Bagaimana hoaks dapat Viral?

hoax

Apa yang dikatakan Joseph Goebbels, Menteri propaganda Nazi, “Kebohongan yang diceritakan sekali tetap menjadi kebohongan, tetapi kebohongan yang diceritakan seribu kali akan menjadi kebenaran” memang benar. Ilmuwan telah mengungkap bagaimana hal ini bisa bekerja berdasarkan ilmu saraf. Para peneliti dari Weizmann Institute of Science Israel menemukan bahwa pengaruh lingkungan sosial dapat meskipun berupa informasi yang salah dapat menggantikan memori informasi yang telah tersimpan pada otak, meskipun informasi tersebut benar dan akurat.

Apa yang dikatakan Joseph Goebbels, Menteri propaganda Nazi, “Kebohongan yang diceritakan sekali tetap menjadi kebohongan, tetapi kebohongan yang diceritakan seribu kali akan menjadi kebenaran” memang benar. Ilmuwan telah mengungkap bagaimana hal ini bisa bekerja berdasarkan ilmu saraf. Para peneliti dari Weizmann Institute of Science Israel menemukan bahwa pengaruh lingkungan sosial dapat meskipun berupa informasi yang salah dapat menggantikan memori informasi yang telah tersimpan pada otak, meskipun informasi tersebut benar dan akurat.

Penelitian tersebut dilakukan dengan melibatkan 30 orang dewasa yang diberikan tiga kali ujian dengan pertanyaan-pertanyaan yang sama pada masing-masingnya. Di mana, manipulasi informasi diberikan pada ujian kedua untuk mengetahui bagaimana respon perserta sebelum dan sesudah adanya manipulasi informasi. Segala aktivitas penelitian direkam menggunakan fMRI (Functional Magnetic Resonance Imaging) untuk mengetahui bagaimana otak merespon adanya informasi palsu tersebut.

Hasilnya, 68% peserta menjawab salah padahal mereka dapat menjawab dengan benar dan akurat pada ujian sebelumnya. Ketika, pengaruh sosial itu dihapuskan dan dilakukan ujian ketiga, 40.8% perserta tetap menjawab salah. Sehingga dapat dikatakan bahwa memori otak kita rentan terhadap pengaruh sosial meskipun berupa informasi yang jelas salah. Para peneliti mendapatkan bahwa perisitiwa ini melibatkan amigdala yang berperan dalam menghantarkan pengaruh sosial terhadap memori jangka Panjang. Pengaruh sosial ini bisa berupa kesalahan memori yang permanen maupun sementara.

Sumber:
sains.me