Bagaimana hubungan antara gizi dan produktivitas kerja?

Bagaimana hubungan antara gizi dan produktivitas kerja?

Rendahnya produktivitas kerja dianggap akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Bagaimana hubungan antara gizi dan produktivitas kerja?

1 Like

Hubungan antara gizi dan produktivitas adalah berbanding lurus dalam artian semakin berat atau tinggi kebutuhan energi untuk mengahsilkan barang/jasa (produktif) maka semakin tingi pula zat gizi yang perlu dikonsumsi. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ariati (2013) yang melakukan penelitian tentang hubungan antara gizi dengan produktivitas tenaga kerja.

Sesungguhnya produktivitas sendiri dipengaruhi banyak faktor, diantaranya adalah kecukupan zat gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerjakarena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja.

Mengingat nutrisi merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan produktivitas kerja maka pengguna tenaga kerja diharapkan selalu memerhatikan pemenuhan nutrisi pekerjanya untuk mendapatkan produktivitas kerja setinggi-tingginya.

Referensi

Ariati, Ni Nengah. 2013. Gizi dan Produktifitas Kerja. Jurnal Skala Husada. Vol.10 (2) : 214-218.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI


  1. Konsumsi makanan
    Seseorang yang dalam kehidupannya sehari-hari mengkonsumsi makanan yang kurang asupan zat gizi, akan mengakibatkan kurangnya simpanan zat gizi pada tubuh yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apabila keadaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya akan terjadi kemerosotan jaringan (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:8).

  2. Status Kesehatan
    Tingginya penyakit parasit dan infeksi pada alat pencernaan dan penyakit lain yang diderita juga akan mempengaruhi ststus gizi seseorang. Memburuknya keadaan akibat penyakit infeksi adalah akibat beberapa hal, antara lain :

  • Turunnya nafsu makan akibat rasa tidak nyaman yang dialaminya, sehingga masukan zat gizi kurang padahal tubuh memerlukan zat gizi lebih banyak untuk menggantikan jaringan tubuhnya yang rusak akibat bibit penyakit.
  • Penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare dan muntah yang menyebabkan penderita kehilangan cairan dan sejumlah zat gizi seperti berbagai mineral, dan sebagainya. Penyakit diare menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan juga terganggu, sehingga secara keseluruhan mendorong terjadinya gizi buruk.
  1. Faktor Lingkungan Kerja
    Menurut Sugeng Budiono (2003:159) faktor lingkungan kerja menunjukkan pengaruh yang jelas terhadap gizi kerja. Beban yang berlebihan menyebabkan penurunan berat badan, sebaliknya motivasi yang kuat, kadang-kadang meningkatkan selera makan yang menjadikan sebagai salah satu penyebab bertambahnya berat badan dan kegemukan.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA


  1. Jenis Kelamin
    Ukuran dan daya tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan wanita., kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan tangan dan kurang memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukkan bahwa tenaga kerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang memerlukan ketrampilan dan ketelitian daripada tenaga kerja pria (Soeripto, 1992:36).

  2. Umur
    Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam umur pertengahan 20 dan kemudian menurun dengan bertambahnya umur dan akan berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun (Sugeng Budiono, 2003:147). Berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik.

  3. Status Kesehatan
    Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan produktivitasnya secara nyata, bahkan tingkat produktivitasnya menjadi nihil sekali. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab rendahnya produktivitas untuk relatif waktu yang panjang. Keadaan diantara sehat dan sakit juga menjadi turunnya produktivitas yang sering dapat dilihat secara nyata bahkan besar (Sugeng Budiono, 2003:59).

  4. Gangguan Biologis Tenaga Kerja Wanita
    Tenaga kerja wanita mempunyai berbagai gangguan yang berhubungan dengan fungsi kelaminnya yang akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjannya, antara lain: Siklus haid yang tidak teratur, kehamilan, masa nifas, menopause (Sugeng Budiono, 2003:147-148).

  5. Masa Kerja
    Adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya (Tulus MA, 1992:12).

  6. Pendidikan
    Pendidikan dan pelatihan membentuk dan menambah pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan dengan aman, selamat dalam waktu yang cepat. Pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir dan bertindak dalam menghadapi pekerjaan (Sugeng Budiono, 2003:265).

  7. Gangguan Lingkungan Kerja
    Gangguan lingkungan juga dapat mempengaruhi para pekerja, yaitu : Gangguan Fisik Yang meliputi : 1) Suhu 2) Radiasi kelembaban 3) Sinar 4) Suara dan getaran Gangguan KimiaYang meliputi : 1) Logam 2) Debu 3) Aerosol 4) Gas 5) Uap dan kabut Gangguan Biologis Yang meliputi : 1) bakteri 2) virus 3) Parasit (Mariyati Sukarni, 1994:67).

HUBUNGAN ANTARA GIZI DAN PRODUKTIVITAS KERJA


Menurut Emil Salim (2002:232) bahwa gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada karyawan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya. Sedangkan menurut Suma’mur (1996:197), Gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air, keenam komponen tersebut dapat diubah menjadi energi (Agus Budiyanto, 2001:9). Energi diperlukan manusia untuk mempertahankan proses kerja tubuhnya dan menjalankan kegiatan kegiatan fisik (Agus Budiyanto, 2001:77).

Dalam hubungannya dengan produktivitas kerja, seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik (Sugeng Budiono, 2003:154). Seseorang yang kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat maupun ringan, yaitu IMT < 17,0 dan IMT 17,0-18, 4 maka orang tersebut akan kurang mampu bekerja keras, sedangkan orang yang gemuk atau kelebihan berat badan , yaitu IMT 25,1-27,0 dan IMT > 27,0 maka orang tersebut kurang gesit dan lamban dalam bekerja. Sedangkan orang yang mempunyai berat badan normal dengan IMT 18,5-25,0 akan lebih lincah dalam bekerja (Puslitbang, 2001).

Sumber:
https://lib.unnes.ac.id/1407/1/2282.pdf