Bagaimana hubungan China dan Amerika pasca perang dingin?

Perang Dingin adalah sebutan bagi suatu periode terjadinya ketegangan politik dan militer antara Dunia Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya, dengan Dunia Komunis, yang dipimpin oleh Uni Soviet beserta sekutu negara-negara satelitnya. Bagaimana hubungan negara barat terutama Amerika dengan salah satu negara komunis, China?

Menurut Derek McDougall, pada 1972 konflik Cina dengan USSR (Union of Soviet Socialist Republics) mengakibatkan adanya perubahan perilaku: AS sebagai pemimpin kekuatan imperialis mau membantu Cina dalam perjuangannya melawan Soviet “imperialisme social”.

Dengan adanya tekanan pada modernisasi ekonomi pasca Mao Cina setelah 1976, hubungannya dengan AS dilihat bisa menguntungkan dalam segi perdagangan, investasi, dan akses teknologi. Terbentuknya aspek-aspek yang membentuk hubungan Sino - US , juga melibatkan proses politik. Dalam isu strategis, terdapat kecenderungan dalam membandingkan isu ekonomi atau isu hak asasi manusia. Hal ini berlaku untuk AS dan Cina, di AS terdapat beberapa badan dan departemen yang mengurus tentang isu keamanan tentang Cina. sementara di Cina, proses politiknya kurang terbuka tapi lebih pluralistic.

Cina menganut system politik authoritarian namun peran pemimpinnya kurang mendominasi daripada masa Mao atau Deng. Selama pasca perang dingin, hubungan strategi antara Sino – US menjadi sangat problematic. Dengan rutuhnya USSR, AS kini menjadi Negara dengan kekuatan terbesar di dunia sementara Cina memiliki pengaruh yang kuat di Asia Timur. Hal ini menimbulkan kekhawatiran AS terhadap Cina yang tampaknya akan menjadi hegemon regional. Namun disaat yang bersamaan, hal ini justru sering membantu AS untuk memiliki hubungan kerjasama dengan Cina dalam yang mengatasi masalah regional. Oleh karena itulah Cina dinilai dilihat oleh dua sisi yakni strategic partner atau stranger competitor bagi AS.

Pada akhirnya hubungan Sino - US kembali berkembang ketika Bush mendeklarasikan war of terrorism dan mendukung langkah langkah AS untuk melawan terorisme. Cina juga mendukung perang AS melawan Afganistan, dan membangun kerjasama dengan Pakistan yang saat itu berkonflik dengan India. Cina berharap untuk memenangkan dukungan AS pada kampenyanya melawan separatis muslim di Xianjian yang dikategorikan sebagai teroris.