Sebelum membahas manajemen waktu, di dalam Al’Quran terdapat kata-kata yang berhubungan dengan kata waktu, misalnya :
-
Kata ajal memberi kesan bahwa segala sesuatu ada batas waktu berakhirnya, sehingga tidak ada yang abadi kecuali Allah swt. sendiri.
-
Kata dahr memberi kesan bahwa segala sesuatu pernah tiada, dan bahwa keberadaannya menjadikan ia terikat oleh waktu (dahr).
-
Kata waqt digunakan dalam konteks yang berbeda-beda, dan diartikan sebagai batas akhir suatu kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Arti ini tercermin dari waktu-waktu shalat yang memberi kesan tentang keharusan adanya pembagian teknis mengenai masa yang dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan seterusnya), dan sekaligus keharusan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu-waktu tesebut, dan bukannya membiarkannya berlalu hampa.
-
Kata ‘asr memberi kesan bahwa saat-saat yang dialami oleh manusia harus diisi dengan kerja memeras keringat dan pikiran.
Didalam ajaran agama Islam, kita dituntut untuk benar-benar menghargai waktu, dimana waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, karena ketika kita sudah kehilangan waktu, maka kita tidak akan pernah mendapatinya kembali.
Seperti yang disampaikan oleh imam Al-Ghazali, bahwa sesuatu yang paling jauh di dunia ini adalah masa lalu, karena kita tidak akan pernah kembali ke masa lalu kita. Permaslahan ini juga sudah disampaikan oleh Nabi Muhammad saw, dalam hadist berikut,
Diriwayatkan oleh Bukhari, Tirmizi, dan Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda :
…Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalam keduanya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.”
Dari peringatan nabi Muhammad saw diatas sangat jelas bahwa banyak manusia yang menyia-nyiakan waktunya dengan hal-hal yang tidak produktif.
Salah satu cara untukdapat melakukan manajemen waktu yang baik adalah dengan mengingat firman Allah swt sebagai berikut,
Terjemahnya: Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. QS al-Insyirah/94: 7
Dari ayat diatas jelas terlihat bahwa gunakan waktumu dengan hati-hati, dengan cara mengerjakan segala urusanmu dengan sungguh-sungguh. Segala urusan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan bernilai positif dan produktif.
Selanjutnya, ketika kita telah menyelesaikan satu urusan, maka selesaikanlah urusan berikutnya, dalam artian, manfaatkan waktu yang ada dengan melakukan segala urusan yang telah kamu rencanakan sebelumnya.
Selain itu, Allah swt juga telah memberikan ciri-ciri orang yang beriman, dimana salah satunya adalah tidak membuang-buang waktu, berdasarkan firman Allah swt sebagai berikut,
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna QS. Al-Mu’minun Ayat 3
Sebagai penutup, berikut adalah nasihat nabi Muhammad saw, yang berkaitan dengan lima perkara yang harus dipergunakan sebelum lima perkara, yaitu:
Al Hasan bin Halim Al Marwazi mengabarkan kepadaku, Abu Al Muwajah memberitakan, Abdan memberitakan, Abdullah bin Abi Hindun mengabarkan, dari ayahnya, Ibnu Abbas ra, dia berkata: Rasulullah Saw bersabda kepada seorang laki-laki dan beliau menasehatinya,
“Pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa miskinmu, masa kosongmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum matimu.”
Referensi :
- M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu‘i atas Pelbagai Persoalan Umat