Bagaimana hubungan antara body image dengan status gizi?

Bagaimana hubungan antara body image dengan status gizi ?

Bagaimana hubungan antara body image dengan status gizi ?

2 Likes

Citra tubuh atau biasa disebut dengan body image merupakan keyakinan atau persepsi individu yang dengan sadar mengenai bentuk tubuhnya. Citra tubuh dikategorikan menjadi dua yaitu citra tubuh positif dan citra tubuh negatif. Dikatakan citra tubuh positif adalah pandangan positif seseorang terhadap tubuhnya dan menerima bentuk tubuh yang dimiliki, sementara itu citra tubuh negatif adalah pandangan negatif seseorang terhadap bentuk tubuh dan tidak puas dengan bentuk tubuh yang dimiliki. Dampak dari pandangan negatif terhadap bentuk tubuh diri sendiri berkaitan dengan kesehatan mental, emosional, dan perilaku, seperti gangguan pola makan dengan diet yang tidak sehat dan porsi berlebih, depresi, dan tidak percaya diri. Pada umumnya remaja putri beranggapan bahwa bentuk tubuh yang ideal adalah tubuh yang langsing dan tinggi. Persepsi negatif mengenai citra tubuh dapat memengaruhi pola makan sehingga akan memengaruhi status gizi.

menurut Lintang dan Onibala (2015) atas penelitiannya pada remaja di SMAN 1 Manado, menyatakan bahwa pelajar yang merasa kurang puas dengan bentuk tubuhnya kemudian melakukan pengaturan pola makan dengan membatasi asupan gula, minuman bersoda, daging dan karbohidrat. Kemudian Ristianti (2012) menambahkan bahwa risiko terjadinya gizi berlebih pada remaja putri yang tidak puas dengan ukuran tubuhnya 7,2 kali lebih tinggi dari pada yang merasa puas. Sementara itu, hasil studi pendahuluan pada penelitian ini menunjukkan bahwa 7 dari 10 siswi merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Hasil pendahuluan tersebut sejalan dengan hasil penelitian dari Kurniawan et al., yang menyatakan bahwa sebanyak 78,6% remaja putri dari 100 remaja memiliki pandangan negatif terhadap penampilannya. Hal tersebut mendorong siswi yang bersangkutan untuk melakukan upaya-upaya tertentu untuk membentuk tubuh, misalnya dengan mengatur pola makan hingga berolahraga. Berdasarkan penjelasan diatas maka penting untuk melakukan penelitian terkait dengan status gizi remaja putri.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Bimantara et al., (2019) menyebutkan bahwa citra tubuh berhubungan dengan status gizi pada siswi di SMA Negeri 9 Surabaya. Berdasarkan uji spearman menyatakan bahwa antara citra tubuh dengan status gizi menunjukkan hubungan yang signifikan dengan nilai p<0,001. Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan antara citra tubuh dengan status gizi pada siswi di SMA Negeri 9 Surabaya. Remaja khususnya remaja putri perlu untuk diarahkan pada status gizi normal agar memiliki citra tubuh positif.

Referensi

bimantara et al… Hubungan Citra Tubuh dengan Status Gizi pada Siswi di SMA Negeri 9 Surabaya. Amerta Nutr (2019) : 85-88

Hasil penelitian Widianti dan Candra (2012) terhadap 72 siswi SMA Theresiana Semarang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara body image dan perilaku makan dengan status gizi pada remaja putri. Semakin tinggi ketidakpuasan terhadap body image maka status gizinya semakin tidak normal (overweight atau obesitas). Ketidakpuasan terhadap body image rata-rata terjadi pada subyek dengan status gizi overweight dan obesitas. Terdapat pula subyek yang memiliki status gizi normal namun merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Ada hubungan antara perilaku makan dengan status gizi remaja. Semakin baik subyek menjalankan perilaku makan, maka status gizinya semakin baik.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah identitas sampel, status gizi (variabel terikat), body image (variabel bebas), dan perilaku makan (variabel bebas). Status gizi adalah gambaran keadaan gizi seseorang yang ditentukan berdasarkan perhitungan IMT kemudian dikonversikan ke dalam nilai z-score BMI/U untuk anak perempuan usia 5-19 tahun menggunakan program WHO Anthro Plus 2007. Status gizi dikategorikan menjadi obesitas >+2SD, overweight >+1 SD, normal -2 SD - +1 SD, kurus <-2SD dan sangat kurus <-3SD. 11 Berat badan ditimbang dengan timbangan digital yang memiliki kapasitas 150 kg dan ketelitian 0,1 kg, sedangkan tinggi badan diukur dengan microtoise yang memiliki kapasitas 200 cm dan ketelitian 0,1 cm.

Body image diukur dengan menggunakan kuesioner Body Shape Questionnaire (BSQ) yang berisi 34 pertanyaan dengan rentang skala 1 (tidak pernah) sampai 6 (selalu). Hasil skor body image kemudian diinterpretasikan dalam 2 kategori, yaitu puas terhadap bentuk tubuh (skor ≤ 110) dan tidak puas terhadap bentuk tubuh (skor > 110 ).12 Kemudian dilakukan FGD (focus group discussion) dipilih secara random kepada 10 subyek yang merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya untuk menggali lebih dalam mengenai body image.

Referensi

Widianti, Nur dan Candra, Aryu. 2012. Hubungan Antara Body Image Dan Perilaku Makan Dengan Status Gizi Remaja Putri Di Sma Theresiana Semarang. Journal of Nutrition College. Vol. 1 (1) : 398-404.