Bagaimana kandang burung Cucak Rowo yang baik ?

Cucak rawa

Cucak rawa adalah sejenis burung pengicau dari suku Pycnonotidae. Dalam bahasa Inggris disebut Straw-headed Bulbul, mengacu pada warna kepalanya yang kuning-jerami pucat. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus zeylanicus (Gmelin, 1789).

Bagaimana kandang burung Cucak Rowo yang baik ?

Desain kandang

Untuk bisa berhasil membudidayakan burung ini, cobalah membuat kandang dengan ukuran yang besar, sehingga memberikan banyak kebebasan kepada burung dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Selain itu kandang yang luas juga akan membuatnya merasa lebih nyaman layaknya berada di alam bebas.

Semakin besar ukuran kandang maka semakin baik. Namun apabila anda tidak memiliki tempat yang cukup luas, dengan kata lain, anda hanya memiliki lahan yang terbatas, anda bisa mencoba mendesain ukuran kandang dengan Panjang 1 meter dan Lebar 1 meter kemudian Tingginya bisa 2 meter atau 1.8 m.

image

Perlengkapan di Dalam Kandang

Anda bisa memanfaatkan batu-bata atau batako sebagai tembok kiri, kanan, dan belakang. Selain itu, jika anda ingin membuat kandang bersekat anda bisa memanfaatkan triplek.

  • Tenggeran
  • Sarang
  • Tempat Mandi
  • Lantai
  • Pintu Kandang

Lokasi kandang

Faktor penentu keberhasilan dalam budidaya burung Cucak Rawa adalah pemilihan lokasi kandang yang seharusnya berada di tempat tenang, bebas dari pemangsa dan tidak berlokasi di tempat yang terlalu berisik seperti di pinggir jalan dan dekat dengan suara-suara konstant seperti mesin cuci atau mesin pompa air.

Tempat Makan dan Tempat Minum

Untuk tempat makan burung, bisa digantung di dekat pintu yang lokasinya mudah dijangkau oleh anda maupun burung. Misalnya dekat dari tangkringan. Selain memberikan anda keleluasaan ketika menggantinya, lokasi penempatan tempat makanan dan minuman juga berpengaruh agar burung tidak terlalu banyak terganggu saat anda melakukan pergantian air dan makanan. Terlebih pada saat reproduksi dan proses pengeraman telur.

Kandang merupakan habitat buatan yang dibuat menyerupai kondisi alaminya, sehingga cucak rawa dapat beraktivitas seperti di habitat alaminya. Kondisi yang menyerupai habitat alami cucak rawa didapatkan dengan cara penanaman pohon-pohon pelindung di dalam kandang, tidak ada pengaruh binatang lainnya, tersedia air untuk minum dan mandi burung. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat kandang adalah ukuran dan konstruksi kandang, sarana pendukung di dalam kandang, dan kondisi lingkungan kandang.

Jenis dan Fasilitas Kandang


Jenis kandang cucak rawa terdiri dari tiga bagian kandang yaitu kandang pembesaran, kandang reproduksi, dan kandang inkubator yang memiliki ukuran, konstruksi, dan fasilitas yang berbeda-beda.

Kandang pembesaran

Kandang pembesaran atau sangkar berfungsi sebagai tempat pemeliharaan anakan sampai dewasa (1 bulan sampai < 2 tahun). Menurut Soemarjoto (2003) ukuran kandang sangkar cucak rawa ideal yakni ± (50 x 50 x 60) cm dengan bentuk persegi empat yang dilengkapi dengan tempat pakan dan minum serta tempat bertengger.

Fasilitas kandang pembesaran cucak rawa di MBOF diantaranya tempat pakan, minum, dan tempat bertengger/tenggeran. Tempat pakan dan minum pada kandang pembesaran terbuat dari plastik agar tidak mudah pecah jika terjatuh. Tempat pakan dan minum cucak rawa terbuat dari bahan yang tidak bocor dan tidak mudah pecah, seperti terbuat dari plastik, bambu, almunium.

Tenggeran cucak rawa sebaiknya berupa cabang atau ranting kayu dengan diameter kurang lebih 2 cm.

Cucak rawa yang berada pada kandang pembesaran dimandikan pada tempat mandi khusus (kandang pemandian) oleh pengelola setiap pagi hari.

Kandang reproduksi

Kandang reproduksi berfungsi sebagai tempat perkawinan indukan dan reproduksi. Kandang reproduksi cucak rawa terletak dibagian dalam dan lebih tertutup jika dibandingkan kandang lainnya. Hal tersebut dikarenakan agar proses reproduksi tidak terganggu oleh aktivitas manusia, gangguan burung lain dan kebisingan.

Mas’ud (2002) menjelaskan bahwa cucak rawa yang mengerami telurnya harus dihindarkan dari berbagai gangguan karena dapat menyebabkan telur tidak menetas karena induk tidak ingin mengeraminya lagi. Menurut Mas’ud (2002) ukuran minimal kandang reproduksi cucak rawa yakni ± (2 x 1,5 x 2,5) meter.

Mas’ud (2002) dan Soemarjoto (2003) menjelaskan bahwa kandang reproduksi yang ideal mempunyai ventilasi yang baik dengan menggunakan atap kawat ram dan asbes pada sisi lainnya sebagai tempat berlindung, serta lantainya berupa tanah agar kotoran mudah terurai. Kandang reproduksi terdapat dua buah pintu yakni pintu besar pada bagian bawah dan pintu kecil pada bagian tengah. Pintu besar berfungsi untuk mempermudah penangkar dalam membersihkan kandang dan mengganti air minum yang sekaligus air mandi, sedangkan pintu kecil digunakan untuk memberikan pakan setiap harinya.

Menurut Mas’ud (2002) cucak rawa menyusun sarang yang berbentuk cawan, dengan diameter 10 cm dan kedalaman 2.5 cm, dengan ketinggian 1.5-4.5 meter dari permukaan tanah. Sudrajad (1999) menjelaskan bahwa bahan penyusun sarang cucak rawa diantaranya jerami, sabut kelapa, dan rumput kering.

image

image

Kandang inkubator

Kandang inkubator terletak di dalam kantor MBOF berfungsi untuk memelihara piyik-piyik (usia 0 bulan dan belum tumbuh bulu serta berwarna merah) dan anakan cucak rawa (usia <1 bulan). Kandang ini hanya memiliki satu pintu besar dengan tiga buah tempat sirkulasi udara/jendela disamping dan diatasnya.

Suprijatna dkk (2008) menjelaskan bahwa inkubator yang baik harus dapat mengatur sirkulasi udara dengan lancar. Menurut Sudrajad (1999) diperlukan penanganan khusus pada kandang inkubator agar piyk dan anakan cucak rawa terhindar dari semut. Lampu lima watt yang terdapat pada kandang inkubator digunakan untuk mengahangatkan tubuh piyik-piyik dan anakan cuak rawa. Suhu kandang inkubator berkisar 25-26oC. Pengatur kelembaban yang terdapat pada kandang inkubator terdiri dari wadah plastik yang berisi kain basah dan sedikit air. Ventilasi (jendela) terbuat dari kawat ram. Berdasarkn hal-hal tersebut maka kandang inkubator cucak rawa di MBOF dapat dikatakan sesuai untuk memenuhi kebutuhan piyik dan anakan cucak rawa.

Pemeliharaan kandang


Kegiatan pemeliharaan kandang penting untuk dilakukan karena berkaitan dengan prinsip kesejahteraan satwa yakni satwa bebas dari sakit atau penyakit. Kegiatan pemeliharaan kandang bertujuan untuk menghindari timbulnya penyakit akibat dari kandang kotor (Setio dan Takandjanji 2007). Kegiatan pemeliharaan kandang meliputi kegiatan pemeliharaan di luar kandang dan di dalam kandang.

  • Kegiatan pemeliharaan di luar kandang meliputi pembersihan sampah dan daun-daun kering yang ada di luar kandang yang dilakukan setiap hari yakni pagi hari, merapikan tanaman dan menanam tanaman untuk memperindah penangkaran yang dilakukan secara insidental.

  • Kegiatan pemeliharaan di dalam kandang meliputi pembersihan dan penjemuran sarang pada kandang inkubator, pembersihan tempat pakan dan tempat minum, pembersihan kandang dari feses burung, sisa-sisa makanan, serta penggantian dan perbaikan kawat ram yang telah rusak. Kegiatan-kegiatan pemeliharaan di dalam kandang dilakukan secara rutin setiap satu kali sehari yakni pagi hari, namun untuk kegiatan perbaikan kawat ram yang telah rusak dilakukan secara insidental.

Kegiatan pemeliharaan kandang cucak rawa yang dilakukan oleh pengelola dapat dikatakan baik karena persentase angka kematian cucak rawa rendah dan kegiatan pemeliharaan.

Menurut Sudrajad (1999) upaya pemeliharaan kandang meliputi perbaikan kawat ram/dinding kandang yang rusak, pembersihan kandang dan fasilitasnya secara rutin. Alat-alat yang digunakan untuk merawat dan membersihkan kandang adalah sapu lidi, pengki, gunting rumput, karung, gerobak sampah, sikat, lap, dan selang air.

Suhu dan kelembaban kandang


Mas’ud (2002) menjelaskan bahwa cucak rawa dapat hidup di daerah dataran rendah (0-200 mdpl) sampai ketinggian sekitar 1050 mdpl. Menurut Handoko (1995) hubungan suhu rata-rata harian dengan berbagai ketingian tempat di Indonesia antara lain pada ketinggian 0-500 mdpl suhu rata-rata harian mencapai 24.5o-27oC, sedangkan pada ketinggian 1000-1500 mdpl suhu rata-rata harian mencapai 20o-21.5oC.

Menurut William (1999) burung termasuk kedalam hewan berdarah panas ( homeotherm ) yang suhu didalam tubuhnya tinggi yakni 40o-44oC. William (1999) menjelaskan bahwa suhu 32.2 oC dapat mempengaruhi ovum dan sperma serta menurunkan daya tetas telur.

Menurut William (1999) fluktuasi kelembaban yang ekstrim (seperti di daerah sub tropis) akan mempengaruhi reproduksi. Fluktuasi suhu dan kelembaban di kandang reproduksi cucak rawa dapat ditoleransi untuk proses reproduksinya.