Bagaimana hubungan kestabilan emosi dengan konformitas?


Irma (2003) menjelaskan bahwa kestabilan emosi menunjukkan emosi yang tetap, tidak mengalami perubahan, atau tidak cepat terganggu meskipun dalam keadaan menghadapi masalah. Sedangkan konformitas merupakan perubahan tingkah laku atau keyakinan individu agar sesuai dengan tekanan atau harapan kelompok (Kiesler & Kiesler dalam Rakhmat, 2001). Lalu, bagaimana kestabilan emosi dan konformitas saling berhubungan?

1 Like

Seseorang yang mempunyai kestabilan emosi mampu mengekspresikan emosi
dengan tepat, tidak berlebihan, sehingga emosi yang sedang dialaminya tidak mengganggu aktivitas yang lain. Dengan demikian, seseorang yang emosinya stabil dapat mengarahkan diri untuk memusatkan perhatian pada aktivitas yang dijalani dan dapat menggunakan pikiran yang lebih positif untuk tidak mudah konform pada hal-hal yang negatif bagi dirinya.

Menurut Sarwono dan Meinarno (2009) mendefinisikan konformitas adalah kesesuaian antara perilaku individu dengan perilaku kelompoknya atau perilaku individu dengan harapan orang lain tentang perilakunya. Konformitas akan mengakibatkan kecocokan atau kesesuaian antara individu dan kelompok.

Konformitas mengandung aspek-aspek sebagaimana dijelaskan oleh Rakhmat (2001) meliputi :

  • Perilaku. Konformitas sebagai perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai tekanan kelompok baik yang nyata maupun yang dibayangkan. Bila seseorang dihadapkan pada pendapat yang telah disepakati anggota lainnya, maka tekanan yang dihasilkan pihak mayoritas akan mampu menimbulkan konformitas. Semakin besar kepercayaan seseorang terhadap kelompok, maka semakin besar pula kemungkinan untuk menyesuaikan diri terhadap kelompok.

  • Penampilan. Individu yang tidak mau mengikuti apa yang berlaku didalam kelompok akan menanggung resiko mengalami akibat yang tidak menyenangkan. Peningkatan konformitas ini terjadi karena anggotanya enggan disebut sebagai orang yang menyimpang atau terkucilkan.

  • Pandangan. Individu juga mempertanyakan pandangan orang tentang dirinya, sehingga individu harus mempunyai gaya atau ciri khas tersendiri baik dari perilaku, pandangan, maupun penampilan yang diperoleh dari teman-temannya. Adanya perbedaan ciri yang dimiliki dengan individu lain sehingga individu tersebut dapat merasa ada ciri khas yang dimilikinya.

Menurut Rakhmat (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi konformitas adalah faktor situasional dan personal.

  • Faktor situasional adalah:

    • Kejelasan situasi
    • Konteks situasi
    • Cara menyampaikan penilaian
    • Karakteristik sumber pengaruh
    • Ukuran kelompok
    • Tingkat kesepakatan kelompok.
  • Faktor personal adalah:

    • Usia.
    • Jenis Kelamin.
    • Stabilitas
    • Emosional.
    • Harga Diri.

Kestabilan Emosi adalah keadaan yang tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati kesuasana hati lain seperti dalam periode sebelumnya (Hurlock,
2002). Kestabilan emosi bukan hanya determinan efektif dalam pola kepribadian individu, melainkan juga membantu mengontrol pertumbuhan dan perkembangan individu. Kestabilan emosi sebagai suatu proses kepribadian yang terus-menerus
bekerja dengan perasaan yang lebih baik dalam kesehatan emosi, baik intrapsikis ataupun intrapersonal.

Ada tiga aspek dalam kestabilan emosi menurut Scheneider (dalam Rosdiana, 2012) yaitu:

  • Adekuasi emosi, yaitu reaksi emosi sesuai dengan rangsang yang diterimanya, dimana reaksi ini berkaitan dengan macam atau isi emosi dan arah emosi atau kepada siapa emosi tersebut diarahkan.
  • Kematangan emosi, ditandai dengan adanya kemampuan untuk memberikan reaksi emosi yang tepat pada situasi yang tidak menyenangkan dan kondisi tertentu.
  • Kontrol emosi, dasar dari kematangan emosi adalah adanya kontrol emosi, kontrol emosi juga sangat penting dalam penyesuaian diri dan kesehatan mental.

Dapat disimpulkan bahwa, jika seseorang dapat mengelola kestabilan emosinya maka tidak mudah melakukan konformitas sesuai dengan kelompoknya. Sebaliknya, jika seseorang kondisi emosional dirinya kurang stabil maka lebih mudah melakukan
konformitas sesuai dengan kelompoknya.