Bagaimana inflasi di Indonesia pada tahun 1998-2008 ?
Dengan terjadinya krisis finansial Asia yang berdampak sangat besar
terhadap perekonomian Indonesia, maka laju inflasi meningkat tajam dalam
tahun 1998 sehingga mencapai 77.6% setahun. Tingginya laju
inflasi terutama berkaitan dengan meningkatnya harga barang yang memiliki
kandungan impor tinggi sebagai akibat krisis nilai tukar.
Karena tingkat harga yang sudah sangat tinggi pada tahun 1998, maka
laju inflasi pada 1999 menurun tajam menjadi 2.01%. Penurunan laju inflasi
ini selain karena tingkat harga yang sudah tinggi juga ada perbaikan dari sisi
penawaran jangka pendek, yaitu kecukupan pasokan bahan makanan oleh
pemerintah, perbaikan produksi sektoral, dan kelancaran distribusi barangbarang akibat membaiknya kondisi keamanan.
Sementara itu, laju inflasi selama tahun 2000 sampai dengan 2008
mengalami fluktuasi yang pada dasarnya dapat ditekan pada tingkat yang
relatif rendah, tetapi inflasi juga mengalami kenaikan yang tinggi pada waktu
tertentu karena adanya kenaikan administered prices.
Selama periode 2000-September 2008, administered prices seringkali
lebih tinggi daripada IHK. Hal ini mengindikasikan bahwa adminsitered prices
mempunyai kontribusi yang cukup signifikan terhadap kenaikan inflasi IHK.
Misalnya pada tahun 2001, inflasi pada tahun 2001 (12.55%) lebih tinggi
daripada tahun 2000 (9.35%) yang terutama disebabkan oleh kebijakan
pemerintah menaikkan harga dan tarif sejumlah barang dan jasa, seperti
BBM, listrik, air minum, dan rokok, serta menaikkan upah minimum.
Kenaikan inflasi yang sangat tajam akibat administered prices juga terjadi
pada tahun 2005. Kenaikan ini terutama terkait dengan kebijakan kenaikan
harga BBM dalam negeri sehingga inflasi pada tahun 2005 mencapai double
digit (17.11%) dibandingkan dengan 6.4% pada tahun sebelumnya. Kenaikan
harga BBM juga terjadi pada 2008, tetapi dampaknya terhadap inflasi tidak
setinggi tahun 2005. Hal ini tercermin dari kenaikan administered prices tahun
2008 yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2005. Di samping
kenaikan BBM, inflasi yang tinggi pada tahun 2008 juga terkait meningkatnya
volatile prices sehingga inflasi yoy pada September 2008 mencapai 12.14%.