Bagaimana karakteristik dan perilaku Belalang Setan (Aularches miliaris )?

Semua jenis serangga termasuk belalang, mempunyai 3 bagian tubuh utama yaitu kepala, dada (thorax) dan perut/abdomen. Belalang juga mempunyai 3 pasang kaki bersendi, 2 pasang sayap dan sepasang antena.

Aularches miliaris (Orthoptera: Pyrgomorphidae) atau yang memiliki nama umum belalang setan merupakan serangga yang dianggap sebagai hama dibidang pertanian karena dapat merusak pertanaman seperti kebanyakan belalang lainnya dan bersifat polifagus.

Ketika mendengar nama “setan”, terlintas dibenak kita bahwa belalang ini mempunyai warna dan bentuk tubuh yang jelek dan mengerikan. Namun tidak seperti namanya, Aularches miliaris memiliki tubuh seperti belalang biasa dan memiliki warna tubuh yang cerah dan menarik. Kepala dan dada (thorax) berwarna biru gelap dengan garis kuning di bawah mata sampai keatas mulut, pada dada (thorax) bagian dorsal terdapat gerigi, tungkai berwarna biru gelap, pada femur tungkai belakang terdapat gerigi berwarna kuning, abdomen berwarna merah cerah dengan garis-garis hitam, sayap depan (tegmina) berwarna dasar hijau-coklat dengan bintik-bintik kuning seperti motif macan tutul. Warna tubuh yang berwarna-warni ini berfungsi sebagai pertahanan diri dari predator atau musuh alaminya. Selain menggunakan warna tubuh yang menarik, Aularches miliaris memiliki mekanisme pertahanan diri lainnya seperti mengeluarkan busa yang beracun atau cairan yang berbau busuk (evil-smelling) dari thorax dan mengeluarkan suara berderit (sama seperti suara yang dikeluarkan pada saat mating atau kawin). Oleh sebab itu belalang ini sering disebut sebagai belalang setan. Selain belalang setan, Aularches miliaris juga disebut sebagai belalang busa, belalang tutul utara atau belalang kopi.

Namun keberadaannya jarang ditemui dan di India Selatan dikabarkan terancam punah. Aularches miliaris dapat ditemukan di ASIA Selatan dan ASIA Tenggara. Di Indonesia sendiri, Aularches miliaris masih bisa ditemukan di daerah Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta, akan tetapi populasinya sangat sedikit. Pergerakan belalang ini sangat lamban, pada saat didekati serangga ini hanya melompat rendah dan tidak terbang, sehingga sangat mudah untuk ditangkap.