Bagaimana Hubungan Kematian Sel Dengan Penuaan Atau Ageing?

image

Bagaimana Hubungan Kematian Sel Dengan Penuaan Atau Ageing?

Proses penuaan meupakan proses yang dialami setiap makhluk hidup. Hal ini dapat berlangsung secara fisiologis maupun patologis. Umur manusia telah ditentukan, namun banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Pertumbuhan manusia normal dapat digambarkan seperti gunung. Tahap pertama meningkat, mencapai puncak (saat manusia berumur 20-an), tiba tahap kedua menurun. Dengan sendirinya , jika proses penuaan dapat dihentikan saat manusia berada di puncak, kemudaannya akan bertambah.

Penuaan atau ageing dapat disebabkan karena semakin banyaknya sel yang mengalami penurunan aktifitas. Banyaknya sel yang mengalami penuaan akan berdampak pada terjadinya penuaan jaringan dan organisme. Proses penurunan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri, menurunnya kemampuan mempertahankan struktur dan fungsi normal secara perlahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi juga termasuk tanda-tanda penuaan.

Penuaan yang merupakan proses penyebab atresi dan penurunan kemampuan seluler seiring usia pada akhirnya akan menurunkan viabilitas dan kematian. Proses tersebut dipengaruhi baik secara genetik ataupun oleh pengaruh lingkungan dan endogen kumulatif yang berlangsung di sepanjang rentang usia organisme. Terdapat bukti yang jelas bahwa frekuensi kerusakan dan mutasi DNA akan meningkat seiringnya usia. Meski akumulasi mutasi dapat diakibatkan oleh berjalannya waktu saja, tetapi data menunjukkan bahwa kapasitas untuk memperbaiki kerusakan DNA akan menurun seiring bertambahnya usia, seperti misalnya diketahui bahwa kapasitas memperbaiki DNA diketahui menurun sebesar 0,61% per tahun pada limfosit darah periferal.

Sistem imun, juga akan mengalami penurunan seiring dengan turunnya jumlah sel-sel langerhans epidermis yaitu sel efektor pembawa antigen imun pada kulit. Bukti hasil penelitian menunjukkan bahwa seiring penuaan maka imunitas yang diperantarai sel T memperlihatkan penurunan kapasitas proliferatif dan produksi sitokinin sebagai respon T. penurunan tersebut mengancam sistem imun manula yang membuat mereka akan menjadi lebih rentan terhadap infeksi, dan mungkin juga lebih rentan terhadap terjadinya kanker.

Banyak teori yang menjelaskan mengenai proses penuaan sel antara lain teori Telomere, Teori “wear-and tear”, Teori Mutasi Somatik, Teori “akumulasi kesalahan” ,Teori akumulasi sampah, Teori autoimun, teori “Aging-Clock”, Teori “Cross-Linkage”, Teori “radikal bebas “,Mitohormesis.Dan sekarang yang paling sering dianut adalah teori Telomer. Namun demikian proses penuaan sel adalah multifaktorial baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.

Proses Penuaan

Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur seseorang. Manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambahnya umur seseorang tersebut. Semakin bertambah umur semakin berkurang fungsi-fungsi organ tubuh.

Adapun faktor yang mempengaruhi proses penuaan dapat dibagi atas dua bagian yaitu :

1. Faktor genetik, yang melibatkan :

  • “ jam gen “
  • Perbaikan DNA
  • Respon terhadap stress
  • Pertahanan terhadap antioksidan

2. Faktor lingkungan, yang melibatkan:

  • pemasukan kalori
  • penyakit-penyakit
  • Stress dari luar (misalnya : radiasi, bahan-bahan kimia)

Kedua faktor tersebut akan mempengarui aktifitas metabolisme sel yang akan menyebabkan terjadinya stress oksidasi sehinga terjadi kerusakan pada sel yang menyebabkan terjadinya proses penuaan.Banyak faktor yang mempengaruhi proses penuaan tersebut sehingga muncullah teori-teori yang menjelaskan mengenai faktor penyebab proses penuaan.Diantara teori-teori tersebut, maka teori yang terkenal adalah teori Telomere dan teori radikal bebas.