Bagaimana hubungan diplomasi Indonesia dengan Filipina?

Bagaimana hubungan diplomasi Indonesia dengan Filipina?

Bagaimana hubungan diplomasi Indonesia dengan Filipina?

Sejak hubungan diplomatik secara resmi dimulai pada 1949, Indonesia dan Filipina menikmati hubungan bilateral yang hangat dalam semangat kekeluargaan. Pertemuan presiden Filipina Elpidio Quirino dengan presiden Indonesia Soekarno menjadi awal perjalanan hubungan diantara kedua negara yaitu Indonesia dengan Filipina, pertemuan tersebut terjadi pada saat kedua negara yaitu Indonesia dan Filipina yang saat itu diwakili oleh kepala negara masingmasing yaitu presiden Soekarno dan presiden Elpidio Quirino mengikuti Konferensi New Delhi yang diadakan 22 sampai dengan 25 Januari 1949, yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Nehru dari India untuk mempertimbangkan pernyataan kemerdekaan Indonesia.

Setelah pertemuan yang terjadi antara presiden Filipina Elpidio Quirino dengan presiden Indonesia Soekarno di Konferensi New Delhi tersebut, pertemuan di antara petinggi negara tersebut terjadi lagi pada saat Konferensi Asia Tenggara di Baquio, Filipina11.

Konferensi Asia Tenggara yang dilaksanakan di Baguio, Filipina tersebut diadakan pada 26 Mei sampai dengan 30 Mei tahun 1950. Konferensi Asia Tenggara tersebut merupakan nenek moyang dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.

Kedua negara telah mendirikan kedutaan besar di masingmasing ibu kota Negara, Indonesia memiliki Kedutaan Besar Republik Indonesia di Manila dan konsulat di Davao City, sementara Filipina memiliki kedutaan besar di Jakarta dan konsulat di Manado dan Surabaya. Kunjungan diplomatik tingkat tinggi telah dilakukan selama bertahun-tahun. Untuk melembagakan hubungan antara kedua negara, perjanjian persahabatan ditandatangani pada tanggal 21 Juni 1951.

Perjanjian ini merupakan hubungan dasar antara kedua negara, yang meliputi beberapa aspek seperti pemeliharaan perdamaian dan persahabatan, penyelesaian sengketa melalui cara damai diplomatik, pengaturan lalu lintas untuk warga kedua negara, dan kegiatan untuk meningkatkan kerjasama dibidang perdagangan, budaya, pengiriman, dan lain lain, yang meliputi politik, masalah sosial ekonomi dan keamanan kedua negara. Pada tahun 1967, kedua negara bersama-sama dengan Thailand, Singapura, dan Malaysia, mendirikan ASEAN untuk menjamin perdamaian dan stabilitas di kawasan.