Bagaimana Hubungan Self-esteem dan Metode Self-instruction dalam Psikologi?

Bagaimana hubungan self-esteem dan metode self-instruction?

Hubungan Self-esteem dan Metode Self-instruction

Di masa remaja, self esteem cenderung mengalami penurunan, terutama bagi remaja perempuan (Guindon, 2010). Terjadinya penurunan self-esteem ini dipengaruhi oleh proses pembentukan identitas diri, yang merupakan tugas perkembangan remaja (Erickson 1968, dalam Morris, 2001). Pada masa ini, remaja diharapkan dapat mengembangkan penilaian yang positif mengenai diri mereka. Sayangnya, remaja cenderung memiliki persepsi yang negatif terhadap penilaian orang lain terhadap diri mereka sehingga kerap berakibat pada rendahnya self-esteem (Simmons dan Rosenberg dalam Brown, 2008).

Mengingat pentingnya masalah self-esteem pada masa remaja, usaha untuk meningkatkan self-esteem remaja telah banyak dikembangkan. Salah satu metode untuk meningkatkan self-esteem dapat dilakukan dengan menggunakan metode self-instruction . Metode self-instruction ini merupakan salah satu metode cognitive behavior yang memiliki keunggulan, yaitu dapat mengganti pandangan negatif individu menjadi positif, serta dapat mengarahkan individu untuk mengubah kondisi dirinya agar memperoleh konsekuensi yang efektif dari lingkungan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa ketika pikiran negatif mendominasi dalam menghadapi sebuah situasi maka akan muncul perasaan yang tidak menyenangkan dan perilaku yang tidak tepat (Stallard, 2004). Akibat dari interaksi semacam itu adalah kegagalan dalam mengatasi sebuah situasi yang berujung pada menguatnya evaluasi negatif diri individu. Oleh karena itu, dengan memberikan suatu intervensi yang berupaya mengubah pandangan negatifnya menjadi lebih positif, sekaligus mengubah perilakunya agar lebih tepat, diharapkan evaluasi diri individu dapat terbentuk secara lebih positif.