nutrisi tinggi kalori tinggi protein memiliki persyaratan tertentu. Syaratnya antara lain

  1. energi dipenuhi sebesar 40-45kkal/kg BB
  2. protein sebesar 2,0–2,5 g/kg BB
  3. lemak sebesar 10-25 % dari kebutuhan energi total
  4. karbohidrat, vitamin dan mineral sesuai kebutuhan normal dan
  5. makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna (Almatsier, 2006).

Pemenuhan jumlah kalori dalam satu hari secara sederhana dapat dilakukan melalui perencanaan makan seimbang dengan sistem daftar bahan makanan penukar.

Pada perencanaan makan seimbang dengan sistem Daftar Bahan Makanan Penukar digunakan pedoman Standar Diet dalam satuan penukar. Standar diet adalah jenis dan jumlah makanan untuk makan pagi, siang, sore dan makanan selingan dalam satuan penukar (FKUI, 2010). Standar diet merupakan pola makan sehari dalam satuan penukar yang sesuai dengan kebutuhan kalori.

Kebutuhan kalori pada ibu paska bedah sesar disesuakan dengan status gizinya. Ibu dengan IMT normal, standar diet yang digunakan pada rentang 2100-2500 kkal. Hal ini diperoleh dari kebutuhan kalori pada berat badan normal sebesar 1700-1900 kkal kemudian ditambah dengan 330-550 kkal untuk ibu hamil dan ibu menyusui.

Standar diet seimbang memungkinkan ibu mengkonsumsi sumber bahan makanan yang bervariasi dengan kalori yang sama. Bahan makanan yang bervariasi diharapkan memenuhi berbagai kebutuhan zat gizi yang tidak semua ada pada satu jenis bahan makanan. Akan tetapi, ada ibu post partum yang melakukan pantang makanan pada masa post pastum dan paska pembedahan yang beresiko mengalami kekurangan zat gizi tertentu. Penelitian yang dilakukan oleh Budiyarti (2010) mengatakan bahwa perilaku berpantang makanan pada masa post partum berpengaruh terhadap status gizi ibu.

Penelitian yang dilakukan oleh Nian, et al. (2009) menemukan bahwa perilaku perawatan ibu post partum dipengaruhi oleh budaya, termasuk berpantang makanan, sehingga berdampak tidak baik bagi kesehatan ibu. Perilaku asupan nutrisi ibu pada periode post partum sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan status nutrisi.