Bagaimana Gejala dari penderita PTSD?

penderita ptsd

Gejala PTSD cenderung mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama dalam hubungan dengan orang lain serta lingkungan kerja. Gejala yang muncul pada tiap pengidap bisa berbeda-beda. Ada yang mengalaminya segera setelah kejadian dan ada juga yang muncul setelah beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun kemudian.

Secara umum, gejala PTSD bisa dikelompokkan ke dalam lima jenis. Berikut ini adalah penjelasan serta contohnya.

  • Ingatan yang mengganggu, contohnya selalu mengingat detail mengerikan dari kejadian tragis atau sering mimpi buruk tentang kejadian tersebut.

  • Kecenderungan untuk mengelak membicarakan atau memikirkan kejadian traumatis. Kondisi ini ditunjukkan dengan menghindari tempat, kegiatan, atau oranng yang memicu ingatan untuk kejadian traumatis.

  • Pola pikir yang berubah negatif. Pengidap PTSD cenderung memiliki perasaan negatif terhadap diri sendiri atau orang lain, merasa terasing.

  • Merasa putus asa dalam menghadapi masa depan, memiliki masalah ingatan, termasuk mengingat aspek pentingdari kejadian traumatis serta kesulitan membina hubungan yang dekat dengan orang lain.

  • Perubahan emosi. Perubahan ini ditunjukkan dengan oerbedaan reaksi secara fisik maupun emosi, seperti sulit berkonsentrasi, merasa sangat selalu waspada, mudah terkejut dan takut, mudah kesal atau marah, serta sulit tidur.


Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, (DSM-IVTR), PTSD didefinisikan sebagai suatu kejadian atau beberapa kejadian trauma yang dialami atau disaksikan secara langsung oleh seseorang berupa kematian atau ancaman kematian, cidera serius, ancaman terhadap integritas fisik atas diri seseorang. Kejadian tersebut harus menciptakan ketakutan yang ekstrem, horor, rasa tidak berdaya (Sadock, B.J. & Sadock, V.A., 2010).

Gejala Post-traumatic Disorder

Gejala PTSD bisa terdeteksi dari 3 (tiga) kategori utama, yakni:

  • Mengalami kembali kejadian traumatic (re-experience),
  • Penghindaran (avoidance), dan
  • Gejala Ketegangan (hyperarousal).

Diketahui juga bahwa anak-anak dan remaja dapat memiliki reaksi ekstrim untuk trauma, akan tetapi gejala yang ditunjukkan tidak sama dengan orang dewasa. Pada anak-anak yang sangat muda, gejala-gejala ini dapat meliputi;

  • Mengompol,
  • Melupakan bagaimana atau tidak mampu untuk berbicara,
  • Memerankan peristiwa menakutkan selama bermain,
  • Menjadi luar biasa menempel dengan orang tua atau orang dewasa lainnya (Hamblen J, 2006).

Secara umum gejala-gejala yang sering dialami korban PTSD adalah sebagai berikut:

  • Pengulangan pengalaman trauma, ditunjukkan dengan selalu teringat akan peristiwa yang menyedihkan yang telah dialami itu, ada flashback (merasa seolah-olah peristiwa yang menyedihkan terulang kembali), nightmares (mimpi buruk tentang kejadian-kejadian yang membuatnya sedih), reaksi emosional dan fisik yang berlebihan karena dipicu oleh kenangan akan peristiwa yang menyedihkan

  • Penghindaran stimuli yang diasosiasikan dengan pengalaman traumatik atau mati rasa dalam responsivitas. Seseorang yang mengalami trauma menghindari untuk berpikir tentang trauma atau tentang stimulus yang mengingatkan pada kejadian tersebut. Mati rasa adalah menurunnya ketertarikan pada orang lain, suatu rasa keterpisahan, dan ketidakmampuan untuk merasakan berbagai emosi positif.

  • Ketegangan yang meningkat, ditunjukkan dengan susah tidur atau mempertahankan tidur, mudah marah atau tidak dapat mengendalikan marah, sulit berkonsentrasi, kewaspadaan yang berlebih, respon kejut yang berlebihan atas segala sesuatu (Nevid, 2005)