Bagaimana hukumnya datang haid ketika berpuasa?

Bagaimana hukumnya datang haid ketika berpuasa?

Apakah harus melanjutkannya ketika datang haid sebelum maghrib?

Apakah puasanya dihitung tidak sah?

Apabila seorang wanita datang haid disela-sela puasa, maka puasanya batal, dan diharamkan melanjutkan puasa sementara dia dalam kondisi haid, meskipun keluarnya darah sebantar saja sebelum terbenam matahari dan dia diwajibkan mengqodo’ apabila puasanya adalah puasa wajib.

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam kitab ‘Ad-Dima’ Tobi’iyyah Lin Nisa’ hal. 28 berkata, ‘Kalau dia haid dalam kondisi puasa, maka puasanya batal meskipun hal itu terjadi sekejap menjelang terbenam matahari. Dan diharuskan mengqodonya kalau itu puasa wajib. Sementara kalau merasakan sakit akan datang haid sebelum terbenam matahari dan tidak keluar (darah) kecuali telah terbenam matahari, maka puasanya sempurna tidak batal menurut pendapat yang kuat.

Menurut KH Maman Imanul Haq, Ketua Lembaga Dakwah PBNU, mengatakan mereka wajib membatalkan puasanya, ketika keluar darah haid, walau sebentar lagi adalah waktu berbuka.

“Seorang perempuan yang mengeluarkan haid dia tidak boleh puasa, walaupun beberapa menit lagi atau dia sudah tanggung, dia wajib membatalkan puasanya,”.

Ketika puasa batal, berarti dia harus mengganti puasanya di hari-hari lain, setelah bulan Ramadan. Hal ini sudah jadi kemudahan dan ketentuan dalam Islam.

Wallahu a’lam, Hanya Allah yang Maha Tahu atas segala kebenarannya.

Jika seorang wanita kedatangan haid ketika berpuasa maka batallah puasanya, sekalipun hal itu terjadi sesaat menjelang Maghrib, dan wajib baginya mengqadha puasa hari itu, jika puasa tersebut puasa wajib. Namun jika ia merasakan tanda-tanda akan datangnya haid sebelumnya, tetapi darah baru keluar setelah Maghrib, maka menurut pendapat yang shahih bahwa puasanya itu sempurna dan tidak batal, alasannya, darah yang masih dalam rahim belum ada hukumnya, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang wanita yang bermimpi dalam tidur seperti mimpinya orang laki-laki, apakah wajib mandi? beliaupun menjawab :

image

"ya, jika wanita itu melihat adanya air mani”

Dalam hadits ini, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam mengaitkan hukum dengan air mani, bukan dengan tanda-tanda akan keluarnya. Demikian pula masalah haid, tidak berlaku hukum-hukumnya kecuali dengan melihat adanya darah keluar, bukan dengan tanda-tanda akan keluarnya.

Juga pada saat terbitnya fajar seorang wanita masih dalam keadaan haid maka tidak sah berpuasa pada hari itu, sekalipun ia suci sesaat setelah fajar. Tetapi jika suci menjelang fajar, maka sah puasanya, sekalipun ia baru mandi setelah terbit fajar. Seperti halnya orang dalam keadaan junub, jika berniat puasa ketika masih dalam keadaan junub dan belum sempat mandi kecuali setelah terbit fajar, maka sah puasanya. Dasarnya, hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha :

image

Pernah suatu pagi pada bulan Ramadhan Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam berada dalam keadaan junub karena jima’, bukan karena mimpi, lalu beliau berpuasa ( hadits muttafaq ‘alaih)

1 Like