Bagaimana hubungan Leptospirosis dengan manusia?

Leptospira

Banyak spesies bakteri Leptospira dapat menyebabkan penyakit Leptospirosis. Bagaimana hubungannya dengan manusia?

Hubungan dengan manusia
Leptospirosis menyebar terutama oleh urin hewan yang terinfeksi melalui konsumsi atau kontaminasi luka dan lecet oleh urin hewan yang terinfeksi dan umumnya tidak ditularkan dari orang ke orang. Kontak langsung dengan urine hewan adalah risiko. Kontak tidak langsung dari air (kolam atau kolam) yang telah terkontaminasi dengan urin juga merupakan risiko.

Sekitar 100 kasus leptospirosis pada manusia dilaporkan di Queensland setiap tahun. Itu kurang dari empat kasus per 100.000 penduduk. Beberapa tingkat kurang pelaporan dapat berarti bahwa penyakit ini sedikit lebih umum daripada ini.

Leptospirosis terutama merupakan penyakit akibat kerja yang mempengaruhi petani dan orang lain yang pekerjaannya membawa mereka ke dalam kontak langsung dengan hewan. Tikus dianggap sebagai sumber umum penyakit dan, secara historis, pemotong tebu terinfeksi selama pemotongan manual tebu yang diserang tikus.

Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit ini telah menjadi masalah bagi para peternak sapi perah karena perusahaan susu “herring-bone” telah menjadi populer. Dalam sebuah pabrik susu herring-bone, petani bekerja di bawah sapi, meningkatkan risiko urin memercik ke hidung dan mulut si petani. Pekerja di peternakan pisang juga muncul sebagai kelompok risiko yang lebih tinggi karena kontak dengan urin tikus. Beberapa kasus terjadi pada orang-orang yang berenang atau mengarungi air yang terkontaminasi oleh air kencing hewan asli dan liar.

Perawatan untuk manusia
Perawatan dan perawatan antibiotik di rumah sakit biasanya mengarah pada pemulihan.

Pencegahaan penyakit pada manusia

  • Olah raga yang baik kebersihan pribadi.
  • Hindari situasi di mana kontak dengan urin hewan mungkin terjadi.
  • Kenakan sepatu bot saat menangani stok.
  • Gunakan sarung tangan karet atau plastik jika ada kemungkinan kontak dengan air kencing.
  • Tutup luka dan lecet dengan dressing tahan air.
  • Vaksinasi ternak dan babi secara teratur karena ini dapat mengurangi risiko penyebaran dari urin.

Ref: https://www.daf.qld.gov.au/business-priorities/animal-industries/animal-health-and-diseases/list/leptospirosis

Leptospirosis adalah penyaki infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan dan digolongkan sebagai zoonosis. Leptospirosis adalah zoonosis bakterial berdasarkan penyebabnya, berdasarkan cara penularan merupakan direct zoonosis karena tidak memerlukan vektor, dan dapat juga digolongkan sebagai amfiksenose karena jalur penularan dapa dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Penularan leptospirosis pada manusia ditularkan oleh hewan yang terinfeksi kuman leptospira. Hewan pejamu kuman leptospira adalah hewan peliharaan seperti babi, lembu, kambing, kucing, anjing sedangkan kelompok unggas serta beberapa hewan liar seperti tikus, bajing, ular, dan lain-lain. Pejamu resevoar utama adalah roden. Kuman leptospira hidup didalam ginjal pejamu reservoar dan dikeluarkan melalui urin saat berkemih. Manusia merupakan hospes insidentil seperti pada gambar berikut :

image

Menurut Saroso (2003) penularan leptospirosis dapat secara langsung dan tidak langsung yaitu :

  • Penularan secara langsung dapat terjadi :

    1. Melalui darah, urin atau cairan tubuh lain yang mengandung kuman leptospira masuk kedalam tubuh pejamu.
    2. Dari hewan ke manusia merupakan peyakit akibat pekerjaan, terjadi pada orang yang merawat hewan atau menangani organ tubuh hewan misalnya pekerja potong hewan, atau seseorang yang tertular dari hewan peliharaan.
    3. Dari manusia ke manusia meskipun jarang, dapat terjadi melalui hubungan seksual pada masa konvalesen atau dari ibu penderita leptospirosis ke janin melalui sawar plasenta dan air susu ibu.
  • Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui :

    1. Genangan air.
    2. Sungai atau badan air.
    3. Danau.
    4. Selokan saluran air dan lumpur yang tercemar urin hewan.
    5. Jarak rumah dengan tempat pengumpulan sampah.
  • Faktor resiko
    Faktor-faktor resiko terinfeksi kuman leptospira, bila kontak langsung atau terpajan air atau rawa yang terkontaminasi yaitu :

    1. Kontak dengan air yang terkonaminasi kuman leptospira atau urin tikus saat banjir.
    2. Pekerjaan tukang perahu, rakit bambu, pemulung.
    3. Mencuci atau mandi disungai atau danau.
    4. Tukang kebun atau pekerjaan di perkebunan.
    5. Petani tanpa alas kaki di sawah.
    6. Pembersih selokan.
    7. Pekerja potong hewan, ukang daging yang terpajan saat memotong hewan.
    8. Peternak, pemeliharaan hewan dan dorter hewan yang terpajan karena menangani ternak atau hewan, terutama saat memerah susu, menyentuh hewan mati, menolong hewan melahirkan, atau kontak dengan bahan lain seperti plasenta, cairan amnion dan bila kontak dengan percikan infeksius saat hewan berkemih.
    9. Pekerja tambang.
    10. Pemancing ikan, pekerja tambak udang atau ikan tawar.