Bagaimana karakteristik dan ciri-ciri Komodo?

image

Komodo merupakan salah satu kadal terbesar yang ada didunia dan merupakan hewan yang cuma ada di indonesia tepatnya di pulau komodo yang berada di nusa tenggara timur. Pulau komodo sendiri sudah menjadi salah satu keajaiban dunia, yang telah di akui oleh seluruh dunia sebagai salah satu keajaiban dunia.

Karakteristik dari hewan komodo adalah sebagai berikut :

  • Komodo sendiri merupakan hewan reptil.

  • Komodo adalah hewan karnivora dimana makanan utama komodo adalah daging seperti daging kerbau liar dan hewan lainnya yang ada disekitar tempat hidupnya.

  • Komodo sendiri dapat berdiri tegak pada saar bertengkar, biasanya memasuki masa kawin , dan komodo yang menang akan berhak mendapatkan komodo betina yang di inginkan.

  • Komodo memiliki air liur yang sangat mematikan dimana hal yang membuat mematikan adalah kandungan air liarnya yang terdapat banyak sekali bakteri dan virus, air liur ini sendiri di manfaatkan komodo untuk melumpuhkan mangsanya.

  • Komodo memiliki lidah yang bercabang di bagian unjungnya.

  • Komodo memiliki 4 buah kaki dan 2 buah mata.

  • Ekor komodo sendiri sangat panjang namun tidak seperti cicak yang dapat memutuskan ekornya, komodo tidak bisa melakukan hal demikian.

  • Kuku komodo sendiri sangat besar dan biasanya dipakai untuk bertarung dan membantu memangsa hewan lainnya.

  • Komodo akan melakukan masa kawin antara bulan mei dan agustus , biasanya dalam sekali kawin komodo betina akan menghasilkan 20 telur dan bisa lebih dan akan meletakkan telur tersebut di tanah atau bekas sarang burung yang sudah tidak terpakai atau di tinggalkan.

  • Komodo sendiri adalah hewan yang dilindungi sebab hanya ada di indonesia dan populasinya yang sedikit.

Karakteristik komodo hampir sama dengan biawak biasa, tetapi mempunyai ukuran yang lebih besar dan panjang (PPA 1978). Komodo benar-benar panjang dan besar pada umur dewasa. Panjang tubuhnya mencapai 3 meter lebih dan mempunyai bobot badan lebih dari 100 kg (Verhallen 2006). Menurut Abdoesoeki (1968), komodo memiliki badan yang panjang, lebih besar dari kepalanya. Kepala agak memanjang, mirip seekor kadal. Matanya kecil, mulutnya agak memanjang ke belakang. Kulitnya coklat-kuning kehitam-hitaman dan bersisik agak kasar. Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2,5 cm, yang kerap berganti.

Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah karena giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik pada saat makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka. Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang (Ciofi 1999).

Kulit komodo keras karena ditutupi sisik granular. Pada bagian leher terdapat lipatan-lipatan kulit begitu juga pada ketiak depan dan lipatan paha bagian belakang (PPA 1978). Bari (1988) mengatakan bahwa punggung ekor bersisik menyerupai gergaji dengan arah miring ke belakang. Pada waktu muda, terutama kaki, berwarna hitam dengan bintik-bintik menonjol, mirip warna Varanus timorensis. Cakar tajam mirip cakar burung elang, berwarna hitam. Ukuran kepala, ukuran tubuh, ukuran kaki, dan penampilan dapat digunakan untuk menentukan perbedaan antara komodo jantan dan betina. Komodo betina memiliki bentuk kepala yang agak lonjong, kepala berukuran relatif kecil, penampilan muka lebih jelek dan kaki kecil. Komodo jantan memiliki ukuran kepala lebih besar, bentuk kepala agak bulat, penampilan muka gagah, kaki lebih keluar dan besar serta ukuran tubuh lebih besar (Kartono 1994).

Fisiologi Komodo


Komodo pernah dianggap tuli ketika penelitian mendapatkan bahwa bisikan, suara yang meningkat dan teriakan ternyata tidak mengakibatkan agitasi (gangguan) pada komodo liar (Badger 2002). Hal ini terbantah kemudian ketika karyawan Kebun Binatang London ZSL, Joan Proctor melatih biawak untuk keluar makan dengan suaranya, bahkan juga ketika ia tidak terlihat oleh si biawak. Komodo mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanya hanya memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan malam. Komodo mampu membedakan warna namun kurang mampu membedakan obyek yang tak bergerak (National Zoo 2010).

Komodo menggunakan lidahnya untuk mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat membantu navigasi pada saat gelap (Voogd 2010). Dengan bantuan angin dan kebiasaannya menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4-9,5 kilometer (Darling 2004). Lubang hidung komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak memiliki sekat rongga hidung (Zipcode Zoo 2009). Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya, hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan (Voogd 2010).
Rangsangan sentuhan pada komodo terdapat pada sisik-sisik komodo yang diperkuat dengan tulang, dimana memiliki sensor yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsang sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu, dan tapak kaki memiliki tiga sensor rangsangan atau lebih (Darling 2004).

Kategori umur komodo berdasarkan ukuran menurut PPA (1979) sebagai berikut :

  1. Komodo Muda : Panjang badan total (dari ujung kepala sampai ujung ekor) kurang dari 1 meter. Warna kulit coklat muda kegelapan dengan diselingi garis-garis merah muda kuning.

  2. Komodo Dewasa : Panjang badan total antara 1-2 meter. Warna kulit coklat agak tua dan garis-garis badan sudah mulai kabur bahkan sudah hampir hilang.

  3. Komodo Tua : Panjang badan total lebih dari 2 meter. Warna kulit coklat tua-kelabu sampai hampir kehitam-hitaman.