Bagaimana hubungan perkembangan teknologi terhadap Internet Of Thing?

bidang teknologi berkembang sangat cepat dibandingkan bidang lainnya. seperti yang kita tahu teknologi sudah hampir memasuki berbagai aspek kehidupan namun apakah perkembangan tersebut dapat menimbulkan fenomena IOT?

Sangat mungkin terjadinya IOT atau Internet of Things , karena di era teknologi yang semakin canggih saat ini, manusia hampir tidak bisa terlepas dari internet. Banyak hal yang dapat dilakukan melalui jaringan internet, mulai dari berkomunikasi, mencari informasi, hingga berbelanja.Internet memungkinkan manusia dapat mengakses semuanya hanya dengan segenggam ponsel dan gerakan jari saja.

Secara singkat Internet of Things bisa dibilang adalah di mana benda-benda di sekitar kita dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan seperti internet, tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu aktif.

Pengaplikasian IOT

  • Traffic lamp
    Banyak yang sudah tahu bahwa setiap lampu merah di jalan raya memiliki cctv terkoneksi secara real-time ke sebuah data center. Tapi bayangkan jika data hasil rekaman cctv bisa diolah secara otomatis oleh sebuah server yang mampu memprediksi traffic di jalan raya termasuk membuat pengalihan jalan otomatis jika terjadi sesuatu, dan memiliki sistem cepat tanggap apabila ada kecelakaan atau tindak kejahatan yang terjadi. Hal tersebut memudahkan pihak-pihak terkait agar lebih mudah untuk menjangkaunya.

  • School System
    Sudah banyak sekali sekolah sekolah yang menerapkan e-learning untuk siswanya. Namun untuk era digital seperti ini hal tersebut tidak akan cukup untuk meningkatkan produktifitas siswa dan guru nya. Coba bayangkan, penjadwalan otomatis mata pelajaran disekolah, sistem akademik yang terkoneksi ke jaringan sehingga laporan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rumah dengan mobile device.

  • Health System
    Di bidang kesehatan, IoT mampu untuk menghubungkan dokter dan pasien untuk berkonsultasi dari jarak yang jauh. Disisi lain, sudah banyak wearable device seperti smart watch yang mampu mebaca detak jantung si pengguna sepanjang aktivitas si pengguna tersebut. Bahkan jam pintar tersebut bisa melaporkan rekam medis seperti detak jantung dan kadar gula ke sebuah data center

Dampak

Implementasi keamanan untuk Internet of Things terbilang mahal karena harus melalui tiga lapis, yaitu fisik, jaringan dan data. Fisik artinya perangkat yang memiliki keamanan seperti kunci, seandainya dicuri atau hilang, adapun keamanan jaringan dapat dilakukan melalui Virtual Private Network (VPN) atau bentuk enkripsi lainnya.

Internet of Things atau yang biasa disebut dengan IoT sangat erat kaitanya dengan berkembangnya teknologi saaat ini. Adanya IoT merupakan dampak dari berkembangnya teknologi yang tiada hentinya. Internet of Things (IoT) memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari di lingkungan perkotaan maupun pedesaan. Secara gamblang, IoT bisa dibilang fenomena di mana benda-benda di sekitar kita dapat berkomunikasi antara satu sama lain melalui sebuah jaringan seperti internet.

Manfaat terbesar dari IoT adalah pada peningkatan produktivitas tenaga kerja dan mesin yang berfokus pada hasil, baik untuk bisnis maupun individu. Kemampuan untuk menggunakan sebuah aplikasi guna memonitor dan mengontrol rumah atau mobil, atau dengan nyaman dapat melakukan pembayaran secara aman dengan menggunakan teknologi blockchain (sebuah metode unik untuk mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi tanpa perlu mengAndalkan sistem perbankan yang ada) merupakan beberapa contoh bagaimana individu dapat memanfaatkan teknologi IoT.

Sektor bisnis menggunakan IoT dengan tujuan untuk mengelola inventory (persediaan) dengan lebih baik, memungkinkan pemeliharaan yang proaktif, lebih hemat energi dan meningkatkan pengalaman pengguna. Internet of Things diharapkan dapat pula mengubah cara bisnis beroperasi secara signifikan – yang didorong oleh peningkatan penggunaan perangkat yang terhubung.

Ke depannya, teknologi IoT tidak hanya akan digunakan dalam terobosan digital lainnya seperti smart city, sistem pembayaran single-click atau sejenisnya, tetapi juga untuk mendorong industri dalam merancang aplikasi baru yang akan berguna untuk berbagai bidang pelayanan masyarakat layaknya e-Health, pendidikan, asuransi, dan aplikasi smartphone.

Generasi milenial merupakan yang paling bersedia untuk berbagi informasi demografis, kontak pribadi, dan histori keuangan. Sedangkan, masalah yang lebih besar adalah bahwa konsumen tidak tahu – dan hampir tidak ada cara untuk mengetahui data apa yang sedang dikumpulkan perusahaan dan apa yang akan dilakukan perusahaan terhadap data pribadi yang dishare.
IoT di Indonesia

Dengan tingkat penetrasi seluler dan langganan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, Indonesia tentunya akan menjadi negara dengan ledakan Internet of Things terbesar di masa depan.

Indonesia saat ini berada dalam perjalanannya menuju kesempurnaan IoT.
Hal ini ditandai dengan beragamnya kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia yang bergantung pada keberadaan teknologi. Menjamurnya smartphone, aplikasi transportasi, belanja, dan lainnya yang digunakan secara online merupakan contoh ketergantungan masyarakat yang demikian tinggi pada kehadiran teknologi.
Langkah besar lainnya yang diambil oleh Indonesia dalam menuju transformasi IoT diwujudkan dalam pengembangan smart city.

Di Jakarta sendiri, fenomena smart city tengah mengalami ledakan besar. Dengan hadirnya portal Jakarta Smart City, pemerintah pusat kini mampu melacak kinerja pejabat yang ditugaskan menangani berbagai masalah perkotaan.

Selain itu, dalam mengatasi masalah lalu lintas kota, pemerintah kota Jakarta kini bekerjasama dengan aplikasi Waze untuk menyediakan informasi lalu lintas secara live dan lebih akurat kepada para pengemudi. Hal ini akan sangat membantu mengatasi kemacetan pada jam puncak arus lalu lintas. kekuatan untuk melacak kinerja dari pejabat ditugaskan untuk berbagai masalah kota urban.

Perkembangan Fenomena IOT

Perkembangan teknologi memasuki level perangkat yang saling terhubung atau akrab di sebut dengan IoT (Internet of Things). Dalam kurun waktu dekade belakangan ini, perkembangan IoT berkembang pesat baik dari segi perangkat maupun pemanfaatannya. Di Indonesia pun demikian. IoT mulai dilihat banyak orang sebagai bentuk inovasi sebagai generasi selanjutnya perkembangan teknologi. Banyaknya perusahaan telekomunikasi yang berinvestasi dan startup-startup yang hadir bertema IoT menjadi tanda bahwa IoT akan terus tumbuh. Industri IoT secara umum membutuhkan persediaan perangkat dan infrastruktur yang memadai, baik dari segi ketersediaan server, cloud, maupun koneksi yang mumpuni untuk mendukung penggunaan secara maksimal.

Berikut adalah contoh fenomena IoT dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Memonitor Bayi dengan Kimono Cerdas


    Kimono bernama Mimo ini tampak seperti baju bayi pada umumnya. Hanya saja, hiasan berbentuk kura-kura yang terdapat padanya mampu mengirim data ke receiver berwujud bunga teratai, yang kemudian mengirimkan informasi ke aplikasi iOS atau Android via koneksi Internet.

  2. Sepeda Pintar yang Mampu Merekomendasikan Rute


    Sepeda adalah salah satu peralatan olah raga yang tepat disandingkan dengan IoT. Vanhakws, perusahaan rintisan asal Toronto, Kanada, melihat ini sebagai peluang besar. Mereka merancang connected bicycle buat pengendara urban. Proyek Kickstarter ini memikat begitu banyak netizen hingga mendulang crowdfunding senilai US$ 820 ribu atau sekitar Rp 11,3 miliar.
    Sepeda bernama Valour ini dilengkapi general positioning system atau GPS dan beragam sensor serta koneksi Wi-Fi dan Bluetooth untuk memudahkan berkomunikasi dengan ponsel atau jam pintar. Valour dapat mendeteksi kendaraan yang ada di blindspot pengendara untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan.

  3. Menyiram Tanaman Secara Otomatis


    Alat penyiram tanaman otomatis sudah tersedia sejak lama. Berbeda dengan yang sudah ada, sistem bernama OpenSprinkler ini lebih pintar karena tidak hanya mampu menyiram tanaman sesuai jadwal. Ini juga berdasarkan kondisi kelembapan tanah. Akibatnya, penggunaan air jadi lebih efisien. OpenSprinkler, yang dikembangkan oleh mantan editor Wired, Chris Anderson, dan Rui Wang ini, terhubung ke internet via Ethernet atau Wi-Fi.

  4. Colokan Listrik Pintar


    Colokan pintar, atau smart plugs dengan koneksi Wi-Fi ini menjadi perantara antara colokan biasa di rumah Anda dengan peralatan rumah tangga seperti oven atau lampu. Alat ini bisa digunakan utuk menyalakan atau mematikan sambungan listrik lewat aplikasi ponsel dari mana saja, asalkan dalam jangkauan Internet.

Dampak dari Fenomena IoT :

Pengaplikasian IoT dalam teknologi untuk kehidupan sehari-hari akan menguntungkan manusia. Sebagai contoh, salah satu kafe kopi terkenal di Indonesia, Starbucks, dalam beberapa tahun ke depan dilaporkan berencana untuk menghubungkan kulkas dan mesin kopi miliki mereka ke teknologi IoT. Sehingga dengan itu, mereka bisa meningkatkan pelayanan dengan mengetahui apa saja yang lebih disukai konsumen, meramalkan kebutuhan stok barang (kopi dan lainnya), serta manfaat lainnya hingga akhirnya efisiensi dan keuntungan akan meningkat.

Namun demikian, menurut peneliti dari Kaspersky, IoT juga memiliki dampak negatif yang cukup mengancam. Karena nantinya produk-produk itu akan terhubung dengan internet, sehingga sangat mungkin pula mendapatkan serangan semacam virus atau peretasan. Peneliti tersebut menjelaskan, TV pintar (smart TV) adalah salah satu sarana paling empuk bagi hacker untuk memata-matai seseorang. Hacker dapat mengirim serangan pada peranti tersebut yang dikenal dengan nama Cryptolocker. Dengan serangan itu, mereka dapat membajak TV Anda kemudian menampilkan pesan tidak jelas. Sehingga pengguna harus rela merogoh kocek untuk memperbaikinya.

Referensi:

Perkembangan teknologi dalam Internet of Things

Pemanfaatan Internet of Things (IoT) oleh pemerintah di Indonesia tidak hanya untuk mempermudah akses layanan publik ke masyarakat, tetapi bahkan untuk melindungi mereka dari bencana – seperti contoh sistem peringatan dini. Namun, seiring dengan meningkatnya pemanfaatan IoT dan semakin terintegrasinya suatu kota dengan sistem jaringan, tantangan terbesar adalah bagaimana pemerintah dan penyedia layanan dapat memastikan kelancaran akses dan keamanannya sistem mereka walaupun dibanjiri oleh transaksi komunikasi yang berlimpah – baik komunikasi antar sensor, sistem, hingga pengguna. Jika hal ini tidak ditangani dengan benar, maka akan berdampak buruk bagi masyarakat. Sebagai contoh bayangkan apa yang terjadi jika layanan publik menjadi tidak bisa diakses atau lebih buruk lagi mengalami kebocoran data, hingga keterlambatan sistem peringatan dini dalam memberikan sinyal darurat ke pengendali bencana.

Pada dasarnya perangkat IoT terdiri dari dua komponen utama, yaitu perangkat keras dan aplikasi di dalamnya. Aplikasi di dalamnya inilah yang menjadi jiwa dari sebuah perangkat, yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar perangkat, sistem, hingga pengguna. Aplikasi yang dimaksud tidak sekedar aplikasi yang pengguna lihat di layar komputer atau smartphone, tetapi juga seluruh aplikasi yang memungkinkan terjadinya penyimpanan data, pengiriman & penerimaan data, query, hingga pemrosesan data.

Aplikasi dapat berkomunikasi karena mereka memiliki jalur komunikasi tersendiri. Jika pada suatu waktu karena banyaknya data yang dialirkan hingga melonjaknya jumlah pengguna dalam satu waktu bisa membuat sistem tidak dapat diakses, lamban hingga tidak aman.
Agar aplikasi bisa menampilkan performa yang bagus dan bisa diandalkan, maka pengirimannya harus dilakukan dengan cepat dan aman dan mampu memastikan ketersedian aksesnya. Tantangan untuk mewujudkan hal itupun muncul, salah satunya karena kini ada beragam platform yang dimanfaatkan untuk penerapan aplikasi, yakni on premise, cloud dan hybrid. Ditambah lagi, tujuan pengiriman aplikasi, tidak hanya sebatas satu jenis perangkat, namun juga smartphone, tablet, hingga berbagai perangkat yang terhubung dengan internet. Tak pelak, proses pengiriman aplikasi sudah tidak lagi sama dibandingkan sebelumnya, di mana sebelumnya aplikasi hanya diterapkan di data center on premise dan tujuan pengirimannya hanya ke komputer lain.

Pekerjaan rumah penyedia layanan tak hanya harus menjawab tantangan itu, namun juga tantangan akan meningkatnya kebutuhan dan harapan pengguna seiring dengan makin meningkatnya adopsi perangkat yang terkoneksi dengan internet. Menurut data IDC (International Data Corporation) di Asia Pasifik dalam kurun waktu 2015 hingga 2020 akan terjadi peningkatan perangkat IoT menjadi 8,6 miliar perangkat. Adapun saat ini perangkat yang ada adalah sebesar 3,1 miliar.

Strategi yang bisa dilakukan perusahaan untuk mengoptimalkan penerapan serta pengiriman aplikasi, dan komunikasi antar perangkat, sistem, hingga pengguna adalah dengan menerapkan strategi yang berpusat pada aplikasi. Melalui strategi, ini perusahaan mampu untuk memegang kontrol penuh atas aplikasi mereka di manapun diterapkan dan dikirimkan dengan memanfaatkan application service.

Apa itu application service? Ibarat jam tangan yang menampilkan waktu dengan akurat berkat berbagai komponen yang bekerja di dalamnya, aplikasi juga membutuhkan ‘komponen’ untuk bisa berjalan dengan baik. Di sini, application service-lah komponennya yang terdiri dari serangkaian teknologi atau layanan yang meningkatkan ketersediaan, keamanan dan performa dari sebuah aplikasi. Application service juga harus mampu melekat kepada aplikasi di manapun aplikasi tersebut diterapkan. dan dikirimkan. Alhasil, perusahaan bisa menjaga kinerja dan keamanan aplikasi di manapun aplikasi itu diterapkan dan dikirimkan.
Dengan strategi yang berpusat pada aplikasi serta pemanfaatan application service, pemerintah dan penyedia layanan bisa mengoptimalkan dan memastikan kelancaran komunikasi antar perangkat, dan sistem IoT, hingga pengiriman informasi kepada pengguna, demi membantu mereka untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. F5 adalah ahli di bidang penyediaan application service yang memungkinkan pengiriman aplikasi secara cepat, aman dan memastikan tingginya tingkat ketersediaan aplikasi tersebut.