Definisi Kepemimpinan sangat banyak kita temui dalam berbagai referensi yang membahas Kepemimpinan. Banyak sekali pakar yang ingin berkontribusi dalam memahamkan konsep Definisi Kepemimpinan sebagai pintu masuk memahami Kepemimpinan secara utuh (Bass, 1981)
-
Kepemimpinan dapat dianggap sebagai proses (tindakan) mempengaruhi kegiatan kelompok yang terorganisir dalam upaya menuju penetapan tujuan dan pencapaian tujuan. (Stogdill, 1950)
-
Kepemimpinan adalah pencapaian tujuan melalui suatu arah yang dibantu manusia. Seorang pemimpin adalah orang yang berhasil mengajak kolaborasi manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu. (Prentice, 1961)
-
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dilakukan dalam suatu situasi, dan diarahkan melalui proses komunikasi, menuju pencapaian tujuan atau target yang ditetapkan. (Tannenbaum, Weschler & Massarik, 1961)
-
Kepemimpinan adalah inisiasi dan pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi. (Stogdill, 1974)
Lain lagi dengan John C. Maxwell “Pemimpin adalah orang yang mengetahui suatu cara; menjalankan dan sekaligus menunjukkan cara tersebut." Pemimpin adalah orang yang mampu berdiri (memimpin) orang banyak untuk memberi arahan dan contoh dalam suatu sistem kerja dengan cara yang sistematis, sehingga tujuan dari sistem kerja tersebut dapat tercapai.
Suatu lembaga membutuhkan pemimpin, bahkan sampai lembaga terkecil dalam rumah pun membutuhkan seorang pemimpin. Disetiap lingkungan,juga akan membutuhkan pemimpin, entah disekolah,di masyarakat,dll. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki aspek-aspek tertentu dalam memimpin suatu grup. Namun secara mendasar, seorang pemimpin dilihat dari aspek kharismatik, pandangan ke depan, daya persuasi dan intensitas. Salah satunya yaitu pemimpin yang mempunyai sifat pemikiran yang keras (tough minded).
Orang yang bersifat tough minded mungkin mempunyai kecerdasan yang terlihat, tetapi mereka tahu bagaimana mejaga diri mereka untuk tetap termotivasi dan mereka menghadapi masalah mereka dengan a can-do philosophy. Mereka ahli dalam membangun kekuatan,membangun semangat dalam team mereka , dan mereka akan terbangun menjadi lebih kuat lagi ketika mereka terjatuh.
Menurut William James, orang tough minded dalam mencari suatu kebenaran mereka hanya akan mencari lewat pendekatan empiris dan tergantung fakta – fakta yang ia dapat. James juga mengemukakan bahwa orang tough minded itu empiris, sensasionalis, materialis, pluralis, profane, skeptic.
Berikut adalah ciri-ciri pemimpin yang mempunyai pikiran yang tangguh,
- Figures It Out as They Go
Tough minded people mengakui bahwa faktanya keadaan itu sering berubah,dan mereka menerimanya. Tough minded people sabar/ tangguh. Meeka tidak akan terkejut ketika realitanya tidak sesuai dengan planning awal mereka dan mereka siap untuk solve the probem selama mereka bisa dan mampu.
-
Isn’t Waiting for the “Perfect” Solution
Ide – ide cerdas dicari untuk mendapatkan 1 pokok kebenaran, tetapi, solusi 100% sempurna itu tidak nyata dan tidak akan ada. Tough minded people bersedia untuk menempatkan diri mereka diluar sana dengan solusi mereka ,meskipun mereka tahu solusinya itu tidak sempurna,tapi mempunyai nilai yang besar dan berpotensi -
Know When to Rough It
Tough minded people bekerja menuju tujuan yang dapat diimpi-impikan sebagai masa depan yang baik. Mereka tahu bahwa mereka sedang bekerja untuk sesuatu yang penting. Itu sebabnya mereka tidak perlu tinggal di tempat mewah. They’re comfortable livin on a budget. Mereka begitu bukan karena mereka pikir untuk sementara, tetapi mereka tahu bahwa mereka ditempatkan di bumi ini bukan hanya untuk mengkonsumsi -
Fight for their Autonomy
Tough minded person tahu bahwa perusahaan diluar sana tidak mencari untuk kepentingannya. Jika mereka ingin mempunyai autonomi,kuasa, dan tujuan dalam dunia kerjanya, mereka perlu berjuang untuk itu. -
Know when to quit
Terkadang situasi menjadi unsalvageable. Tough-minded people tahu ini. Itulah alasan kenapa mereka bersedia mengundurkan diri dari pekerjaan yang sudah enak meskipun orang tidak mengerti dan menganggap mereka orang yang gagal.
Tetapi tough minded people memiliki tujuan yang lebih tinggi dalam pikiran. Dia dapat berhenti ketika dia tahu ada sesuatu yang tidak akan berhasil, karena waktu adalah sumber daya yang paling berharga dalam hidupnya. Melemparkan waktu yang baik setelah buruk bukanlah strategi kemenangan.
Referensi :
- http://agilelifestyle.net/tough-minded
- IFAZ: PRAGMATISME
- https://mardoto.com/
- Riswandi (Ciwank): ANOMALIE MODERNISME
- Batten, Joe. D. (1999) Tough Minded Leadership. Amacon. New York