Bagaimana gejala klinis dan perubahan patologis dari penyakit aspergillosis?

Aspergillosis atau Brooder Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan oleh
cendawan. Penyakit ini menyerang manusia dan hewan. Pada unggas terutama
menyerang alat pernapasan, pada sapi biasanya berupa radang plasenta yang
mengakibatkan keguguran. Kerugian terjadi karena kematian pada anak ayam
akibat aspergillosis paru, dan keguguran pada sapi.

image

Gejala Klinis
Masa inkubasi peryakit berlangsung antara 2-3 hari. Ayam yang terserang ditandai dengan gejala depresi, nafsu makan menurun, lemah, gemetar, sesak nafas, bulu berdiri dan kotor terutama bulu di daerah perut dan dubur, selanjutnya diikuti dengan diare, feses berwarna putih kapur dan kematian yang terjadi akibat dehidrasi.

Patologi
Patologi anatomi pada ayam yang terinfeksi virus IBD tampak sebagai berikut :

  • Karkas Terlihat dehidrasi, warnanya merah kegelapan dan kering disertai perdarahan ptekie atau ekimose terutama pada otot dada, paha dan tungkai, kadangkadang otot punggung dan sayap bagian dalam.
  • Bursa Fabricious Pada awal infeksi, bursa tampak membesar ukurannya sampai 3 kali lipat dari ukuran normal. Pada hari ke-3, ukuran dan berat bursa bertambah, mengalami oedema dan kongesti bahkan sampai perdarahan. Pada hari ke4 beratnya bertambah dua kali lipat. Permukaan luar dari bursa dilapisi oleh lendir berwarna kuning kecokelatan. Lekukan atau serat longitudinal pada permukaannya lebih menonjol, warna yang tadinya putih berubah menjadi agak kemerahan atau krem, di dalam lumen terdapat lendir atau massa perkejuan dan perdarahan nekrosa. Setelah hari ke-5 ukurannya kembali normal selanjutnya cenderung atrofi. pada hari ke-8 ukurannya tinggal sepertiga dari ukuran normal dan di dalam lumennya terdapat perdarahan nekrosa atau massa perkejuan.
  • Limpa Terlihat sedikit membesar dan kongesti, sering ditemukan bercak putih keabuan pada permukaannya.
  • Ginjal Mengalami pembengkakan yang konsisten terutama lobus anterior, disamping terlihat kongesti ada juga bagian yang terlihat pucat disertai dengan endapan asam urat.
  • Timus Terjadi perubahan yang konsisten seperti pada bursa yaitu pada kasus awal umumnya membengkak dan sangat kongesti atau seperti daging rebus, menebal serta terdapat jaringan ikat gelatinous yang menutup permukaan, selanjutnya mengalami atropi.
  • Hati Warnanya agak merah gelap kadang-kadang membengkak.
  • Sumsum tulang Sumsum tulang femur terlihat kuning atau merah muda.
  • Proventrikulus Pada kasus yang hebat kadang-kadang ditemukan perdarahan pada mukosa dekat pertautan antara proventrikulus dengan ventrikulus. -

Perubahan Histopatologi Jaringan terinfeksi menunjukkan perubahan sebagai berikut :

  • Bursa Fabricious Sel-sel limfoid bursa memperlihatkan perubahan degenerasi, deplesi sampai nekresis limfosit folikuler. Perubahan degenerasi tersebut ditandai dengan piknosis dari inti sel disertai dengan adanya bercak lipida di dalam sitoplasma limfosit di beberapa folikel limfoid. Sebagian atau seluruh sel Iimfoid folikel telah mengalami nekrosis dan diganti oleh sel-sel heterofil, debris fiknotik dan sel-sel retikulo endotelial yang mengalami hiperplasia. Jaringan ikat inter folikel terlihat longgar karena tertekan oleh cairan udem atau akibat hiperplasia jaringan ikat fibrous (Fibroplasia). Apabila sel-sel limfoid yang telah mengalami nekrosis kemudian lepas maka akan meninggalkan bagian nekrosis bentuk kista. Bentukan kista ini dapat meluas ke seluruh folikel bahkan sampai ke epitel bursa. Epitel bursa sebagian besar mengalami profilerasi atau erosi dan membentuk banyak lekukan yang menyerupai struktur glanduler. Sel-sel epitel bentuknya kolumner, mengandung globul mucin dan hanya sebagian kecil mengalami atropi dan bentuknya cenderung kuboid. Jumlah dan ukuran mikrofilli sel epitel berkurang.
  • Limpa Kerusakan yang terjadi pada limpa lebih ringan dibandingkan di bursa demikian pula kesembuhannya lebih cepat. Pada stadium awal sel-sel retikulo endotelial di sekitar arteri adenoid sheath mengalami hiperplasia. Pada hari ke-3, sel-sel limfoid dan peri-arteriola limfoid sheath mengalami nekrosis, disamping itu terjadi kongesti dan perdarahan yang hebat.
  • Timus Terlihat kongesti sampai perdarahan dan hiperplasia sel-sel limfoid serta nekrosis. Nekrosis fokal ini ditandai dengan kumpulan sel piknosis dan debris sel dengan reaksi fagositik dan sel-sel retikuler epitelial.
  • Sekal tonsil Menunjukkan perubahan reaksi seluler pada jaringan nekrosis. Penurunannya mencapai 51% setelah 7 hari pasca infeksi, akan tetapi penurunan ini sifatnya sementara oleh karena akan kembali normal seteiah 14 hari.
  • Ginjal Terjadi degenerasi sel-sel tubuler ginjal dan pada beberapa kasus di dalam lumen terdapat asam-urat. Pada kebanyakan kasus terdapat infiltrasi atau akumulasi sel-sel mononuklear inter-tubuler bersifat fokal atau multifocal.
  • Hati Perubahannya sama seperti pada ginjal yakni terdapat infiltrasi atau akumulasi sel-sel mononuklear yang bersifat fokal atau multifokal disamping itu kadang-kadang kongesti atau perdarahan.

Patologi Klinis Ayam diinfeksi secara percobaan dengan virus IBD ganas menunjukkan perubahan biokimia darah yaitu terjadi peningkatan level glutamat oxaloasetat transaminase (GOT), Laktat dehidrogenase (LDH), dan kreatin fosfokinase (CPK), sedangkan alkaline fosfatase (ALP), total kolesterol dan fosfolipida menurun pada hari ke-3 atau ke-4. Total bilirubin cenderUng meningkat sedangkan level kalsium darah, total protein dan ratio albumin/globulin (A/G) menurun terjadi pada hari ke-3 atau ke-4. Nilai hematokrit adalah 28% atau kurang yang diamati pada 62% dari ayani yang disuntik dengan isolat 90.14 pada hari ke-12 pasca infeksi. Semua level ini kembali ke level normal pada had ke-14 atau ke-12 paska infeksi.