Bagaimana hubungan antara tingkat kecemasan dengan status gizi seseorang?

Bagaimana hubungan antara tingkat kecemasan dengan status gizi seseorang ?

Bagaimana hubungan antara tingkat kecemasan dengan status gizi seseorang ?

1 Like

Hungan antara tingkat kecemasan dengan status gizi


Pada penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati et al. (2015) menunjukkan bahwa tingkat kecemasan dan status gizi lansia menunjukkan hubungan yang bermakna. hal ini diketahui dari Lansia dengan tingkat kecemasan sedang cenderung memiliki status gizi lebih (OR=3,54) dan status gizi kurang (OR=2,29). Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan sedang dengan asupan makan lebih pada lansia di kota Yogyakarta (OR=6,22). Demikian juga ditemukan adanya hubungan yang bermakna antara asupan makan dengan status gizi lansia di Kota Yogyakarta. Lansia yang memiliki asupan makan lebih cenderung memiliki status gizi lebih (OR=6,15).

Selain itu, Data statistik badan kesehatan dunia (WHO) menyebutkan bahwa kecemasan meningkat sebesar 2,5% setiap tahunnya dengan perbandingan 2,43% pada wanita dan 0,07% pada laki-laki. Prevalensi kecemasan lansia sebesar 34,92%. Prevalensi ansietas umum pada pasien yang berusia lebih dari 65 tahun di komunitas adalah 4%. Prevalensi kecemasan lansia di Finlandia sebesar 24%.

Kecemasan pada lansia mendapat perhatian yang sedikit jika dibandingkan dengan gangguan suasana hati (mood), gangguan kognitif, dan gangguan psikotik. Sedikit sekali penelitian-penelitian tindak lanjut jangka panjang tentang keadaan kecemasan jika dibandingkan dengan gangguan-gangguan depresi. Pada lansia, kecemasan yang patologis sedangkan pada rentang usia lain normal. Adanya faktor psikologis seperti depresi, kecemasan, dan demensia mempunyai kontribusi yang besar dalam menentukan asupan makan dan zat gizi.

Pemilihan makanan adalah perilaku yang multidimensi, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk parameter psikologis. Namun, masih sedikit diketahui hubungan antara parameter psikologis, seperti kecemasan dan depresi. Kecemasan merupakan salah satu faktor psikologis yang telah mendapat perhatian khusus selama beberapa dekade terakhir karena tingkat prevalensinya yang tinggi dan hubungannya dengan gangguan kronik, terutama penyakit jantung koroner (RR=2,41), kematian jantung (cardiac death) (HR=1,48; p=0,003), hipertensi, dan diabetes mellitus. Beberapa faktor risiko terjadinya penyakit jantung koroner antara lain kegemukan, stres, usia, keturunan, merokok, konsumsi kolesterol berlebihan, hipertensi, dan diabetes mellitus.

Referensi

Rohmawati, Ninna et al… 2015. Tingkat Kecemasan, ASupan Makan, dan Status Gizi pada Lansia di Kota Yogyakarta. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. Vol.2 (2) : 62-71.