Bagaimana Intervensi Gizi dan Monitoring Evaluasi?
Intervensi gizi adalah langkah ketiga dari asuhan gizi terstandar. Intervensi gizi merupakan suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk memperbaiki status gizi dan kesehatan, merubah perilaku gizi dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi masalah gizi pasien.
Tujuan intervensi gizi adalah untuk mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi dalam diagnosa gizi dalam bentuk perencanaan dan penerapannya berkaitan dengan status kesehatan individu/pasien/klien, perilaku dan kondisi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Sedangkan fungsi intervensi gizi adalah untuk standarisasi pelayanan asuhan gizi sesuai dengan masalah gizi pasien yang spesifik dengan pendekatan individu.
Hubungan intervensi dengan diagnosis gizi
Hubungan antara diagnosis gizi dan diagnosis digambarkan pada skema di bawah ini :
Gambar di atas menunjukkan bahwa intervensi gizi pada prinsipnya adalah untuk mengatasi/menghilangkan etiologi seperti yang dicontohkan di bawah ini : Contoh :
Gambar dibawah ini juga merupakan hubungan antara diagnosis gizi dan intervensi gizi yang menggambarkan bahwa etiologi tidak dapat dikoreksi oleh intervensi gizi sehingga intervensi gizi dilakukan untuk mengatasi etiologi sehingga tanda dan gejala dapat diperbaiki.
Contoh di atas dengan etiologi komplikasi post (setelah) stroke tidak dapat dikoreksi/diperbaiki dengan intervensi gizi. Pada kondisi seperti ini intervensi gizi membantu memperbaiki sign dan symtom dengan memberikan bentuk makanan yang sesuai kondisi pasien (dimodifikasi), membantu mengatur jadwal dan frekuensi makan, agar pasien dapat mengkonsumsi makanannya dan tidak tersedak saat makan serta dapat memenuhi kebutuhan zat gizi.
MONITORING DAN EVALUASI GIZI
Monitoring dan evaluasi gizi merupakan langkah ke-4 dari PAGT, terdiri dari kata monitoring dan evaluasi. Monitoring berarti kegiatan mengikuti suatu program dan pelaksanaannya secara mantap, teratur dan terus-menerus dengan cara mendengar, melihat dan mengamati serta mencatat keadaan dan perkembangan program tersebut. Sedangkan evaluasi berarti proses untuk menentukan nilai atau harga dari sebuah program menuju pada tujuan akhir yaitu menghasilkan keputusan mengenai penerimaan, penolakan atau perbaikan inovasi.
Monitoring gizi adalah mengkaji ulang dan mengukur secara terjadwal indikator asuhan gizi dari status pasien sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan, diagnosis gizi, intervensi dan outcome/keluaran asuhan gizi. Evaluasi gizi adalah membandingkan secara sistematik data-data saat ini dengan status sebelumnya, tujuan intervensi gizi, efektifitas asuhan gizi secara umum dan atau rujukan standar. Outcome asuhan gizi adalah hasil dari asuhan gizi yang secara langsung berkaitan dengan diagnosis gizi dan tujuan intervensi yang direncanakan. Indikator asuhan gizi adalah penanda (marker) yang dapat diukur dan dievaluasi untuk menentukan efektivitas asuhan gizi.
Tujuan Monitoring dan Evaluasi Gizi
Pada dasarnya monitoring dan evaluasi gizi bertujuan untuk menentukan sampai dimana perkembangan yang ada serta pencapaian tujuan dan outcome yang diharapkan.
**Peranan Monitoring dan Evaluasi Gizi **
Monitoring dan evaluasi gizi merupakan komponen kritis dalam proses asuhan gizi karena tahap ini :
- Mengidentifikasi ukuran perubahan atau outcome pasien/klien yang penting dan relevan dengan diagnosis gizi dan intervensi gizi
- Menggambarkan bagaimana mengukur dan mengevaluasi outcomeoutcome tersebut dengan sebaik-baiknya
Hubungan monitoring dan evaluasi gizi sebagai kegiatan yang dilakukan setelah intervensi gizi adalah untuk menjawab pertanyaan: “Apakah strategi intervensi gizi dapat menyelesaikan diagnosis gizi, etiologinya dan atau tanda dan gejalanya?”. Gambaran tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini:
Data yang digunakan dalam asesmen gizi dengan monitoring dan evaluasi cenderung sama, namun tujuan dan penggunaan data tersebut berbeda. Pada monitoring dan evaluasi gizi, data digunakan untuk mengevaluasi dampak dari intervensi gizi sesuai dengan outcome dan indikator asuhan gizi. Pada langkah ini secara jelas didefinisikan outcome asuhan gizi secara spesifik. Contohnya, seorang pasien yang baru didiagnosis hiperlipidemia, mungkin akan memiliki tujuan yang berhubungan dengan pengetahuan gizi serta asupan lemak, serat dan energi, juga terkait dengan hasil pengukuran biokimia dari total Cholesterol dan Cholesterol LDL. Dietisien mungkin akan mengembangkan sebuah “action plan” (rencana tindak lanjut) untuk secara periodik memonitor, mengevaluasi dan mendokumentasikan tentang pengetahuan gizi, asupan lemak dan atau lemak jenuh serta nilai laboratorium terkait profil lipid.