Bagaimana jaringan distribusi model Manufacturer storage with direct shipping and in-transit merge ?

Distribusi adalah kegiatan memindahkan produk dari sumber ke konsumen akhir dengan saluran distribusi pada waktu yang tepat. Bagaimana jaringan distribusi model Manufacturer storage with direct shipping and in-transit merge ?

Pada model jaringan distribusi ini, proses transaksi antara produsen dengan konsumen sama seperti model drop-ship, dimana proses informasi transaksi melalui retailer. Yang membedakan dengan model drop-ship adalah proses pengiriman barang tidak langsung dilakukan oleh produsen, tetapi menggunakan pihak ketiga.

Pihak ketiga disini mempunyai tugas untuk membantu pengiriman barang dari beberapa produsen yang ada.

Keuntungan dari model ini adalah apabila konsumen memesan barang dari beberapa produsen, maka proses pengirimannya dapat disatukan melalu pihak ketiga tersebut.

Sebagai contoh, apabila konsumen ingin membeli komputer dari Dell, tetapi memilih monitor dari Sony, Keyboard dan mouse dari Logitech, maka proses pengiriman barang-barang yang berbeda produsen tersebut dikumpulkan terlebih dahulu pada pihak ketiga, kemudian dikirimkan secara utuh ke konsumen.

Ilustrasi model jaringan distribusi ini dapat dilihat pada gambar berikut.

Karakteristik performan atau kinerja dari Desain Jaringan Disitribusi dapat dilihat dari dua faktor utama, yaitu ; Faktor Biaya dan Faktor Layanan.

###Faktor Biaya


Apabila performan atau kinerja model jaringan distribusi ini dilihat dari Faktor Biaya, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Persediaan Barang

Proses persediaan barang sama seperti model drop-ship, dimana persediaan barang dilakukan terpusat, yaitu di pabrik produsen.

Transportasi

Biaya transportasi dapat dikurangi mengingat barang yang dipesan oleh konsumen dikirimkan secara utuh, tanpa perlu melakukan proses pengiriman yang berulang-ulang.
Tetapi, pada model ini,membutuhkan koordinasi yang sangat baik antar produsen yang ada.

Fasilitas

Biaya untuk fasilitas dan processing barang serta retailer sama seperti model drop-ship. Tetapi disini terdapat penambahan biaya fasilitas yang akan dikeluarkan oleh pihak ketiga sebagai hub, sehingga secara keseluruhan biaya fasilitasnya lebih besar dibandingkan model drop-ship.

Informasi

Karena ada integrasi antar produsen dalam pemenuhan kebutuhan pengguna,maka dibutuhkan infrastruktur sistem informasi yang canggih. Selain itu, koordinasi informasi antara retailer, produsen-produsen dan pihak ketiga sebagai penghubung harus berjalan dengan baik.
Oleh karena itu, biaya investasi untuk infrastruktur sistem informasinya lebih besar dibandingkan model drop-ship

###Faktor Layanan


Apabila performan atau kinerja model jaringan distribusi ini dilihat dari Faktor Layanan, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

Waktu Respon

Waktu respon model ini mirip dengan model drop-ship

Keberagaman Produk

Keberagaman produk model ini mirip dengan model drop-ship

Ketersediaan Produk

Ketersediaan produk model ini mirip dengan model drop-ship

Pengalaman Pengguna

Pengalaman pengguna model ini lebih baik dibandingkan model drop-ship,mengingat pengguna tidak perlu melakukan proses pengiriman barang berulang-ulang dari beberapa produsen.

Time to Market

TIme to market model ini mirip dengan model drop-ship

Order Visibility

Order visibility model ini mirip dengan model drop-ship

Returnability

Returnability model ini mirip dengan model drop-ship

Sebagai kesimpulan, kelebihan utama dari model ini adalah mengurangi biaya transportasi secara signifikan dan meningkatkan kualitas pengalaman pengguna. Sedangkan kekurangan utamanya adalah membutuhkan usaha yang besar dalam proses penyatuan pengiriman barang tersebut di pihak ketiga.

Oleh karena itu, model desain jaringan distribusi ini cocoknya digunakan untuk produk yang mempunyai keberagaman tinggi, permintaan rendah - medium, mempunyai nilai yang tinggi. Pada model ini, apabila terdapat banyak sekali produsen yang bergabung dalam pihak ketiga, maka proses koordinasi antar perusahaan itu akan semakin sulit.

Jumlah perusahaan yang optimal adalah 4 atau lima perusahaan. Kasus Sony dan Dell merupakan contoh yang ideal, mengingat kedua produsen tersebut mempunyai keberagaman produk yang besar dan mempunyai permintaan yang lumayan besar.

Referensi :

Chopra, Sunil., Peter Meindl, “Supply chain management : strategy, planning, and operation”, Sixth Edition, Pearson